Chapter 5 - Eyang

15.4K 1.3K 11
                                    


Saat lamaran Bella tak sempat memarahi Ratu karena dia tiba-tiba berubah menjadi perempuan ayu. Bella juga tak bisa melampiaskan kekesalannya karena banyak keluarganya di rumah.

Kini saatnya untuk Bella memberi pelajaran ke Ratu. Bella menarik tangan Ratu masuk ke dalam kamarnya, Ratu hendak protes namun ditahannya.

"Jadi cipokan itu ciuman?!!" Desis Bella tajam sembari bersandar di belakang pintu.

Ratu yang mengerti langsung terbahak sembari memegangi perutnya, "astaga Bella, lo lucu banget sumpah."

Bella menarik nafas dalam-dalam, "ini nggak lucu! Gara-gara kamu hidupku bakalan runyam nantinya!!"

Kemarahan Bella hanya sebatas itu, karena itu juga Ratu tidak pernah kapok menjahili sepupunya.

"Oke gue minta maaf."

"Maaf nggak akan balikin semuanya Ratu!!!"

"Terus gue harus apa Bella?"

"Enggak tahu!" Balasnya ketus.

Ratu tersenyum lebar melangkah menuju ranjang lalu mendaratkan tubuhnya disana. "Bella, Bella. Lo nggak usah sok marah-marah deh, kalau memang lo nggak mau nikah kenapa lamaran dia lo terima?"

"Kamu ih pintar banget kalau bicara! Aku terima dia karena di bawah tekanan ayah, itu pun semuanya karena kamu," balas Bella yang juga ikut merebahkan tubuhnya di samping Ratu.

"Jalani aja Bel, daripada kamu gabut nggak ada kerjaan mendingan jadi istri kan," ucap Ratu manipulatif.

"Ih dasar!"

Ratu merubah posisinya menjadi duduk lalu menatap lurus Bella. "Tapi kenapa lo malah pilih Adnan? Bukannya malah yang disebelahnya? Kan lebih ganteng."

Bella terdiam, jika dilihat-lihat Kai memang lebih ganteng dibandingkan Adnan, malam itu saat keduanya kompak menoleh ke arahnya Bella sempat bingung harus mengatakan ke siapa, kalau melalui mata ia lebih memilih Kai yang ganteng tetapi jika mengikuti hatinya Bella lebih memilih Adnan, mungkin hatinya memilih Adnan karena malam itu Adnan terlihat sangat frustrasi.

"Namanya juga udah takdir ya kan," goda Ratu.

Bella yang merasa pihak paling dirugikan disini bergerak mencubit paha Ratu. "Bella tai lo apa-apaan sih, sakit anj----"

"Sakit ih Mbak Bella, kamu suka banget cubiti aku," ucap Ratu tiba-tiba melembut sembari membulatkan matanya.

Bella menoleh ke arah pandang Ratu, di ambang pintu sudah ada eyang berdiri dengan menatap Ratu dalam dibalik kacamatanya.

"Ndak ada bilang apa-apa kok Eyang, aku sama Mbak Bella lagi bercanda," cetus Ratu.

Eyang Putri tetap menatap Ratu curiga meskipun cucunya itu sudah menjelaskannya. "Awas kamu Ratu kalau suka nyebut nama binatang!"

"Demi Allah, Ratu ndak pernah bilang gitu," ucap Ratu mendramatisir.

"Ndak usah bawa-bawa Allah kalau nyatanya kamu bohong."

Eyang Putri menutup kembali pintu kamar Bella hingga membuat kedua perempuan yang ada di dalam menghela nafas lega. Meskipun bukan Bella yang disidak eyang tetapi ia juga ikut deg-degan.

"Ahk, asu!" Umpat Ratu.

"Ratu ih, baru juga ditegur!"

"Gue mau pulang, disini kayak lagi simulasi kematian," cetus Ratu seraya turun dari ranjang, perempuan itu keluar dari kamar Bella tanpa menutup pintunya.

Bella mendengus sebal lalu pergi menutup pintu kamarnya. Bella memainkan ponselnya sembari memikirkan sesuatu, karena Ratu ia jadi lupa ingin melakukan apa tadi.

Marriage, Not DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang