Bab.31

3.5K 251 26
                                    

"cinta kita rumid

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"cinta kita rumid....
Maut sedang menunggu Ra!"

🌜🌜🌜🌜🌜🌜🌜🌜

" Mau beli apa lagi Ra.. Cimory nya Jan banyak-banyak mahal Ra nangis ni dompet." Ucap vano merasa iba kepada dompet nya.

" Hihi enggak 10 aja cukup kok."

" What." Ucap vano kaget, " dah l balek ni gua mo nangis aja."

Mereka berdua keluar dari Alfamart dan pergi ke taman tak jauh dari sana.

Vano mengambil tangan Ara
" Ni di pake jimat dari gua, supaya jin dan sejenisnya gak berani deketin lu." Vano mengikat tangan Ara dengan benang berwarna hitam.

" Bilang aja mau caupelan." Ucap Ara sinis melihat gelang yang sama di tangan vano.

" Hihihi jadi malu."

" Gua harap cinta kita gak sad ending." Ucap vano dalam hati nya.

Setelah bermain-main di taman Ara izin pergi bersama gia, untuk ke cafe .

" Gabut ya Van ... izin ya dah lama gak ketemu gia."

" Perasaan tiap hari deh ketemu....Lo lesbian ye sama gia." Ucap vano ngeri.

Plakkk....

" Sakit Ra...." Vano pun mengusap kepala nya yang di geplak oleh ara .

" Lo homo ." Ara pun langsung pergi bersiap-siap ke kamar nya untuk pergi bersama gia.

" Ngintip ah." Teriak vano dari luar kamar.

" Coba aja Lo masuk, gua sunat dua kali Lo Vanooo." Teriak Ara.

" Jangan.... Hilang masa Depan gua.." vano pun berlari menjauh dari Ara.

" Aku mah apa atuhhhh ....cuma selingkuhan kamuu asekkk ...." Vano bernyanyi sambil berjoget di depan layar tv nya.

" Emang setres tu anak." Ucap Ara ngeri.

" Stopppppp."teriak vano melihat Ara membuka pintu.

" Salim dulu." Vano pun tersenyum sangat manis.

" Ihhh dasar ya." Ara pun terkekeh kecil geli melihat tingkah vano.

Ara dan gia pergi ke cafe tak terlalu jauh dari rumah gia.

Mereka dengan santai duduk di cafe menunggu pelayan datang.

" Gioooooooo." Teriak mereka berdua sangat terkejut, melihat gio bekerja di cafe ini sebagai pelayan.

Gio pun mengangkat alis nya
" Lo berdua mau pesan apa, waktu gua gak banyak."

" What... seorang gio kerja beginian, Lo mau beli apa GI sampe kerja beginian." Kejut gia tak percaya.

" Mo pesan atau enggak...gua tinggal ni."

Mereka berdua pun akhirnya memesan makanan dengan rasa terkejut yang tak kunjung selesai.

"Semua ini demi vano Ra." Ucap gio dalam hati dan pergi menjauh dari mereka.

" Whatt tampar gua gia cepetan ni mimpi atau enggak sih."

" Awwww pelan-pelan Napa." Ara pun mengusap pipi nya sakit di tampar gia.

" Ternyata gak mimpi Ra, gua gak nyangka itu gio raaaa gio."

" Gua rasa gio gak miskin-miskin amat sampe mau jadi pelayan."

Pertanyaan demi pertanyaan menghantui mereka berdua.

" Tunggu sebentar ya GI, gua mo bantuin suami dulu kasian daaa." Ara pun pergi berjalan mendekat ke arah gio .

" Jan ganggu gua." Ucap gio risih melihat Ara yang dari tdi mengikuti nya.

" Awwww ." Ara tak sengaja menyentuh pecahan beling yang di bersihkan oleh gio.

Gio pun dengan cepat mengambil tangan Ara" kan udah gua bilang...pake ni "

" Bukan gitu cara make nya, "gio pun mengobati luka Ara.

" Lo itu kek Taka teki GI, gua bingung , kadang Lo peduli kadang ahhh tau ah." Ucap Ara puyeng.

" Lo suami gelap gua, gak mau tau." Ara pun tersenyum dan pergi kembali ke mejah nya.

" Hah suami gelap." Ucap gio tersenyum geli.

"Mendam rasa demi kebahagiaan orang lain sakit juga ya." Gio memandang Ara sekilas.

Vano PraditiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang