Seorang dalam Ingatan ku

16 7 0
                                    

Aku kembali ke kamar ku dan mulai mempersiapkan beberapa barang yang akan ku bawa besok ke sekolah.
Aku sengaja tidak membangunkan Bani dan Radit karena mereka terlihat lelah. Seketika itu Mama Zoey datang membawakan seragam sekolah ku.

"Megan, ini seragam kamu. Disitu sudah ada tulisan hari-hari nya jadi kamu bisa langsung menyesuaikan.",ucap mama sambil membawa seragam milik Radit ke kamarnya.

Sementara di kamar Radit.

"Radit, Bani ayo bangun, mandi dulu terus turun ke bawah.",ucap mama yang masih sibuk membangunkan dua bocah kebo itu.

Bani terbangun lebih dulu dan langsung membereskan mainan nya.

"Bani, kamu turun aja, nanti biar Mba Lastri yang beresin, kamu mandi terus langsung makan ya."

Aku yang mendengar hal itu merasa sedikit lega. Ternyata mereka orang baik. Dan aku rasa aku mulai menyukai mereka.

SKIP.

Aku sudah berada di meja makan, namun tidak ada papa dan mama disana. Aku tanya Mba Lastri pun dia tidak tau.

Jadi aku makan bersama Radit, karena Bani sudah pulang ke rumahnya.

Suasana hening, hanya suara denting piring dan sendok yang terdengar. Aneh, aku merasa gelisah ketika Radit tidak mengajakku berbicara. Sampai akhirnya...

"Hahhh, capek gw.",gerutu dia sambil menatapku.

"Kenapa?"

"Lu emang orangnya ga suka ngomong ya? Dari tadi gw nahan mau ajak lu ngomong, tapi takut lu nanti malah nyuekin gw lagi", ucap Radit sambil makan dengan wajah ngambek nya yang.. Ya Tuhan.... Sangat menggemaskan.

Tanpa sadar aku tersenyum melihatnya. Yang kemudian dibalas senyuman juga olehnya.

"Nah gitu kek senyum, kan jadi keliatan cantiknya",ucap Radit santai kaya ga ada dosa.

Aku yang semula tersenyum seketika menarik senyum di bibirku dan mulai tersipu malu. "Apa-apaan ini?!",makian ku dalam hati.

"Eh, besok jadi berangkat bareng ya?", Radit.

"Hem",jawabku singkat.

Dari ekor mata ku aku bisa melihat dia sedang memerhatikan ku. Ah mungkin aku yang ke GR an.

SKIP.

Setelah makan aku dan Radit mulai menyiapkan semua nya untuk ke sekolah besok, tiba- tiba ada suara bel di depan pintu rumah, aku langsung memanggil Mba Lastri.

"Mba Lastri udah pulang lah jam segini, udah jam 8 malem",teriak dia dari kamarnya.

"Lah , gw kira nginep disini.",jawabku.

"Ting..tong...",bel berbunyi lagi.

Aku pun turun dan membuka nya, setelah ku buka terlihat sesosok lelaki muda bertubuh sekitar an Radit datang membawa 12 botol susu sapi murni. Dia tersenyum dan menyapaku.

"Assalamualaikum mba, Mba Lastri udah pulang belum ya?",tanya dia.

Aku masih terdiam karena melihat wajahnya yang tampan dan rambutnya yang basah karena keringat, bisa kalian bayangkan lelaki seperti aktor Dimas Aditya lah yang berada di depanku saat ini. Demi Tuhan... Dia sangat tampan dengan wajah bersih dan berkeringat itu astaga. Tapi ada suatu hal yang membuatku sedikit merasa "Apa aku pernah bertemu dia?Wajahnya tidak asing".

"Mba..,permisi.. maaf?",lanjut dia sambil melihatku mematung seperti tidak mendengarkannya.

"Hus, minggir!",tiba-tiba Radit datang dan menariku ke dalam.

Aku yang kaget pun, tersentak dan serasa ingin memaki nya.

"Ada apa mas?",tanya Radit.

"Ini mas saya mau antar susu pesanan Mba Lastri, 12 botol."

"Ohh, ya. Sudah dibayar belum sama Mba Lastri?"

"Sudah mas, saya cuma tinggal anter aja."

"Oh ya makasih ya mas.",lanjut Radit sambil tersenyum yang dibalas juga oleh mas mas pengantar susu itu dan langsung menutup pintu.
Saat dia berbalik,

"Plonga plongo kaya kebo.",ujar Radit kepada ku.

Aku yang merasa terhina pun menendang bokongnya dan langsung berlari ke atas. Dia yang sedang membawa 12 botol susu itu pun tidak bisa mengejarku dan hanya meneriaki ku.

"Heh, kurang ajar! Cewek mesum.",teriak dia dengan nada kesal.

Di kamar Megan.

Kembali lagi aku teringat oleh mas mas pengantar susu tadi. Aku mencoba mengingat siapa saja yang ku temui saat aku pulang kemarin. Aku berpikir berat mengulang semua ingatanku. Tiba-tiba Radit menerobos masuk ke kamar ku sambil membawakanku susu hangat.

"Nih minum",ujar dia sambil memberikan ku segelas susu.

"Makasih.",jawabku.

Aku meminumnya di atas kasurku, dan Radit pun ikut duduk di samping ku sambil meminum susu nya.

"Beruntung banget lo pulang, gw jadi ada temen.", Kata Radit

"Gapunya temen ya lo?hahaha."

"Beneran ini, sebelum lo balik gw selalu sendirian, paling juga malem Minggu Bani tidur sini nemenin gw. Mama sama Papa selalu kerja jarang pulang. Pulang paling malem banget, pagi nya pergi lagi.",curhat dia.

Aku yang mendengarnya pun merasa dia sama seperti ku saat di UK. Kesepian.

Radit menatapku dan berkata.

"Karena lo temen gw satu-satunya setelah Bani, gw bakal jagain lo terus deh. Dengan syarat..",

"Apaan si?emang gw temen lo?"

Radit kaget dan memasang wajah kesalnya.
Hadeh lagi lagi wajahnya sangat menggemaskan.

"Gw ini sodara lu.",ucapku sambil merangkulnya.

Radit hanya melihatku, dan tersenyum. Membiarkan tangan ku bertengger di bahu nya.

Waktu demi waktu berlalu. Kami asik bercengkrama layaknya saudara. Ya memang kami saudara. Namun walaupun tidak sedarah aku akan mencoba menganggapnya seperti adik ku sendiri. Karena aku tau dia baik. Dan ternyata dia cukup asik diajak berbicara. Tanpa ku sadari, ingatan tentang Lelaki pengantar susu itu memudar.
Kami bercanda dan saling bercerita banyak hal. Di malam itu.

Find youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang