Chapter 13 - Bella menghilang

13.8K 1K 44
                                    

Bella mengerjap setelah merasakan tubuhnya tak bisa bergerak, matanya membulat sempurna setelah mendapati Adnan memeluknya erat. Ia melepas diri dengan pelan agar tak membangunkan tidur pria itu, setelah berhasil Bella menghela nafas berat lalu melangkah menuju kamar mandi untuk cuci muka.

“Sialan, Adnan sialan!” Maki Bella sembari menatap pantulan dirinya di cermin.

Setelah selesai memaki Adnan habis-habisan Bella menuruni anak tangga, sudah ada beberapa karyawan yang sedang bersih-bersih dapur.

“Pagi Bu Bos,” sapa mereka sopan.

“Pagi,” balas Bella sembari melemparkan senyum tipis.

“Mau ke mana Bu?” Tanya salah satu dari mereka.

“Mau ke apotek beli obat.”

Bella melangkah keluar restoran. Ia pernah melihat apotek sekitar sini tadi malam, melangkah dengan pelan sembari bersenandung kecil. Saat melewati beberapa rombongan remaja bule Bella digoda habis-habisan, apakah dirinya masih terlihat seperti remaja sepantaran mereka?

“Wah, you look so perfect,” cetus salah satu dari mereka.

Bella terkekeh geli, “aw thanks.”

Berbincang-bincang dengan anak remaja tersebut membuat mood Bella meningkat karena dirinya dihadiahi berbagai macam pujian, bahkan mereka semua berharap bertemu Bella lagi dilain kesempatan.

Bella tertawa setelah mereka semua melangkah meninggalkannya, “astaga, gemes banget sih.”

Bella mendorong pintu masuk apotek yang terletak tak jauh dari restoran, sepertinya apotek tersebut baru saja buka.

“Cari apa Mbak?” Tanya mereka ramah.

“Obat sakit kepala yang paling manjur,” cetus Bella.

Karyawan apotek tersebut tersenyum lalu mengambil satu tablet obat sakit kepala yang namanya sudah tak asing lagi. Setelah membayar obat Bella kembali ke restoran, beberapa pengunjung sudah datang dan menunggu pesanan mereka datang.

Bella menyapa beberapa karyawan di dapur sebelum melangkah menaiki anak tangga, sejujurnya ia sedikit merasa canggung berada disana melewati dapur sebagai satu-satunya jalan keluar, tetapi tak ada pilihan lain ia harus bertahan disini selama beberapa hari.

Bella berkacak pinggang setelah pintu kamar terbuka, Adnan masih diposisi yang sama seperti saat ia meninggalkan pria itu.

“ADNAN!!” Bentak Bella yang sengaja melakukan hal itu, bukannya apa-apa tetapi jika Adnan tidur lebih lama malah akan membuat kepala pria itu semakin sakit.

Adnan tersentak hingga membuatnya membuka kelopak mata, namun saat bola matanya bertemu dengan Bella pria itu langsung berdecak kesal sembari merubah posisinya menjadi tengkurap.

“Adnan ih, bangun, nanti kepala kamu tambah sakit!” Cetus Bella sembari mendaratkan bokongnya di pinggir ranjang sembari menepuk-nepuk punggung Adnan.

Dengan gerakan cepat Adnan berbalik lalu menarik tangan Bella hingga perempuan itu berbaring di dadanya. Adnan tersenyum puas setelah melakukan hal menyebalkan seperti itu.

Marriage, Not DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang