"Shani," panggil Gracia saat perempuan itu baru saja memarkir mobil di depan rumahnya.
"Ya?"
"Besok kamu sibuk?"
Shani diam sejenak, berpikir tentang kegiatannya esok hari. Keningnya berkerut saat teringat sesuatu.
"Eh, ada hal yang pengen aku lakuin sih, besok. Tapi gak penting-penting amat. kenapa, hm?"
"Mau ngundang kamu sarapan bareng keluarga aku besok," ungkap Gracia dengan raut harapnya yang menggemaskan.
Tentu saja mana mungkin Shani bisa menolaknya. Mengumbar senyum lesung pipinya, sebelah tangan Shani mengulur untuk mengusap lembut puncak kepala sang kekasih.
"Mau banget! Besok aku nyampenya jam 5, jam 6 atau jam berapa nih?"
Gracia tergelak kecil dengan candaan receh Shani , "Kepagian ituuu. Jam 7 atau setengah 8 juga boleh."
"Hehehe oya aku datengnya sendiri apa ajak keluarga aku juga?" hanya memastikan.
Mengubah senyum simpul yang sangat manis, Gracia menggenggam tangan Shani membawa turun dari puncak kepalanya.
"Kamu datangnya sendiri aja. Nanti lagi kita atur pertemuan keluarga buat nentuin tanggal, tempat, sama persiapan buat tunangannya."
Senyum Shani semakin mengembang mendengar kata pertunangan itu. Perasaan excited dan khawatirnya bercampur aduk. Sungguh tidak sabar untuk menapaki langkah lanjutan yang membuatnya bisa bersama dengan sang kekasih hatinya ini.
"Okay as your wish my Princess."
---Teringat olehnya pesan Gracia kemarin sewaktu ia mengantarnya pulang setelah menghabiskan waktu berdua di arena. Menghela napas pelan, Shani melirik jam tangan yang menunjukkan pukul 7.15 pagi. Rasanya seperti de javu. Berdiri sendiri di hadapan pintu kayu megah ini lagi, menunggu sang penghuni untuk membukakannya.
"Kayaknya bakal lebih sering nongol pagi-pagi di sini hm," gumamnya.
Tak lama kemudian pintu dibuka oleh sang kekasih sendiri. Membuatnya tertegun melihat penampilan rumahan seorang Shania Gracia.
Sendal jepit, celana hitam sedengkul, kaos putih kebesaran, rambut hitamnya yang dikuncir kuda, serta tanpa make up. Seperti bocah komplek saja, tapi tapi uuuhhhh
GEMESIN BANGET woylah
Pake senyum gingsul secerah mentari pagi lagi! Aih Shani mylot pagi-pagi.
"Shani?" panggil Gracia terkekeh sendiri melihat muka cengo Shani. Bengong di raut muka datarnya itu tampak lucu tapi aneh, tapi gemes juga.
"Ah, ehh hehehe selamat pagi, Ge."
Duh, malu. Dah merah-merah aja tuh pipi lu Shan. Ckck
"Pagiii, belum sarapan, 'kan?"
Shani menggeleng pelan.
"Yaudah, yuk masuk. Semuanya udah nungguin di meja makan."
Melupakan rasa malunya tadi, Shani menyambut uluran tangan mungil itu, menggenggamnya dalam kehangatan.
"Yuk."
Pikiran Shani makan bareng keluarga Gracia, yaa sama keluarganya aja gitu. Sama Yona, Vino, Boby, trus Shania. Plus Anin kalau ntu cewek kebetulan nginep. Yaa sama mereka ajalah ya, jadinya si Shani ini dengan santai, sedikit bersemangat juga sambil jalan menggoda pacarnya hingga ketawa-ketiwi gak jelas.
Sampai langkah mereka tiba di ruang makan yang mewah itu, barulah tubuh santai Shani seketika diam membeku, bahkan sampai menahan langkah Gracia.
"Eh-" kaget Gracia. Menoleh heran pada perempuan tinggi di sebelahnya.