NS_52

10.1K 1.1K 161
                                    

A fanfiction

.
.

Nightsade 52

.

Na_Ren

.

Dont expect too much
Cerita untuk kamu yang sudah dewasa.
.
.
JANGAN BAWA CERITA INI KE DUNIA RL KALIAN⚠️⚠️⚠️
.
.
⚠️Nama pemain sepenuhnya hanya meminjam guna keperluan Cerita. tidak bermaksud untuk mencoreng atau menyalahgunakan.⚠️
.
.
⚠️Tolong jangan ss atau mengabadikan cerita ini dalam bentuk apapun⚠️
.
.
.
BIJAK DALAM MEMBACA.
.
.
Read it, enjoy, jan lup kasih bintang, comen juga >_<
.
.

Mobil sedan berwarna hitam menepi pada gerbang bertuliskan pemakaman, Jeno turun dari mobil itu semangat, tanganya menggenggam buket bunga krisan, semenatara itu Johnny dan Yuta hanya menunggu di dalam mobil, membiarkan Jeno memasuki area pemakaman seorang diri.

Petak-petak pemakaman terlihat rapi, di setiap langkahnya menuju makam mama, hanya ada bilah senyum tercetak di bibir, tidak sabar menemui mama.

Hembusan angin sore itu membelai rambutnya menjadi lebih berantakan, pohon-pohon kamboja di beberapa tempat membuat rindang area pemakaman, bunga-bunganya yang rontok kemudian tertiup angin membuat area makam mirip lautan putih bunga kamboja.

"Jeano datang" sapa Jeno meletakan bunga krisan ditanganya keatas pusaran makam.

Jeno duduk di sebelah makam tenang "ada bunga matahari disini, pasti mama baru kedatangan tamu ya, bunganya masih segar"

"sebelumnya Jeano minta maaf nih mama, mungkin Jeano akan jarang berkunjung, mama tau kan kalau Jeano ini anak hits seantero sekolah" ada tawa diakhir kalimatnya, Jeno menyandarkan punggungnya pada nisan makam, membuat posisinya membelakangi makam mama.

"seiring berjalanya waktu, makam mama pasti bakal dipenuhi rumput hijau mirip makam yang lain, tapi biar beda, nanti Jeano bilang sama penjaga makamnya supaya ngasih bunga krisan di samping nisan, supaya beda dari yang lain"

Ada helaan nafas terdengar "mama udah bahagia kan, mama udah ketemu sama kak Renjun, kalian udah bahagia kan? rasanya kangen banget" Jeno memainkan rumput ditangan "pengen lihat wajah mama tapi Jeano juga pengen liat wajah Jaemin" Jeno menengadahkan kepalanya, ditatapnya pohon kamboja di depanya.

"kalau mama udah bahagia disana, lalu bagaimana cara Jeano bahagia, Jeano bahkan nggak tau apa arti bahagia yang sebenarnya, dosa Jeano banyak banget pasti sampai tuhan ngasih perasaan aneh ke Jeano kaya gini setiap hari, perasaan Jeano nggak pernah tenang, atau mungkin karna Jeano menyerahkan mama?"

Jeno memeluk lututnya erat "Jeano tau apa yang sudah Jeano lakukan, tapi apa Jeano tidak boleh bahagia, apakah tuhan akan memberi kebahagiaan untuk Jeano, tapi bagaimana Jeano bahagia jika tanpa mama, tanpa Jaemin"

"omong-omong, Jeano mulai membuka dan membiasakan diri dengan keluarga baru ini, entah apakah Jeno bahagia atau tidak, Jeano tidak tau" Jeno kembali menghela nafas pelan.

"Jeano mulai manggil wanita itu mama, sepertinya kata mama hanya cocok untuk mama Tifany tercinta, mungkin Jeano akan manggil wanita itu bunda, karna di hati Jeano, mama Jeano cuma mama Tifany"

Jeno memejamkan matanya sejenak "rasanya Jeano pengen nangis, pengen nangis kaya bayi pas  baru lahir, rasanya berat menanggung ini semua, padahal semua ini terjadi karna Jeano"

"sampai dititik dimana Jeano ingin datang menemui mama, tapi disisi lain, ada Jaemin yang harus Jeano cari"

cowok itu menjauh dari batu nisan di belakang, perlahan ia berbalik, kini ia sepenuhnya menatap gundukan tanah merah milik mama "ma, Jeano terluka, siapa yang bisa Jeano peluk, siapa yang bisa Jeano ajak cerita, Jeano salah jadi maafkan Jeno" matanya terpejam pelan mencoba menenangkan diri.

Nightshade (Nomin End)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang