NS_33⚠️🌸

24.3K 1.6K 374
                                    

A fanfiction
.
.

Nightsade 33🌸

.

Na_Ren

.

Dont expect too much
Cerita untuk kamu yang sudah dewasa.
.
.
JANGAN BAWA CERITA INI KE DUNIA RL KALIAN⚠️⚠️⚠️
.
.
⚠️Nama pemain sepenuhnya hanya meminjam guna keperluan Cerita. tidak bermaksud untuk mencoreng atau menyalahgunakan.⚠️
.
.
⚠️Tolong jangan ss atau mengabadikan cerita ini dalam bentuk apapun⚠️
.
.
.
BIJAK DALAM MEMBACA.
.
.
Read it, enjoy, jan lup kasih bintang, comen juga >_<
.
.
03/6/21
.
.

Jeno mengeratkan selimut yang membungkus tubuhnya, udara masih sangat dingin di jam 5 pagi ini, tapi ia sudah duduk di roof top rumah sakit, memandang semburat orange matahari yang sebentar lagi akan terbangun dari tidurnya.

Semalam Jeno tidak bisa tidur, banyak sekali hal aneh yang berkecamuk di dalam pikiranya, mati-matian Jeno coba untuk menenangkan diri, tapi yang dia dapat malah rasa pening.

Mungkin benar kata Jaemin kalau dia adalah orang paling menyedihkan, nyatanya memang seperti itu, sepertinya hari ini akan kacau.

Jeno menghela nafas panjang dengan pandangan menatap lurus kolam ikan di samping rumah sakit, ikan-ikan kecil di dalam kolam terlihat seperti titik-titik berwarna oren dari matanya, gemas sekali sampai Jeno tak bisa mengendalikan diri.

Orang-orang di sekirar Rumah sakit menoleh kaget. Beberapa refleks berlari ke arah suara mencebur keras itu, yang menimbulkan cipratan air yang cukup tinggi juga gelombang dan riak. Mengira sesuatu yang buruk telah terjadi. Tapi tak lama mereka berhenti, karena melihat Jeno berenang hilir-mudik dengan berbagai gaya. Suatu saat dia menukik ke dalam beningnya kolam itu, kali lain dia telentang dengan tenang dan berenang lambat.

Orang-orang itu lalu pergi sambil menggerutu, meneruskan aktivitas masing-masing yang sempat tertunda, sedangkan penjaga kebun hanya bisa memijat kepala melihat siapa pelakunya. Entah apa yang ada dikepala Jeno.

Jeno sedang meminta pada kolam kecil itu untuk menerima air matanya. Sebagaimana kolam itu juga telah selalu menerima air mata langit yang kini beriak dalam peluknya. Berharap seluruh pikiran kalutnya bisa larut kedalam air, menjadi gelembung-gelembung dan menghilang.

Lima belas menit kemudian Jeno menepi, bersamaan dengan matahari yang mulai meninggi, rasa dingin karna sapuan angin membuatnya sedikit menggigil, tapi ia masih enggan untuk beranjak, duduk di tepian kolam membiarkan sisa-sisa air di tubuhnya mengalir.

"ikanya bisa mabok" komentar Pak Salim penjaga kebun rumah sakit.

Jeno terkekeh "kalau ada yang mati bilang aja pak, nanti saya ganti"

Pak Salim menggeleng pelan "mending ke kolam renang aja, disana lebih luas"

"disini lebih asik Pak, ada ikannya" jawab Jeno dengan senyum di bibir, seperti tidak melakukan kesalahan apa-apa.

"bisa-bisa aku kena omel pimpinan, kalau ikanya ada yang mati tanggung jawab beneran ya"

Jeno mengangguk, lalu bangkit berdiri "tenang aja pak, nggak sampai di pecat kok" Jeno berbalik meninggalkan Pak Salim yang masih menghawatirkan ikan di dalam kolam.

Cowok ini meninggalkan area taman dengan badan basah kuyup, ia berhenti sejenak ditatapnya Burung-burung pipit pun mulai menghiasi langit-langit, waktunya mencari makan untuk keluarga, dan mungkin ini saatnya bagi Jeno untuk pulang.

Nightshade (Nomin End)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang