Chapter 33 - Bersepeda

7.8K 707 8
                                    

Sebenarnya bab ini pengen aku upload semalam tapi karena udah jam 11 jadi aku memutuskan untuk besok pagi aja,  jadi selamat membaca sobat.

•••••

Jika saja Adnan tak tinggal di lingkungan komplek yang penghuninya tak sibuk dan selalu nongkrong di depan rumah mungkin pria itu sudah dinyinyiri tak pernah bekerja, tapi memang itulah faktanya.

Semenjak pindah ke rumah baru Adnan lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah bersama sang istri dibandingkan ke restoran mengontrol kinerja karyawannya seperti yang dulu ia lakukan, dulu Adnan tak pernah alpa hanya sekedar memantau perkembangan restorannya, bahkan terkadang Adnan datang dari pagi duduk di deretan meja pengunjung hingga sore hanya untuk memantau.

Tetapi sekarang datang seminggu dua kali saja sudah syukur itupun harus dipaksa Bella dulu dan perempuan itu juga ikut bersamanya.

Bella yang sedang menonton series lantas menoleh ke arah samping saat mendengar langkah Adnan mulai mendekatinya.

"Kamu nggak mandi Mas?" Tanya Bella saat Adnan ikut bergabung dengannya di sofa kamar.

"Kan udah tadi pagi," jawabnya santai sembari membaringkan tubuhnya lalu menjadikan paha Bella sebagai bantal.

"Bukannya kamu mau ke restoran jam lima, sekarang udah setengah lima loh Mas," ucap Bella mengingatkan.

Bella dapat merasakan kalau Adnan menggeleng pelan saat rambut pria itu bergesekan dengan pahanya, lalu Adnan meraih pipi Bella kemudian mengelusnya lembut, tidak puas hanya mengelusnya kini Adnan menggerakkan telunjuknya mengikuti garis rahang sang istri.

"Kalau aku nggak ke restoran sore ini kamu marah nggak?" Tanya Adnan amat hati-hati saat mengucapkan tiap kalimatnya.

"MAS!!" Bella menundukkan kepalanya seraya membulatkan matanya hingga nyali Adnan menciut.

Adnan mengerucutkan bibirnya membuat ekspresi sesedih mungkin, "sayang, aku nggak mau kemana-mana maunya sama kamu terus," ucapnya manja.

"Tapi aku enggak," telak Bella.

Adnan memicingkan mata kemudian bergerak meremas bagian dadanya, "Sakit banget Bel," lirihnya dibuat-buat.

"Sumpah ya Mas harusnya yang dapat piala oscar itu kamu, ngga ngerti lagi deh kamu sejago itu aktingnya," ucap Bella sarkas.

Adnan tertawa garing, "kok kamu udah nggak lemot sih, aku rindu kamu yang lemot."

"Heleh, mengalihkan pembicaraan," ucap Bella.

"Sayang aku beneran nggak mau ke restoran hari ini, besok aja ya?" Bujuk Adnan sembari memasang puppy eyes-nya.

Bella memutar bola matanya jengah, "besok terus," gumamnya.

"Beneran Bella sayang, istriku cantik pake banget," ucap Adnan menekankan setiap kalimat yang keluar dari bibirnya.

"Yaudah kalau kamu nggak mau ke restoran mendingan kamu olahraga gih, aku pengen sendirian loh Mas pengen nonton film tanpa diganggu sama kamu atau kamu pergi kemana gitu sama Kai," ucap Bella sembari mendorong Adnan agar tak menggunakan pahanya sebagai bantal.

Adnan memperbaiki posisi duduknya kemudian menatap Bella dengan mata yang memicing, "kok jahat sih?"

Bella menghela nafas panjang, "bukan jahat Mas Adnan tapi aku pengen kamu nggak ngintilin terus."

"Oke-oke," ucap Adnan menekankan setiap kalimatnya, "aku bakal diem disini dan nggak gangguin kamu nonton."

Bella spontan menggeleng, "nggak, kemarin kamu juga bilang gitu terus ujungnya meluk-meluk sampai aku nggak fokus nonton," tolaknya mentah-mentah.

Marriage, Not DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang