Chapter 1 - Niat baik yang tiba-tiba

30.3K 2.1K 32
                                    


“Saat kamu masuk di mobilku dan duduk di kursi penumpang samping kemudi berarti kamu mau nggak mau harus masuk ke dalam kehidupanku,” cetus Adnan begitu dalam.

“Hah? Maksud kamu apa sih? Kamu kan yang nawarin sendiri buat antar aku pulang!” Sebal Bella.

“Kamu bisa aja nolak, Bella.” Awalnya perjalanan keduanya biasa saja setelah keduanya saling memperkenalkan nama dan Bella memberitahukan Adnan alamatnya.

“Turunin aku sekarang juga! Aku nggak mau masuk di kehidupan kamu! Kamu siapa memangnya? Kita baru aja kenal!”

“Buat apa turun kalau rumah kamu sudah dekat,” balas Adnan santai.

Bella mendengus dingin sembari memegang tali sling bagnya dengan kuat, pria di sampingnya ini sudah menjebaknya.

“Sudah sampai tuan putri,” cetus Adnan setelah mobilnya berhenti di depan pagar rumah yang menjulang tinggi dengan keamanan yang ketat.

Tanpa basa-basi terlebih dahulu Bella hendak membuka pintu mobil pria itu tetapi tidak bisa, Bella kembali menoleh dengan raut kesal, “buka!!”

Adnan tersenyum smirk, “besok aku bakalan lamar kamu, tunggu ya.”

Bella melemparkan tatapan horornya, “maksud kamu apa sih?! Kita baru kenal!” Ucap Bella menaikkan nada bicaranya.

“Tungguin aja besok, aku bakalan datang buat lamar kamu,” ucap Adnan.

Bella sedikit lagi menangis jika pintu mobil itu belum juga bisa terbuka, setelah bisa terbuka Bella langsung turun tanpa menoleh dan langsung masuk ke dalam pekarangan rumahnya dengan terburu-buru.

Pagi ini rumah kediaman keluarga Kalindra selalu ramai saat hari libur seperti ini, adik Bella--- Kavin sejak jam enam pagi tadi sudah bangun dan sedang berada di ruangan fitness bersama sang ayah, di dapur pun terdengar begitu riuh pertemuan antara spatula dan teflon bersautan, sedangkan sang anak gadisnya masih bermalas-malasan di atas kasur.

Bella menarik-narik rambutnya dengan raut frustrasi, semalaman ia tidak bisa benar-benar terlelap hanya karena omongan Adnan yang nyeleneh itu.

“Ahk, aku ngantuk banget jadinya,” cetus Bella sembari menarik selimutnya sampai membungkus dirinya persisi kepompong.

Tanpa terasa Bella sudah tidur sejam lebih setelah bangun pagi tadi, suara ketukan pintu dari luar kamarnya lah yang membangunkan perempuan itu.

“Kenapa?” Teriak Bella khas suara bangun tidur.

“Sarapan,” jawab Kavin diluar.

“Sebentar,” ucap Bella sembari beranjak dari kasurnya.

Bella merapikan tempat tidurnya sebelum keluar dari kamarnya, meskipun ada mbak Mira yang setiap hari membersihkan semua sudut rumah tetapi Bella memilih membersihkan kamarnya sendiri.

Bella menuruni anak tangga menuju dapur dengan masih menggunakan piyama pink kesukaannya, suara sendalnya bersaut-sautan di anakan tangga membuat semua orang di meja makan menoleh ke arahnya.

“Kenapa?” Tanya Bella.

“Berisik,” balas Chandra.

Bella baru sadar ternyata kunyuk itu berada di meja makan, Bella melemparkan tatapan tak sukanya ke Chandra yang baru saja mengomentari cara jalannya. “Kamu ngapain kesini?”

“Lho kenapa memangnya? Ini kan rumah omku” balas Chandra santai lalu kembali memainkan laptopnya.

Bella menghela nafas berat, Ratu dan adiknya sama saja, menyebalkan.

Marriage, Not DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang