jealous

12 2 3
                                    

Hari Minggu di rumah berlalu begitu aja, kemarin malem setelah pulang dari Rumah Bima kita udah capek banget dan langsung ke kamar masing-masing.
Pagi hari itu gw bangun lebih awal dan ke bawah, gw bener-bener kaget di bawah udah ada Mba Lastri sama Bima lagi nyiapin sarapan di dapur.

"Wihh, ada tamu nih.",sapa ku saat berjalan menuruni tangga.

"Eh, mba Megan.",sapa Mba Lastri kembali.

Bima hanya menoleh dan tersenyum manis kepada ku, setelah itu ia melanjutkan pekerjaan nya.

"Tumben Bim, pagi-pagi udah ke sini.",kata ku dari belakangnya, aku sedang duduk di meja makan.

"Ibu bawain sarapan, Gi.",jawab Bima singkat.

Setelah itu ia membawa senampan nasi kuning beserta lauk-lauk nya, ada ayam, telur, tempe, posol, dll.

"Buanyak banget,Bim.",kata ku kaget melihat menu sebanyak ini.

"Sebenernya ini bahkan sekalian buat makan siang.",jawab Bima yang duduk di sebelahku.

"Mau makan apa?",tanya Bima dengan piring kosong yang dibawa nya membuyarkan wajah cengoh ku.

"Gw mau makan nasi, ayam sama telor nya. ",Ucapku dengan antusias lalu Bima pun menyiapkannya untukku.

"Wihhh, rame bener meja nya.",kata Radit disambut dengan sapaan Bima.

"Eh,Dit. Sini,ibu bawain banyak makanan.",kata Bima sambil menyendokkan nasi ku.

"Segini?",tanya Bima sambil menatap ku. Aku yang sedari tadi melihatnya pun hanya menganggukkan kepala.

"Yaelah pake diambilin segala, kaya tuan putri lo.",celoteh Radit yang sudah duduk di hadapanku.

"Yeuuu, sirik aja lo.",kata ku sambil berkata dengan sangat manis ke Bima, "makasih, Bima. Hemmm enak nihh."

Bima hanya tersenyum melihatku, lalu mengusap ujung kepalaku sembari berkata, "makan yang banyak ya, Gi."

Pov Radit

Sebenarnya pagi itu udah bangun. Tapi biasalah baca komik dulu di kamar, sampai akhirnya denger suara Megan udah turun, karena kebetulan pintu kamarku gak ketutup rapet. Waktu keluar kamar ternyata ada suara cowok dibawah, ngintip dulu lah.. ternyata si Bima. Seperti biasa aku menatap risih ke arah mereka yang saling melempar senyuman manis.

"Wihhh, rame bener meja nya.",kata ku disambut dengan sapaan Bima dan Megan.

"Eh,Dit. Sini,ibu bawain banyak makanan.",kata Bima sambil menyendokkan nasi ke piring Megan.

Apaan si, sok banget. Ga punya tangan sendiri apa?

Mereka gabisa apa ya, ngobrol, makan, ketemu biasa tanpa senyum senyum terus liatnya jadi enek. Pake ngelus-ngelus kepala segala.
Pas lagi makan pun gitu, Bima keselek dan diambilin minum sama Megan, habis minum mereka senyum senyum lagi.
Bener-bener ada yang ga beres.

"Pada gila ya lo? Senyum-senyum mulu dari tadi.",kata ku kesal.

"Apaan si lo.",kata Megan dengan pipi nya yang memerah, disertai wajah Bima yang malu-malu.

"Dah, gw selesai. Gw ke atas dulu ya, Bim.",kata ku menghentikan makan ku yang sebenarnya juga sudah habis.

Mereka kaget karena aku menghentakkan sendok sedikit kencang di atas piring lalu beranjak pergi.
Aku mencoba sama sekali gak menoleh ke arah mereka lagi.

Di kamar behh rasanya pengen banget maki-maki si Megan. Tunggu...tunggu... Itu sama Bima kali, seharusnya aku marah nya kalo Megan sama cowok-cowok brengsek, bukan Bima. Toh Bima juga temen kita.
Aku mulai menenangkan diri dengan membaca komik di balkon.
Duduk sendiri rasanya malas sekali ingin pergi. Suntuk. Ga mood ngapa-ngapain. Cuaca hari ini pun mendung, jadi adem-adem gelap gitu cocok deh sama suasana hati WkWkwk.

Ga kerasa udah jam 11 siang, dan hujan tiba-tiba turun deres banget.

"Tok..tok..tok..", suara pintu kamar ku diketuk.

Aku sengaja tidak menghiraukan, karena lagi enak menikmati suasana dan bau hujan di balkon. Dan mungkin saja itu Megan.

"Mas Radit, mau makan siang sekarang?",ucapnya. Ah ternyata mba Lastri.

"Iya Mba, ini mau turun.",kata ku.

"Ok mas."

Aku pun masuk ke kamar, meletakkan komik lalu turun ke bawah, di bawah tidak ada siapa-siapa selain mba Lastri.

"Pada kemana mba?",tanya ku.

"Oh, mba Megan tadi diajak Bima keluar. Gatau kemana abis sarapan tadi. Sekarang hujan mungkin lagi neduh di jalan.",ucap Mba Lastri sambil menyiapkan makan siang ku.

Tumben Megan gak ngajak aku, bahkan dia gak bilang. Entah kenapa aku bener bener kehilangan napsu makan banget. Tapi tiba-tiba keinget Megan belum pulang bisa jadi dia kehujanan. Tanpa basa-basi aku langsung berlari ke kamar dan ambil ponsel.

"Loh mas, jadi makan gak nih?",tanya Mba Lastri.

"Taruh meja dulu aja mba.",kata ku.

Di kamar aku langsung menelepon Megan.
Dan seperti yang kita duga, gak diangkat. Aku mencoba berkali-kali masih belum diangkat. Akhirnya aku kirim pesan.

"Lo dimana? Gw jemput sekarang."

"Megan..keujanan kan lu? Dimana?"

"Megan???"

10 menit, 15 menit,sama sekali ga ada balesan. Dan aku udah nyerah, mencoba acuh karena Megan juga lagi sama Bima ini.

Pov Megan

Setelah sarapan Bima mengajak ku keluar untuk jalan-jalan. Cuaca agak sedikit mendung si tapi adem buat jalan-jalan.

"Yaudah bentar aku bilang Radit dulu.",kata ku.

"Kenapa harus bilang Radit?",kata nya menghentikan langkahku.

"Hah?"

"Maksud aku bilang aja ke Mba Lastri. Kayanya tadi mood nya Radit lagi gak bagus.",lanjut Bima.

Aku masih berdiri menatap ke atas, ke pintu kamar Radit, tapi mendengar Bima aku jadi mengurungkan niatku untuk memberitahu Radit dan juga mengajak nya. Mungkin dia lagi baca komik.
Aku pun pamitan dengan mba Lastri. Dan keluar dengan Bima.
Tapi Bima mengajakku lewat pintu belakang,karena ternyata sepeda nya diletakan di situ. Kami berkeliling sambil bercerita banyak saat itu, kami bahkan mampir di kedai pinggir jalan membeli cemilan lalu melanjutkan berkeliling.

Sampai di tengah jalan cuaca semakin mendung, dan suara petir sudah terdengar.

"Mau ujan nih, Bim. Balik yuk." Kata ku.

"Ok",kami pun kembali menuju rumah. Tapi di tengah perjalanan hujan turun deras, kami sempat kebasahan karena belum menemukan tempat berteduh sampai ada satu poskamling di pinggir sawah ,dan kami berteduh disana. Dingin banget dan petir menyambar dimana-mana. Baju ku yang basah pun membuat tubuh menjadi lebih dingin.
Tak ku sangka Bima langsung memegang tanganku. Cukup hangat tapi ini membuat ku canggung.

Entah berapa lama, aku baru sadar aku lupa membawa ponsel, begitu pula Bima.

"Aduhh gimana ni kalo ujan makin deres,ga bawa hp juga buat ngabarin orang rumah.",kata ku resah dan sedikit menggigil.

"Udah gapapa, semoga aja bentar lagi reda.",ucap Bima sambil meletakkan kedua tangannya di pipiku, menatapku intens.

"Dingin kan?",lanjutnya aku hanya mengangguk, dia pun menggesek-gesek kan kedua tangannya dan menempelkan nya kembali di pipiku. Hangat. Tapi itu membuat pipi ku jadi merona karena malu.

Sepertinya Bima sadar akan hal itu, dia hanya tersenyum dan mencubit pelan pipiku. Aku yang tak kuasa menahan tawa karena malu pun langsung salting. Bima lanjut merapikan rambut ku yang lumayan basah. Sambil menatapku dalam, aku hanya bisa menatapnya juga karena bahkan wajah kami pun sangat dekat sekali. Tau gak sih rasanya, jantungku mau meledak oiii.

Pov author.

Seseorang berbalik arah meninggalkan kedua pasangan yang terlihat sedang dimabuk asmara itu.



...




...


Hallo guys, Huhuhu.
Bima perhatian banget ya, udah jadi tipikal cowo kamu belum nih???? Kira-kira siapa sosok yang berbalik arah itu???? Bisa nebak gak?

Find youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang