COMPLETED
Ini hanya tentang Sunoo, seorang lelaki bak matahari tenggelam yang bersinar indah dibalik ketidaksempurnaannya.
Start : July 6, 2021
⚠️ BL Story
⚠️ Homophobic jangan salah lapak!!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
------------------------- Garis Senja ----------------------------------
Paginya, Sunoo bangun dengan kepala yang berputar hebat. Mungkin efek menangis berlebihan semalam membuat otot-otot di sekitar wajahnya tertarik dan mengalami ketegangan.
Sunoo mulai mencari keberadaan Sunghoon. Namun nihil, ia tidak juga mendapati lelaki berkelahiran bulan Desember itu. Yang ia dapat malah buku diary-nya yang terbuka. Dengan cekatan, Sunoo buru-buru meraih buku itu dan mendapati sebuah goresan tinta hitam yang sangat rapi di sana.
Terima kasih sudah bertahan di tengah badai yang tak henti-hentinya, terima kasih sudah mau berjuang untuk tetap hidup walau kau lelah karena dipatahkan oleh ekspektasi dan dihancurkan oleh orang yang seharusnya menguatkan. Semua pengorbanan, semua air mata, semua luka di tangan, sakitnya kepalamu karena dibenturkan setiap hari, pikiran dan bisikan yang menghantui, semoga semua lekas sembuh. Terima kasih untuk tetap hidup, Sunoo. Aku mencintaimu. Sungguh.
-Park Sunghoon
Buliran air mengalir deras dari mata Sunoo.
Dia sudah berusaha kuat. Tapi ternyata ia tidak sekuat itu.
Masih ada tangis dibalik senyum, masih ada teriakan dibalik diam. Sampai goresan luka di tangan yang menjadi pelarian karena rasa kecewa yang memenuhi kepala dan emosi yang menyesakkan dada. Serta malam hari yang berkecamuk. Berpikir haruskah ia bertahan atau malah menyudahi hidup.
Tapi kini, Sunoo merasa dirinya mendapat secercah harapan dari seorang lelaki bermarga Park.
Sunghoon dengan untaian kata yang keluar dari mulutnya mampu membuat Sunoo menemukan sebuah titik terang di hidupnya. Cara lelaki itu melindunginya membuat Sunoo terdorong untuk terus bertahan menjalani hidup.
Sunghoon bagai sebuah pilar yang berdiri kokoh menyangga sebuah bagunan agar tetap berdiri tegak.
Terima kasih, Sunghoon. Dan terima kasih untuk diriku karena sudah menjadi kuat dan bertahan hingga sejauh ini.
***
“Bagaimana keadaan Sunoo?” Pertanyaan Jay menyambut Sunghoon yang baru saja duduk di kursinya.
“Aku tidak tahu.”
“Ck! Bagaimana kau ini? Bukankah kau bermalam di rumahnya?”
“Aku memang bermalam di rumahnya. Tapi aku tidak tahu bagaimana keadaannya. Yang tahu pasti bagaimana keadaan Sunoo hanyalah dirinya sendiri,” balas Sunghoon, “tapi aku terus berharap semoga dia baik-baik saja.”
“Loh, Sunghoon?” Jake yang baru saja tiba langsung berjalan menghampiri Sunghoon. “Kau sekolah? Bagaimana dengan Sunoo? kau meninggalkannya sendiri?”