6. What's Wrong With Sunoo

6.9K 1K 84
                                    

-----------------------Garis Senja--------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-----------------------
Garis Senja
--------------------------------

Sunoo, lelaki manis itu tengah berjalan pelan di koridor. Kedua tangannya penuh dengan dua mangkuk bakso dan beberapa kantong kresek berisi makanan yang melingkar di lengannya.

"Kau lama sekali!" Wonyoung menoyor kepala Sunoo lalu mengambil bakso pesanannya kala lelaki itu baru sampai di kelas. Yang bisa Sunoo lakukan hanya diam lalu menaruh semua makanan itu di atas meja supaya orang yang tadi menyuruhnya bisa mengambilnya sendiri.

"Woi, mana punyaku?" Suara berat Sunghoon membuat Sunoo menoleh ke arahnya. Sunoo dengan cepat mengambil kresek putih lalu diserahkannya ke Sunghoon. Setelahnya, Sunoo menyerahkan duit tiga lembar sepuluh ribuan dan selembar lima ribu sebagai uang kembalian.

Sunghoon mengambil alih uang tersebut. "Kau tak membeli minum untukku?" tanyanya sambil menolehkan pandang pada Sunoo.

Sunoo menggeleng. Hal itu membuat Sunghoon berdecak lalu memukul meja, membuat seisi kelas menatap ke arah mereka. "Bodoh! Bagaimana cara aku makan ini kalau minumnya saja tidak kau beli."

Sunoo memejamkan mata sebentar. Setelahnya ia merogoh saku dan mengeluarkan buku andalannya.

Mau ku belikan?

Tulis Sunoo di kertasnya.

"Sudahlah, tak perlu," ucap Sunghoon sarkas, "pergilah!"

Sunoo mengangguk lalu berjalan ke arah kursinya. Mengambil tempat makannya lalu melangkah keluar kelas menuju rooftop, tempat teraman menurutnya.

Sampai di sana, Sunoo mendudukkan diri di samping kursi-kursi kayu yang tak layak pakai lalu membuka tempat makannya. Hari ini, telur dadarlah yang menjadi bekalnya. Tak ada makanan lezat yang biasa dimakan orang lain, bahkan untuk memakan sepotong ayam pun Sunoo harus berpikir dua kali.

Sunoo mulai memasukkan nasi ke dalam mulutnya. Ia makan dengan cepat karena waktu istirahatnya terpotong untuk membelikan teman sekelasnya makanan. Sesekali juga ia menepis bulir air mata yang jatuh. Yap, ini memang sudah kebiasaannya.

Hampir sebagian orang bersikap tegar di hadapan orang lain, seakan dirinya tak ada beban dan tak masalah diperlakukan seperti apapun. Namun apa kalian tahu, apa yang dia rasakan jika sendirian? Apa kalian dapat menjamin sikap bahagia dan tenang yang selalu dia tampakkan di hadapan kalian, hm?

Sunoo menepis air mata terakhirnya lalu menutup tempat makan yang kini kosong. Kembali dia memasukkan tempat makan dan botol minum ke dalam kresek. Ia lantas berdiri saat waktu istirahat tersisa lima menit lagi. Namun, ia merasa kepalanya berputar dan perutnya bergejolak. Ah, penyakitnya kambuh lagi.

Sunoo berjalan perlahan dengan meraba dinding di sampingnya, berharap dia dapat mencapai UKS sebelum kegelapan melandanya. Tapi, ahh... dia sudah tidak kuat.

Sedetik kemudian Sunoo terjatuh, pandangannya memburam, dan terakhir semua gelap.

***

"Ayok keluar!"

[END] Garis Senja || SungsunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang