Bab.12

4.9K 417 27
                                    

Ara membawa nampan pesanan nya, dan tak sengaja tersenggol ke kakak kelas nya, sehingga nampan itu membasahi sedikit baju kakak kelas nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ara membawa nampan pesanan nya, dan tak sengaja tersenggol ke kakak kelas nya, sehingga nampan itu membasahi sedikit baju kakak kelas nya.

" Lo jalan pakai mata dong, " kesal kakak kelas nya yang bernama iren .

" Maaf kak gak sengaja, " Ara mengambil tisu dan berniat untuk membersihkan baju nya iren namun tangan nya langsung di tepis oleh iren.

Gio yang berada di dekat mereka hanya memandang saja tak ada niat untuk memisahkan mereka.

" Yaudah sana pergi." Usir iren sambil tersenyum miring dan meletakan kaki nya kedelapan sehingga minuman itu mengenai gio, iren pun tersenyum puas .

Vano yang geram pun berjalan menuju ke dekat Ara, begitupun dengan gia.

" Lo bisa gak sih jalan yang benar, kalau gak mampu jalan gak usah sok-sok an mau makan." Kesal gio .

" Maaf GI gak sengaja." Lirih Ara pelan.

" Maaf aja yang Lo bisa dasar murahan." Gio pun berdiri dan berniat ke toilet namun.

" Bugh." Satu pukulan mendarat di wajah gio.

Gio pun, membalikan badannya, dan terlihatlah wajah vano yang tengah menahan marah.

" Wah pahlawan nya nge bela, emang benar kan murahan, cewek yang ngejar-ngejar cowok itu namanya murahan." Gio tersenyum miring melihat vano yang semakin memerah.

"Lo." Tunjuk vano dan melayangkan tangan nya sekali lagi memukul gio.

" Emang ya, cinta bisa bikin orang buta." Gio hanya terkekeh dan tak berniat membalasnya.

Vano mengeluarkan berapa uang dan melemparkan ke gio, " untuk beli baju Lo dan nge didik mulut Lo. Sekali lagi Lo ngehina Ara gue gak segan-segan ngabisin Lo." Vano pun menarik tangan Ara melangkah pergi dari sana.

Sedangkan Ara hanya menunduk malu dan merasa bersalah karna selalu jahat dengan vano dia tak menyangka orang yang dia cintai akan mengeluarkan kata-kata sejahat itu.

Vano langsung membawa Ara pulang dalam perjalanan tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka berdua.

Setelah sampai Ara langsung pergi masuk ke kamar nya, vano pun menarik napas nya dan menyusul Ara yang dari tadi mengeluarkan air mata nya.

" Ra, jangan nangis gue gak bisa liat Lo nangis gue jadi ikut sedih." Lirih vano pelan di samping Ara, dengan cepat Ara memeluk vano menenggelamkan wajahnya ke dada bidang vano.

" Hiks hiks maafin gue Van, maafin gue." Ucap Ara menyesal.

" Udah gak usah nangis ya, bagi gue Lo wanita sempurna, siapapun yang nyakitin Lo dia berurusan sama gue karna berani nge hina istri gue." Ara pun semakin erat memeluk vano.

Vano pun menarik wajah Ara menatap nya " cinta ataupun enggak Lo ke gue, biar pun Lo cinta sama orang lain gue akan tetap mencintai Lo Ra. Lo nge balas atau enggak itu urusan Lo yang jelas Lo harus bahagia walaupun gue harus terluka."

Ara ingin menjawab nya namun vano meletakan tangan tunjuk nya ke bibir Ara , " Lo gak perlu nge jawab nya Ra biar waktu yang menjawab semua nya."

Vano pun mengecup bibir Ara sekilas dan menghapus air mata Ara dengan tangan nya.

"Maafin gue Van." Lirih Ara pelan.

" Udah ah lupain aja, dari pada sedih-sedih mending bikin dedek."

Mulai lah kumat penyakit menyebalkan vano.

" Enggak masih sekolah." Ketus Ara.

"  Punya bini ngapa kek singa ya Allah, cobaan hidup."

Vano tengah tertidur lelah itulah yang vano rasakan sedangkan Ara, menatap malas televisi nya bosan Ara pun melihat ke arah vano namun vano tak kunjung bangun.

Ara pun gabut dan duduk di sebelah vano " vano bangun dong gue kesepian jalan yok malam Minggu ni vano..." Ara menggoyangkan badan vano namun dia tak kunjung bangun.

Ara pun menarik hidung vano kencang. Vano pun membuka mata nya, mengambil kesadaran dan Ara pun tersenyum kesenangan.

" Astagfirullah." Kaget vano.

" Istri gue ngapa gini amat ya Allah." Sindir vano .

" Eh eh mau ngapain Lo, " gugub Ara .

Ara pun mendorong tubuh vano kuat " gue pengen gosok gigi dlu ya Van ." Ara pun segera berlari ke kamar mandi gugub .

" Wahaha lucu banget tu wajah istri gue ampun pengen merawanin rasa nya." Vano pun menatap ke arah adik kecil nya itu " sabar ya."

Ara dan vano pun pergi keluar untuk sekedar jalan-jalan karna bosan di rumah.

" Mau kemana sayang?" Tanya vano .

" Gak usah sok romantis." Sindir Ara sebal.

Vano dan Ara menikmati angin malam, terasa sangat nyaman, entah lah apakah ini yang dinamakan cinta jujur Ara juga bingung dengan perasaannya sendiri.

" Pelukan Ra dingin nanti jatuh."

" Modus Lo ya." Selidik Ara .

Vano pun melanjutkan motor nya dengan kencang dan mengerem mendadak dengan alasan ada lobang di depan.

Ara pun memeluk pinggang vano dan terlihat lah vano yang tengah tersenyum.

Ara dan vano berhenti di minimarket untuk membeli kebutuhan rumah yang sudah mulai habis.

Ara dan vano memilih-milih belanjaan yang mau di beli dan tak sengaja bertemu dengan gia sahabat Ara.

" Woi Lo ngapain belanja berduaan dengan vano? bukan nya benci banget ya?" Tanya gia penuh selidik, sedangkan Ara gelagapan sendiri dia belum siap untuk menceritakan dengan gia.

Vano pun mencoba untuk menjawab ucapan gia namun kaki nya di injak kencang oleh Ara sambil menatap vano dengan tersenyum.

" Eh enggak gia sayang ku , gue belanja sama ni tuyul di beliin semua karna dia kalah tantangan, Lo pengen belanja ambil deh semua yang Lo mau vano yang bayar." Jelas Ara sambil tersenyum lebar ke arah vano.

" Seriusan ra, " Ara pun mengangguk dan gia pun mengambil barang-barang yang dia perlukan mumpung gratis, sedangkan vano terdiam di tempat mendengarkan semua percakapan mereka berdua.

" Aaaaaaaa kering dompet gue aaa dosa apa gue dosa apa sampe hidup gini amat." Teriak vano prustasi sedangkan mereka berdua tertawa terbahak bahak dan melanjutkan berbelanja.

Setelah puas Ara dan gia pun segara ke kasir dan menaruh belanjaan nya.

" Ra, GI? gak salah ni sebanyak ini, gak jajan gue selama sebulan ni." Ucap vano memelas.

" Vano sayang, gak boleh pelit-pelit ya nanti ganteng nya ilang." Jawab ara sambil sedikit terkekeh.

Sedangkan mbak-mbak kasir itu pun tersenyum melihat tingkah mereka .

" Makasih vano, besok2 gini lagi ya, Lo emang teman paling baik deh." Puji gia .

" Iya gia sama-sama puas Lo pada tau ah gue ngambek." Vano pun langsung pergi memasuki mobil nya dengan jengkel.

" Wahaha emang Ra Lo paling de best deh love you Ara cinta ku geu pulang dulu." Gia pun melambaikan tangan nya .

Ara pun memasuki mobil vano " ciee ada yang bangkrut ni." Goda Ara.

" Berisik Ara." Kesal vano.

" Ingat gak boleh Lo bentak istri, kebahagiaan istri itu pahala loh suami ku." Ara pun tertawa sedangkan vano menatap Ara dan tersenyum paksa.

" Berilah hamba mu ini kesabaran ya Allah untung cinta."

Vano PraditiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang