"Ada Kai di luar," ucap Bella begitu datar lalu kembali keluar kamar, Adnan yang tadi sedang memejamkan mata lantas membuka matanya perlahan yang berair akibat flu yang melandanya semalaman.
Adnan menggeser selimut yang membungkus tubuhnya, ia duduk di pinggiran kasur sebelum beranjak namun kembali duduk saat penglihatannya menggelap dan kepalanya yang sakit.
"Lo sakit Nan?" Tanya Kai saat Adnan menghampirinya dengan raut lesu dan hidungnya memerah.
"Pakai nanya lagi lo," balas Adnan galak.
"Lo sih ngeyel! Gue udah tahan lo buat nungguin hujan reda tapi lo malah terobos mana pakai motor gue bukannya malah pakai mobil lo aja!" Omel Kai.
"Berisik lo ah, gue khawatir Bella kenapa-napa soalnya hujannya deras banget mana petirnya nakutin banget," ujarnya membela diri.
"Iya sih, tapi nggak pakai motor juga kali!"
"Mobil lama Kai, pasti udah ada beberapa jalan yang tergenang gue maunya cepat sampai."
"Tapi lo malah sakit bodoh." Kai merogoh saku celananya lalu mengeluarkan kunci mobil Adnan dari sana dan melemparnya ke meja, "tuh kunci mobil lo, udah gue masukin ke pekarangan juga."
Keduanya saling tukar kendaraan semalam, awalnya Kai menolak keras keinginan Adnan pulang ditengah derasnya hujan menggunakan motornya, namun karena kerasnya pria itu Kai tak ada pilihan lain selain meminjamkan motornya.
Adnan semalam pulang dengan keadaan basah kuyup, badan yang menggigil dan bibir pucat. Bella tak sengaja mendengarnya saat perempuan itu berhenti di ambang ruang tengah sedang membawa nampan berisi minuman untuk Kai.
Bella tak ingin mendengar banyak pembicaraan mereka, perempuan itu melanjutkan langkahnya lalu meletakkan minuman untuk sahabat suaminya itu.
"Makasih Bella," ucap Kai ramah yang dibalas sunggingan tipis olehnya.
Bella yang meninggalkan ruang tengah lantas menuju halaman belakang, menatap hamparan rerumputan liar yang sungguh mengganggu halaman belakang rumahnya dan juga menutupi tanaman stroberinya yang entah bagaimana keadaannya, apakah sudah mati akibat tak dirawat atau justru berbuah lebat dibawa sana.
Tangan perempuan itu bergerak mengusap lembut perutnya yang mulai membuncit, air matanya mengalir membasahi pipinya membuat Bella langsung mengusapnya kasar. Menahan rasa rindu diselingi perasaan kecewa benar-benar menyiksa batinnya, disatu sisi ia selalu merindukan sosok Adnan yang selalu membuatnya bahagia kala itu namun disisi lain pikirannya tentang Adnan dan Fiola terus muncul membuatnya merasa kesal pada suaminya.
Tadi malam Adnan pulang dalam keadaan basah kuyup, Bella tak ingin bertanya lebih mengapa pria itu tak menggunakan mobilnya saja alih-alih malah menggunakan motornya Kai. Bella malam itu diam saja tak begitu memperhatikan Adnan, ia bahkan memilih untuk menutup matanya meskipun tadi malam ia susah sekali untuk terlelap.
Beberapa menit setelah Bella memejamkan mata pipinya diusap lembut oleh Adnan, namun kali ini berbeda karena Adnan merasakan rasa hangat pada telapak tangan pria itu, bukan hanya itu Adnan juga mengecup perutnya untuk pertama kalinya setelah Bella dinyatakan hamil. Pria itu tak punya keberanian lebih untuk menyentuh atau mengecup perut istrinya karena takut Bella tak nyaman, namun tadi malam Adnan benar-benar tak tahan jika hanya melihat perut Bella tanpa menyentuh dan mengecupnya.
Bella spontan menoleh ke arah dapur saat mendengar suara pecahan kaca dari sana, perempuan hamil itu langsung melangkah menuju dapur lalu menghentikan langkahnya tepat di depan kulkas saat melihat Adnan sedang memunguti pecahan gelas kaca yang jatuh.
"Aku nggak sengaja jatuhinnya," ucapnya terdengar sangau.
"Hm, oke," balas Bella sembari mengangkat bahunya acuh, membalikkan tubuhnya lalu melangkah menuju kamar mengabaikan Adnan yang tampak pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage, Not Dating
Romance"Enggak usah basa-basi mending kita langsung cipokan aja." Berawal dari kalimat candaan dan berakhir mala petaka, Bella yang iseng mengucap kalimat haram itu harus berurusan dengan Adnan, bukan berurusan dalam artian ringan tetapi dalam artian begit...