jealous 2

11 2 0
                                    

Pov Megan

Sejak tadi sore saat aku pulang, aku tidak menemukan Radit. Kamarnya kosong, aku mengira dia mencari ku. Karena aku membuka pesan nya di hp ku. Tapi ternyata saat ku tanya balik dia sedang main.

Bahkan sekarang jam menunjukan pukul 9 malam. Radit masih belum pulang, chat terakhir ku pun tidak dibalas.

Ya sudahlah, karena aku lelah dan sedikit meriang, aku pun segera tidur.

Pov Radit

Tidak terasa waktu menunjukan pukul 9 malam, aku masih berdiri menikmati angin sepoi-sepoi pantai di malam hari. Enggan rasanya untuk pulang, tapi aku sudah meyakinkan diri ku, untuk menghapus segala perasaan ku terhadap Megan. Lagi pula besok aku harus sekolah.

Aku pulang sampai rumah, sekitar jam 11 malam karena di jalan mampir dulu ke kedai pinggir jalan. Di Sana ku lihat ada gelas susu dan piring di meja. Kurasa Megan sudah pulang dan sudah makan. Aku langsung beranjak ke kamar ku, menyiapkan keperluan besok lalu pergi tidur.

Pagi hari nya aku memilih berangkat sekolah lebih awal. Aku merasa belum siap menghadapi Megan. Jadi pagi-pagi aku sudah pergi dengan motorku.
Pukul 6 pagi di sekolah. Masih sepi. Hanya ada aku dan beberapa tukang kebun serta guru piket yang mondar mandir.

"Loh, jam segini udah datang,nak?",sapa bu Diyah ,salah satu guru mata pelajaran biologi di sini.

"Iya bu, soalnya nanti kan upacara. Biar gak telat.",jawabku penuh kebohongan wkwk.

Aku masuk kelas dan hanya duduk lalu meletakan kepala ku di meja. Sepi. Aku masih saja memikirkan kejadian kemarin.

Sedikit demi sedikit, teman-teman mulai datang. Waktu menunjukan pukul 6:50 namun Megan belum terlihat. Sampai akhirnya hujan turun, dan semua anak bersorak karena tidak ada upacara.

Sampai bel masuk pun Megan belum masuk kelas. Aku yang khawatir langsung menepis semua nya.

"Inget, hapus semua perasaan lo!",batinku pada diriku sendiri.

"Megan ga masuk?",tanya Aldo.

"Enggak kayanya.",jawab ku singkat.

"Kenapa? Tumben kalian gak bareng?",tanya Aldi lagi.

"Megan message gw, katanya sakit. Kemaren abis kehujanan.",timpa Ayu.

Aku terkejut, ternyata Megan sakit. Tapi tetap saja aku harus bersikap acuh, agar perasaan ini segera hilang.

Tapi rasa khawatirku justru malah semakin menjadi, aku jadi tidak fokus mendengarkan pelajaran. Menunggu pesan dari Megan.
Makan pun tidak berselera sama sekali. Dan aku menjalani hari dengan buruk. Lagi.

Aku sudah pulang sekolah, dengan wajah lesuh aku masuk ke rumah, dan ku lihat Bima sedang menyuapi Megan, Megan memang tampak pucat saat itu, tapi alih-alih dia menghubungi ku dia malah menghubungi Bima. Aku jadi merasa malas dan langsung menuju ke kamar ku.

"Dit.",kata Megan.

"Hm?",jawabku singkat sambil terus berjalan.

"Gw sakit masa? Kemaren keujanan. Kok lu ga jemput gw si, nyari gw gitu.",kata Megan.

"Gw sibuk. Lagian ada Bima kan.",jawabku ketus tanpa menoleh ke arahnya dan langsung pergi ke kamar ku.

Di kamar aku menyibukkan diri dengan mengerjakan tugas. Tapi tetap saja kepikiran

"Bisa-bisa nya lo bilang gitu, Megan?!",ucapku lirih.

"Radit...gw masuk ya.",kata Megan dari balik pintu tengah.

Belum aku menjawab ia sudah masuk.

"Kenapa?",tanya ku ketus.

"Lo marah ya, Dit? Karena gw ga pamit kemarin? Yah...sorry ya, rencananya gw cuma jalan bentar,tau nya di tengah jalan ujan. Jadi gw neduh deh.",jelas Megan.

"Terus? Apa urusannya sama gw?",jawabku lagi dengan mata yang terus menatap ke arah buku.

"Ya , lo khawatir kan? Maaf ya.",kata Megan.

"Ngapain? Toh lu juga sama Bima ini.",jawab ku ketus lagi.

"Itu buktinya lu chat sama call gw banyak banget.", Ish berisik banget si ni anak.

"Ya karena gw belum tau kalo lo pergi sama Bima. Gw kira lo sendiri.",jawabku dengan bodohnya berkata seperti itu, padahal jelas kalau aku tau dia pergi pasti aku tau kalau ia sama Bima karena mba Lastri ga mungkin gak ngasih tau.

"Ehmm, lo lagi ngapain?", tanya dia sambil menghampiri ku di meja belajar.

"Belajar. Jangan ganggu gw deh, pergi sono!", Kata ku.

"Ishh, cuma liat doang. Lagian tumben banget lu belajar.",jawab nya.

"Terserah gw lah. Sana!",perintah ku.

"Iya,,, iya.",akhirnya Megan pergi ke kamar nya.

Padahal dari tadi di sekolah, aku sangat ingin menemui Megan, tapi melihat Bima disana sesaat aku pulang sekolah dan kenyataan bahwa Megan bahkan sama sekali tidak mengirimi ku pesan membuatku marah.

Sebenarnya situasi ini sama-sama sulit. Aku tidak bisa mengungkapkan perasaan ku karena aku saudaranya atau karena aku tau dia menyukai orang lain.
Ini sangat mengganggu. Aku berharap perasaan ini segera menghilang.

Find youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang