17. Bermalam

5.8K 824 97
                                    

penampakan rumah Sunoo.

-----------------------------Garis Senja-----------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----------------------------
Garis Senja
-----------------------------------------

Angin berhembus membuat ranting-ranting pohon bergoyang mengikuti arahnya. Udara dingin mulai dirasakan setiap makhluk yang ada di sekitarnya. Tak berselang lama, buliran air hujan perlahan mulai berjatuhan membasahi bumi.

Sunoo dan beberapa murid—yang banyaknya bisa dihitung menggunakan jari, langsung berlarian menuju halte untuk berteduh. Dengan segera, Sunoo duduk di bangku panjang paling pojok. Sesekali ia menggosok-gosokkan lengannya yang terasa dingin. Kemejanya yang berlengan pendek sudah lepek.

Perlahan ia menghela napas panjang. Mobil-mobil yang sedari tadi keluar dari pekarangan sekolah membuat dirinya sedikit merasa iri. Kapan lagi ia bisa dijemput menggunakan mobil?

Terlalu asik melamun, dia sampai tersentak saat menyadari ada seorang lelaki yang kini sudah berdiri menjulang di hadapannya. Lelaki dengan rambut dan kemeja yang basah itu sedikit menunduk menatapnya sambil menyerahkan sebuah payung.

“Bawalah!”

Sunoo menatap lelaki itu sekilas lalu beralih menatap payung yang kini masih lelaki itu genggam.

“Terima kasih.” Sunoo mengambil alih payung tersebut.

Mendengar itu, sosok tersebut—Sunghoon, menganggukkan kepalanya sekilas lalu ikut duduk di samping Sunoo. Hal itu tak lepas dari pandangan beberapa siswa di sana dan Sunghoon sama sekali tidak peduli.

Tak berselang lama, bus dari kejauhan sudah terlihat. Sampai di tempat pemberhentian, Sunoo mendengus kala bus yang menjadi incarannya sudah dipadati banyak orang. Dengan berat hati ia harus menunggu bus selanjutnya datang.

Halte kini hanya menyisakan tiga orang. Sunoo, Sunghoon, dan satu adik kelas yang tengah asik membaca sebuah novel. Hening, hanya rintikan air hujan yang terdengar. Tidak ada lagi murid yang bergosip ria sambil menunggu bus datang. Benar-benar sepi.

Sunoo melirik ke arah Sunghoon yang tengah asik memandang guyuran hujan. Ia lalu mencolek Sunghoon supaya menoleh. “Apa yang terjadi?”

“Aku di skors tiga hari. Hanya sebagai bentuk formalitas sekolah.”

Ya, tadi Sunghoon dipanggil menuju BK. Orang tua Sunghoon yang sibuk tidak dapat hadir dan digantikan oleh Tuan Watanabe—ayah Haruto sekaligus sekretaris kepercayaan sang ayah.

“Bagaimana dengan Seon?”

“Sama sepertiku.”

Sunoo mengangguk. Tidak heran, orang tua Seon merupakan donatur tetap di sekolah ini. Tidak mungkin lelaki itu dikeluarkan.

“Sunoo, aku ingin bermalam di rumahmu.” Sunoo membulatkan matanya mendengar ucapan Sunghoon. “Ah, aku tidak ingin pulang ke rumah. Kau tahu, ayahku akan marah besar padaku karena sudah membuat kekacauan di sekolah. Ayolah, aku ingin bermalam di rumahmu. Sehari saja.”

[END] Garis Senja || SungsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang