NS_54

15.1K 1.1K 391
                                    

A fanfiction
.
.
Nightsade 54
.
Na_Ren
.

Dont expect too much
Cerita untuk kamu yang sudah dewasa.
.
.
JANGAN BAWA CERITA INI KE DUNIA RL KALIAN⚠️⚠️⚠️
.
.
⚠️Nama pemain sepenuhnya hanya meminjam guna keperluan Cerita. tidak bermaksud untuk mencoreng atau menyalahgunakan.⚠️
.
.
⚠️Tolong jangan ss atau mengabadikan cerita ini dalam bentuk apapun⚠️
.
.
.
BIJAK DALAM MEMBACA.
.
.
Read it, enjoy, jan lup kasih bintang, comen juga..
.
.
Author pengen pensiun..

Bangku itu telah kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bangku itu telah kosong.

Sia-sia Yuta menatap ke ambang pintu. Jeno takkan pernah datang. Sia-sia dia berusaha menipu diri dengan menganggap realita itu adalah bagian dari mimpi. Namun di saat ia terjaga, saat mata itu telah terbuka, mimpi itu tidak berakhir.

Di kursinya, Yuta duduk mematung seperti orang yang tidak sadarkan diri. Terjatuh dalam mimpi yang takkan berakhir itu. Mulai hari ini dia akan duduk sendiri di bangkunya, penghuni bangku sebelah tidak akan pernah lagi datang ke sekolah.

Semua tawa dan pertengkaran. Semua lelocon dan kekonyolan semua itu berubah jadi rahasia, sampai kesedihan ini akhirnya hilang. Sampai kekosongan berangsur angsur tersembuhkan.

Yuta mengatupkan rahangnya kuat kuat. Berusaha keras agar sakit dan sesak di dadanya tidak meledak keluar, Yuta menggigit bibir bawahnya kencang, menimbulkan luka berdarah disana, pertahananya hancur. Yuta bangkit dari kursinya berjalan lunglai mengikuti kelokan panjang koridor sekolah hingga kakinya berhenti tepat di depan tempat tongkrongan, tempat dimana dia biasa duduk dan ngobrol panjang dengan Jeno, kini semua itu hanya jadi kenangan.

Chenle dan Jisung Keduanya saling diam tak bersuara, mereka terlihat jauh lebih baik di banding sebelumnya, bertatap muka lebih lama, itu jauh lebih lama dari perkiraanya, ia tidak tau jika semua ini akan terjadi begitu cepat.

Meskipun tak banyak suara tapi semua orang tau jika kecelakaan yang menimpa Jeno itu membawa dampak yang besar untuk keduanya, memporak porandakan diri dua orang yang duduk seperti tak ada nyawanya.

Meski pada kenyataan, diam-diam tanpa Jisung sadari Chenle mengusap sudut matanya yang berair, pura-pura kuat itu tidak menyenangkan, pura-pura bahagia itu tidak menyembuhkan.

Mengerti jika sang kekasih tampak kacau, Jisung menyelipkan tanganya, mengisi jari-jari kosong milik Chenle kemudian membawanya kedalam genggaman, menenangkan dengan memberinya kata-kata penuh kelembutan, meski pada kenyataanya.

Hatinya sama hancurnya.

Sementara Johnny terkapar di lantai lemas, matanya terpejam rapat, hanya keheningan yang terasa dan angin yang berhembus terasa menusuk kulit, ia kembali membuka kelopak matanya pelan. Ada sebentuk senyum muncul dimata sedih Johnny yang menerawang. Namun serentetan kejadian yang terjadi membuatnya tak sanggup lagi. Karena tidak mungkin berteriak akhirnya Johnny melepaskan rasa sesaknya dengan meninju dinding, kemudian menendang keras keras meja kursi rusak yang ditumpuk di salah satu ruang.

Nightshade (Nomin End)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang