Apa aku bermimpi??

12 5 0
                                    

POV/ RADIT.

Aku melihat Megan keluar aula, entah kenapa aku selalu ingin dekat dengan dia. Mungkin karena selama ini aku kesepian dan Megan lah temanku saat itu. Aku pun tanpa meminta izin langsung keluar dari aula, mengikuti Megan.

"Oh, ke toilet.", ucapku dalam hati saat melihat Megan memasuki toilet. Aku berencana menunggunya sehingga aku hanya berjalan-jalan di koridor.

Namun tiba-tiba aku mendengar ada suara orang berjalan di belakang ku. Saat ku liat adalah Adrian yang sedang sibuk melihat dokumen yang dibawanya sambil berjalan ke arahku. Aku pun bersembunyi dibalik tembok. Untungnya dia tidak melihatku.

Tapi pas sekali ketika Megan keluar dari kamar mandi, berpapasan dengan Adrian.

Mereka pun berbincang akrab, sampai akhirnya berjalan ke arah aula bersama.

"Gak mungkin kan mereka janjian??", batinku.

POV MEGAN.

Jam di dinding aula menunjukan sudah pukul 12 siang. Kami menghabiskan setengah hari di aula saja. Kemudian kami dipersilahkan untuk pulang karena saat ini masih masa orientasi dan belum mulai KBM. Aku dan teman ku mulai membereskan meja, menyusunnya kembali seperti semula dan merapikan ransel.

"Hah, mana?",tanya ku saat ku lihat ke barisan kelompok Radit. Radit tidak disana. Hanya Aldo dan ketiga teman lainnya.

Kami dipersilahkan pulang, namun aku menghampiri Aldo dan Aldi terlebih dahulu.

"Do, Radit mana? Sini tas nya gw aja yang bawain.",ucapku.

"Gatau, tadi tiba-tiba keluar sampe sekarang gak balik.",jawab Aldo sambil menyodorkan tas Radit.

"Kita duluan ya.",ucap Aldi dan akhirnya mereka meninggalkan aula terlebih dahulu.

Aku mencoba menelepon Radit berkali kali. Tanpa ku sadari ternyata tinggal aku dan anggota OSIS yang berada di aula.

"Megan, kamu ngapain masih disini?",tanya Kak Galuh.

"Ah saya nungguin Radit kak.",jawabku tanpa menengok ke arahnya.

"Eh itu Megan kan anak IPA 1?",tanya anggota OSIS lainnya.

"Iya tu..Adrian mana Adrian??",ucap lagi salah satu dari mereka.

Aku mengacuhkan mereka dan ingin keluar dari aula lalu memberikan salam ke Kak Galuh.

"Duluan ya kak.",ucapku.

Tapi saat aku hendak berjalan, tanganku ditarik oleh Kak Galuh menuju atas panggung, saat aku naik terlihat semua anggota OSIS yang lain duduk di kursi siswa dan memandangku.

Tiba- tiba Kak Galuh memanggil Kak Adrian.

"Rian. Sekarang aja. Cepet. Mumpung disini orangnya.",kata Kak Galuh sambil masih menahan tanganku.

Adrian yang menengok, menatap ke arahku dengan tatapan yang tidak biasa. Dia kemudian naik ke panggung di iringi siulan dan teriakan dari anggota OSIS lain.

Adrian langsung berjalan ke arahku. Aku jadi kikuk dan menelan ludah ku banyak. Wajah tampannya bahkan semakin mendekat ke arahku membuatku tubuhku gemetar.

"Megan, saya suka sama kamu. Dari awal saya ketemu kamu. Saya tau ini mendadak. Tapi kamu mau jadi pacar saya?",tanya Adrian yang lagi lagi disambut dengan teriakan anggota OSIS yang duduk menatap kami.

Aku serasa ingin pingsan. Lelaki idaman wanita di sekolahku menyatakan cinta nya padaku. Lelaki tertampan di ... Ah. "Apa aku bermimpi?"

Aku pun tidak sengaja menjatuhkan tas Radit yang semula ku pegang. Tubuhku panas dingin ,dan perutku mulai merasa mules. Aku hanya diam menatap ke bawah dengan wajah panik. Aku tidak pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya.
Aku benar-benar takut. Apalagi tiba tiba Adrian memegang kedua tanganku dan menatapku penuh harap. Aku senang? Takut? Aku tidak tau.

POV AUTHOR

Di pintu depan aula yang menghadap langsung ke panggung terlihat sosok lelaki yang sedang mengepalkan tangannya. Dia langsung pergi begitu saja dengan langkah penuh emosi.

Find youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang