Bab.13

4.9K 391 15
                                    

Semenjak menikah dengan vano, Ara sudah tidak pernah lagi bertemu dengan papa nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semenjak menikah dengan vano, Ara sudah tidak pernah lagi bertemu dengan papa nya. Merasa sedikit tenang tanpa ada gangguan di pikiran nya.

Matahari telah memancarkan sinar nya Ara pun sudah terbangun dari tidurnya sedangkan vano dia masih terlelap dengan mimpi nya.

" Vano bangun vano ihhh bangun bangsat gue tinggal ni." Ara terus saja menggoyangkan badan vano namun dia kunjung juga terbangun.

" Van, vano gue mau lahiran ni bocah nya dah mau keluar vano cepetan bangun. Lo mau gue mati vano gue mau lahiran." Teriak Ara vano pun langsung duduk dari tidurnya dengan wajah yang hawatir.

" Ra Lo kenapa Lo beneran mau lahiran anak siapa Ra anak siapa." Cemas vano entah vano emang goblok atau goblok beneran.

Ara pun melemparkan bantal ke wajah vano, " vano cepetan mandi nanti telat sekolah vano, " emosi Ara .

Vano pun menarik Ara duduk di sebelah nya  " uhh jadi pengen jadi bapak beneran deh Ra." Goda Vano.

"Awwww, Ara Lo emang kebangetan ya.  jahat lu ingat laki lu ni." Vano pun memandang iba kepada kaki cilik nya itu yang di injak kuat oleh Ara.

" Gue hitung sampe tiga kalau Lo belum juga mandi gue tinggal."

Vano pun dengan cepat berlari mengambil handuk dan menyiram Ara sedikit dengan air minum di depan nya.

" Vanooo bangsat lu ya, aaaaa goblok mandi."

" Wahhaa gue baru tau macan takut sama burung Ra." Tawa vano pun pecah dan dia dengan cepat berlari ke kamar mandi dengan cepat.

" Emang dasar ya tu orang ngeselin, mimpi apa gue nikah sama yang begituan. aaaa gue tu pengen nya gio bukan vano aaa hidup gini amat." Ara pun membuka handphone nya sambil menunggu vano mandi .

" Aaaa my baby online huhuuhu " girang Ara.

Me: udah sarapan blm?

My love❤️: blm

Ara pun dengan cepat langsung pergi ke dapur untuk masak mumpung waktu masih ada dan belum kesiangan meski dia tau dia gak bisa masak demi cinta ya harus di perjuangkan.

" Ih ini apa sih kok bikin nasi goreng ribet banget ." Kesal Ara sedangkan dari kejauhan vano tersenyum melihat Ara " lucu." Ucap vano dan mendekat ke arah Ara.

" Pagi by...uh istri idaman banget ni pagi-pagi masak untuk suami."

" IDIH kepedean ini untuk gio Wek." Seketika senyum vano luntur.

" Bagi dikit dong, masak suami nya gak di bagi ni."

" Nanti makan di kantin aja ya suami ku yok berangkat."

Vano pun mengikuti saja ucapan dari Ara, karna dia malas untuk adu debat pagi-pagi dengan istri yang gak punya akhlak seperti Ara.

" Pagi anak setan." Sapa Ara dan langsung duduk di kursi gia.

" Eh pagi anak pungut." Sapa gia balik," wiss tumben bawa bekal untuk gue ya." Gia mengambil kotak bekal yang Ara bawa.

" Enak aja lu, ini untuk my Beby gio, jangan kepedean." Bibir gia pun mancung kedepan seperti bebek, sedangkan vano sedang ngerumpi di pojok bersamaan dua curut sahabat nya.

Tak beberapa lama gio, masuk dengan wajah cool nya, dan langsung duduk di tempat nya dengan memandang lurus kedepn.

" Pagi gio, gue bawa makanan ni." Ara pun membagi makanan itu ke gio, sedangkan gio membalikan badan nya, menatap ke arah Ara.

" Gua gak semiskin itu. Sampe gak sanggup beli makan." Tolak gio.

"GI dikit aja."

" Makasih gue udah kenyang." Jawab nya datar.

" Ya makan dong dikit aja, gue bela-belain masak Lo demi Lo GI, liat ni tangan gue pada luka gara-gara ngupas bawang." Lirih Ara pelan sedikit ada nada kecewa.

Gio pun membuka bekal itu dan terlihat lah wajah berseri Ara yang sedang tersenyum.

" Wek asin banget, Lo mau bagi makan atau mau nge bunuh gue asin banget bangsat." Ucap gio sambil membanting sendok .

" Eh maaf GI. Kalau Lo gak suka."

Vano PraditiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang