Chapter 18 - Mulut manis Adnan

14.4K 1K 7
                                    

Bella memejamkan mata mencoba melupakan semua hal yang terjadi saat ia dan Adnan main hujan-hujanan, memperlakukan Adnan dengan baik dari hatinya tanpa paksaan sama sekali membuatnya jadi gelisah dan geli sendiri.

“Ayo lah Bella lupain!” Bella bergerak memukul-mukul kepalanya sembari bermonolog dengan dirinya sendiri.

“Please Bella, selama ini kamu nggak pernah ngerasain jatuh cinta tapi nggak kayak gini juga...”

“Aku jatuh cinta?” Tanya Bella menunjuk dirinya sendiri kemudian menggeleng kuat, ayolah hati jangan menjadi murahan hanya karena mulut manis Adnan, pria itu memang seperti itu.

“Halo sayang,” sapa Adnan yang baru saja masuk ke dalam kamar lalu mendaratkan tubuhnya di atas kasur, posisi tubuhnya miring agar leluasa melihat Bella.

“Hm,” balas Bella salah tingkah laku mengubah posisinya menjadi terlentang menghadap langit-langit kamar.

“Aku beneran curiga sama Ametta dan cowok itu, pasti mereka berdua ada hubungan spesial,” ungkap Adnan. Jam sembilan malam tadi Ametta pulang ke villa dengan barang-barang yang lumayan banyak, bukan hanya itu Ametta juga membawa teman prianya untuk menginap beberapa hari di villa.

“Nggak usah diurusin sih, kalau memang mbak Ametta suka sama Gema bagus dong berarti mbak Ametta udah bisa buka hatinya lagi,” cetus Bella.

“Kamu kenapa sih kok kayak menghindar?” Tanya Adnan kebingungan.

“Enggak kok,” elak Bella sembari meraih selimut tebal hingga menutupi wajahnya.

Adnan bergerak menarik selimut tersebut hingga memperlihatkan wajah Bella yang tampak memerah, “kenapa sih? Kamu sakit?”

Adnan menyodorkan tangannya untuk menyentuh dahi Bella, namun belum saja tangannya menyentuh dahinya Bella terlebih dahulu menepis tangan Adnan lalu memasang raut marah.

“Kamu kenapa sih? Lagi dapet ya?” Tanya Adnan yang masih berusaha menebak-nebak.

“Gak!”

Adnan menghela nafas berat, “aneh banget sih, padahal tadi kamu baik-baik aja pas makan malam atau kamu kesal karena Ametta lihat kamu duduk di pahaku?”

“Enggak Adnan, enggak!” Teriak Bella sembari memejamkan mata.

“Kamu kenapa sih Bel? Beneran lagi dapet ya?” Tanya Adnan yang tak kunjung digubris, Adnan meraih tangan Bella menggenggam tangan perempuan itu lalu diletakkannya di pipinya, “sayang jangan kayak gini dong, aku bingung kalau kamu kayak gini.”

Diperlukan seperti itu membuat Bella semakin memejamkan matanya hingga kelopak mata dan sekitaran matanya berkerut, semakin Adnan terdengar mengkhawatirkannya dan memperlakukannya seperti itu semakin membuat degupan di jantung Bella kian menggila.

Bella menarik tangannya lalu meloncat turun dari ranjang, Adnan menatapnya dengan kebingungan lalu ikut turun dari ranjang hendak mendekati Bella.

Bella memajukan tangannya sembari melebarkan telapak tangannya, “berhenti disitu!”

“Sayang, kamu kenapa sih? Ada apa?”

“Aku mau tidur disini,” ucap Bella cepat lalu membaringkan tubuhnya di atas sofa kemudian memejamkan mata.

Adnan berkacak pinggang menatap Bella yang tiba-tiba menjadi aneh, dengan sekali angkat kini Bella berada di gendongan Adnan diangkat ala bridal style.

Bella terkejut lalu membulatkan matanya begitu tajam, “turunin aku Adnan!” Teriaknya sembari meronta-ronta.

“Nggak!” Tolak Adnan mentah-mentah.

Marriage, Not DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang