NS_23🌸

27.9K 1.9K 156
                                    

A fanfiction
.
.

Nightsade 23

.

Na_Ren

.

Dont expect too much
Cerita untuk kamu yang sudah dewasa.
.
.
JANGAN BAWA CERITA INI KE DUNIA RL KALIAN⚠️⚠️⚠️
.
.
Nama pemain sepenuhnya hanya meminjam guna keperluan Cerita. tidak bermaksud untuk mencoreng atau menyalahgunakan.⚠️
.
.
BIJAK DALAM MEMBACA.
.
.
Read it, enjoy, jan lup kasih bintang, comen juga >_<
.

.

Taeil terpekik ketika membuka tirai ruang kesehatan, biasanya Jaemin yang lebih dulu menempati, tapi kali ini ada sosok lain yang tengah meringkuk dengan pucuk rambut basah, dan ketika Taeil sadar ia kembali berjinjit kaget.

"Ten apa yang sakit?" tanya Taeil khawatir.

Merasa namanya disebut Ten menoleh, merubah posisinya menjadi menghadap langit-langit ruang kesehatan, sementara itu wajahnya sudah basar percampuran keringat dan air mata.

Taeil buru-buru menuju mejanya, mengambil tisyu buru-buru dan kembali masuk ke tempat Ten "darah rendah mu kambuh?" tanyanya sembari menyodorkan tisyunya.

Perlahan Ten mengambil dua lembar dan mengusapnya pada wajah, pandanganya tertuju pada Taeil, mengamati setiap jengkal di wajahnya, mencari tau keindahan apa yang Taeil miliki sampai membuat Johnny mengeramkan namanya, rasa bencinya pada Johnny perlahan merambat.

Dia benci sosok yang saat ini berada di hadapanya.

"kamu tidak apa-apa?" tanya Taeil kembali memastikan.

Ten mengulas senyum tipis "aku tidak baik-baik saja" jawabnya pelan.

Taeil mengangguk mengerti "apa tidak seharusnya kamu melepas hoodie mu, sepertinya kamu kepanasan"

"ya" jawabnya singkat, cowok manis itu meluruskan tubuhnya dengan bantuan Taeil, melepas hoodienya dengan bantuan Taeil juga.

Cowok polos itu sedikit terkejut melihat bercak merah di sepanjang perpotongan leher, Tapi tentu saja Taeil tidak sepolos itu, dia masih ingat saat dirinya di perkosa Johnny waktu itu, ruam merah merah di leher, dan bercaknya hilang setelah beberapa hari.

Tersadar akan tatapan itu, Ten mengeratkan kerah seragamnya "banyak ya?" tanyanya pada Taeil membuat cowok itu kembali terkejut "Johnny sangat akgresif semalam" lanjutnya.

Senyum ramah, raut berseri itu semuanya lenyap, Taeil menguatkan hati untuk segera beranjak pergi dari tempat itu, "kamu pasti menikmatinya, istirahat lah, panggil aku jika kamu membutuhkan sesuatu" ucap Taeil ramah, meski yang sebenarnya ada raungan di dalam sana, dan itu rasanya-

Menyakitkan.

Taeil jatuh terduduk di toilet, air matanya tak terbendung, dengan kasar ia berusaha mengusap matanya, namun usahanya sia-sia, lagi-lagi air matanya mengalir turun dari matanya, hatinya sudah terlalu sesak hingga rasanya Taeil tak sanggup untuk bernafas.

Moon Taeil masih menangis di dalam bilik sempit itu, menangkup wajahnya dengan kedua telapak tangan, fakta ini benar-benar menghukumnya, menyayat hatinya menjadi remahan-remahan kecil, demi apapun rasa bencinya pada Johnny semakin naik ke permukaan.

Rasanya benar-benar putus asa, hal yang paling berharga milik Taeil sudah direnggut paksa, keinginanya untuk hidup bersama Doyong pun sudah lenyap, bahkan untuk memantaskan diri lagi pun sudah tidak ada tempat untuknya.

Nightshade (Nomin End)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang