Bab.34

3.5K 261 18
                                    

Hari telah menunjukkan pukul 19:00 Ara tengah bersiap untuk pergi begitu pun dengan vano

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari telah menunjukkan pukul 19:00 Ara tengah bersiap untuk pergi begitu pun dengan vano.

Entah apa yang tengah vano rencanakan Ara hanya mengikuti nya saja, vano cuma mengatakan dia akan mengajak Ara untuk makan di luar.

sungguh Ara merasa vano sangat tampan, menggunakan jaket coklat, baju kaos putih dan lepis hitam yang melekat pada diri nya.

" udah liat nya? Gua mah udah ganteng dari lahir" ucap vano merasa bangga.

" ke PD an gua liatin Lo karna ada belek nya tu di mata"

Vano pun langsung mengambil ponselnya dan langsung melihat apakah benar ada belek di mata nya, karna jujur vano sudah mandi dan sangat harum.

"Rasa!!"  teriak vano kesal.

mereka pun menikmati angin malam bersama menaiki motor dengan tangan Ara yang melingkar di perut vano.

"kita mau makan di mana?" tanya Ara semangat.

" hehhe kita makan pecal lele mang ujang aja ya " jawab vano cengengesan.

" kalau tau makan di warung mang Ujang gak usah deh capek-capek dandan " oceh Ara  dalam hati merasa kesal .

mereka pun langsung makan, sungguh Ara sangat lapar karna tadi memang dia tidak makan, karna akan dinner dengan vano.

" Van. Boleh nambah ya??"tanya ara dia masih lapar.

"Lo lapar apa kesetanan Ra?"

" Ra bawa uang gak, nanti aku ganti kok, aku cuma Bawak 35.000 cukup nya cuma makan kita sekarang, ini pun minjam dari Galang" ucap vano cengengesan.

" dia yang ngajak makan, gue yang bayar , untung udah laki  kalau enggak gue Gibas juga ni cowok" omel Ara.

" wahahhaha "vano merasa geli dengan Omelan Ara.

setelah selesai makan, Ara dan vano pun berniat pulang, tapi di saat perjalanan vano mengajak Ara  untuk berhenti di taman kota sebentar.

" mau apa ke taman?" tanya Ara heran.

" maling bunga" jawab vano asal.

" ihhhh serius?"

" udah ikutin aja sekarang duduk, tutup mata nya ya" kata vano mengarahkan.

" masak gak ingat sih ini ntanggal berapa " omel vano dalam hati.

Ara  pun merasa heran ada sentuhan, yang menaiki sedikit rambut nya dan seperti ada yang melingkar di leher nya  dan vano  pun menyuruh Ara untuk membuka mata nya.

" Gimana suka?" tanya vano  semangat, tapi Ara  hanya diam Tanpa suara lalu ia menjawab.

" suka banget? Lo nyopet?" ucap Ara heran di mana vano mendapatkan uang untuk membelikan kalung sebagus ini.

" dapat uang dari mana pasti harga nya mahal ?" tanya Ara lagi.

" ngepet sayang"

" Vano  serius ??"

" itu hasil nge bobol pantat ayam kesayangan gua Ra! Demi 5 bulan pernikahan eakk. Baper lu gua Gibas ne."

" Kok Lo ngabisin uang cuma buat beli kalung buat gua sih Van. Ini kan hak Lo."

" itu tabungan gua  dari SD Ra. sudah 8 tahun aku nabung. Gua sih udah lama niat mau beliin Lo  kalung tapi uang nya baru cukup sekarang dan pas banget anniversary hubungan kita yang ke  5 bulan. " ucap vano panjang lebar sambil mengelus rambut Ara.

TES...

air mata Ara  jatuh di pipi nya, sungguh dia merasa menjadi wanita sangat beruntung, Memiliki vano , perjuangan vano  untuk membelikan kalung ini sangat panjang.

"  jaga ya kalung itu baik - baik gua  membeli nya butuh perjuangan.  jika kelak gua gak ada  setidaknya gua  pernah memberikan sesuatu yang berharga, untuk Lo Ra. Gua sayang sama Lo  melebihi apapun, karna bagi gua Lo  harta terbesar yang gua punya saat ini.

" Aaa bisa aja ni kadal." Ara memeluk vano dan memperlihatkan kalung yang terpasang sangat indah di lehernya.

"Gua pasti jaga ni kalung janji deh." Ara menaikan kelingking nya dan berjanji akan menjaga kalung dari vano.

"Gua gak akan tau sampai kapan bisa lihat wajah Lo Ra."

Vano PraditiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang