Hari itu Adnan dan Bella saling berdamai, melupakan masa lalu dan fokus pada masa depan. Meskipun begitu rasa bersalah Adnan terkadang masih sering muncul padahal Bella sudah memaafkan segala kesalahan suaminya di masa lalu.
"Mas!!!" Adnan yang sedang memasak mendengar teriakan istrinya lantas melangkah lebar menuju halaman belakang.
"Kenapa sayang?" Tanyanya agak panik, takut Bella kenapa-napa.
"Ada serangga," tunjuk Bella manja pada serangga yang keluar dari tanah. Seminggu yang lalu Adnan membersihkan halaman belakang, membabat habis rerumputan liar hingga tangannya tak sengaja kena sabit, karena halaman belakang sudah kembali seperti semula jadi Bella kembali berkebun disana menanam beberapa bibit cabai dan tomat.
Adnan tak kenal lelah, meskipun Bella kelewat manja dan suka ngeselin ia tak pernah mengeluh sama sekali. Adnan berjongkok lalu menyingkirkan serangga tersebut hingga tak terlihat satupun, meskipun sejujurnya ia juga takut.
"Udah nanti biar aku aja yang tanam bibitnya, kamu kalau kebanyakan jongkok bisa pegal," ucap Adnan mengingatkan, pria itu menuntun sang istri dengan lembut untuk berdiri.
"Ih, padahal aku berkebun," desis Bella.
Adnan menggeleng pelan, "nanti berkebunnya sama aku aja ya sayang, pokoknya kamu harus selalu dalam pengawasan aku," cetusnya posesif.
Bella mengerucutkan bibirnya, "harus banget Mas? Meskipun ke kamar mandi?"
"Harus banget dong sayang, kemanapun kamu pergi pokoknya harus ada aku." Adnan merangkul Bella mesra lalu membawanya masuk kedalam, "kita makan dulu ya, aku udah masak buat kamu."
Bella menoleh lalu mendongak sedikit menatap suaminya dari samping, "kali ini masak apa Mas?" Tanyanya antusias.
Akhir-akhir ini Adnan suka memasak, katanya dia belajar masak dari koki restoran, pria itu tak ingin Bella terlalu lama berdiri hanya untuk memasak jadi dia belajar memasak. Dari situ juga Bella dapat melihat kesungguhan Adnan.
"Masak kesukaan kamu dong," ucap Adnan yang dimaksud kesukaan Bella adalah nasi goreng spesial yang sering dibuatkan Adnan untuknya karena hanya itu yang pria itu tahu.
Adnan menarik kursi untuk Bella lalu menuntunnya duduk, Bella yang diperlakukan seperti itu tersenyum lebar padahal hal kecil seperti itu sering dilakukan Adnan sebelumnya.
"Kamu nggak makan Mas?" Tanya Bella saat Adnan hanya duduk sembari menatapnya dengan tersenyum.
"Enggak, aku lebih senang lihat kamu makan lahap," ucap Adnan.
Bella menghela nafas panjang lalu meletakkan sendok makan yang dipegangnya, perempuan itu menatap sang suami lamat-lamat. "Kamu berubah Mas," ucapnya mendramatisi.
"Berubah kayak gimana sih sayang? Aku udah memperbaiki diri supaya lebih baik lagi," lirih Adnan.
"Memperbaiki diri memang perlu Mas, tapi aku nggak suka sama kamu yang sekarang!" Protes Bella.
Adnan bergerak menggenggam tangan sang istri sembari menatapnya sendu, "aku kenapa sayang? Apa yang harus aku ubah biar kamu senang?"
Bukannya menjawab Bella malah menutup wajahnya dengan tangannya, bahu perempuan itu bergetar hebat bersamaan dengan suara tangisnya yang pecah. Adnan langsung beranjak dari duduknya untuk menghampiri Bella.
"Sayang, kenapa?" Tanya Adnan panik sembari mengelus punggung Bella.
Bella mendongak menatap Adnan dengan air mata bercucuran, melihat raut panik pada wajah suaminya Bella lantas memeluk pinggang suaminya erat sembari menangis sejadi-jadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage, Not Dating
Romance"Enggak usah basa-basi mending kita langsung cipokan aja." Berawal dari kalimat candaan dan berakhir mala petaka, Bella yang iseng mengucap kalimat haram itu harus berurusan dengan Adnan, bukan berurusan dalam artian ringan tetapi dalam artian begit...