Dokter menjelaskan panjang lebar tentang kegiatannya sebelum bisa sampai di UGD, sedangkan Ratu yang sejak tadi menyimak memutar bola matanya malas.
"Nggak ada yang nanya lo habis ngapain," gumamnya kesal lantaran dokter di depannya itu menjelaskan tentang masalah yang dialaminya di bangsal.
"Terus sepupu saya kenapa Dokter? ini sudah sejam lebih nggak bangun-bangun juga," ucap Ratu menimpali percakapan dokter Raka yang sedang berbincang dengan Adnan.
Dokter yang sekiranya seumuran dengan Adnan itu menyunggingkan sudut bibirnya lebar-lebar, "setelah saya melihat pemeriksaan pasien ini kelelahan baik fisik maupun mental, saya harap orang sekitarnya tak terlalu membebani pikiran pasien karena sangat berpengaruh pada janinnya yang masih rentan..."
"JANIN?!!!" Ratu dan Adnan sontak menegaskan hal yang sama hingga beberapa pasien di UGD terang-terangan menatap mereka.
"Pasien ini sedang mengandung sudah 3 minggu lebih jadi kalau pasien agak nyebelin itu bawaan bayi," ucap dokter Raka dengan nada jenaka di akhir-akhir kalimatnya.
"Lo hamil Bel?!!" tanya Ratu sembari menggeser tubuh Bella hingga terdengar geplakan.
"Astagfirullah Mbak, jangan kayak gitu pasien ini lagi lemah," ucap dokter yang bernama Raka itu menegur Ratu.
"J--jjadi istri saya hamil Dok?"
Raka mengangguk pelan dengan senyum manis di wajahnya kemudian pria itu menyodorkan tangannya pada Adnan, "selamat ya Pak, tolong jangan dibuat istrinya kecapekan dan terlalu banyak pikiran. Satu lagi, kalau istrinya agak nyebelin itu dianggap biasa aja ya Pak, semua itu hanya hormon ibu hamil."
Adnan tak bisa berkata-kata lagi, ia hanya bisa mengangguk lemah. Setelah dokter itu meninggalkan mereka Adnan langsung duduk bersimpuh di lantai dengan mata yang berkaca-kaca, jantungnya berpacu dua kali lebih cepat.
"Makasih ya Allah," ucapnya lantas bersujud di lantai sembari mengucap berbagai macam syukur.Adnan benar-benar tak menyangka diberi jalan setelah mendapati jalan buntu dalam hubungannya dengan Bella, padahal baru beberapa jam yang lalu Adnan menyerah dan melepas Bella dengan ikhlas namun sudah ada sesuatu hal besar yang menahannya untuk tetap bertahan.
Adanya janin dalam rahim Bella membuat Adnan merasakan sebuah perasaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, rasa sedih karena bahagia.
"Bangun nggak lo anjing!" bisik Ratu tajam.
"Lho Anjing, Adnan lo ngapain sujud disitu bodoh ih kotor." Ratu menarik tangan Adnan agak kasar agar pria itu segera berdiri.
Adnan berdiri dari sujudnya lalu bergerak memeluk Bella dengan erat, mengangkat sedikit tubuh perempuan itu agar bisa didekapnya lebih dalam. Adnan menangis tersedu-sedu sembari terus meracau tak jelas sedangkan Ratu harus beberapa kali meminta maaf pada pasien UGD karena suara tangisan Adnan yang sungguh sangat dramatis, untungnya mereka semua mengerti dengan apa yang dirasakan Adnan.
Bella membuka matanya perlahan ia begitu terkejut saat mengetahui sedang berada dalam dekapan Adnan yang sedang menangis, perempuan itu lantas mendorong Adnan hingga pria itu melepas dekapannya. Bella meringis seraya menatap bergantian Adnan dan Ratu dengan tatapan bingung yang tak bisa disembunyikan dari raut wajahnya.
"Kok aku bisa disini?" tanyanya dingin.
Adnan menarik sudut bibirnya lebar-lebar sembari menatap Bella penuh haru, "makasih Bella sayang, makasih banyak," ucapnya kemudian menggenggam kedua tangan sang istri dan mengecupnya bergantian.
"Ini kenapa sih?" tanya Bella kebingungan.
"Kok aku bisa disini sih, padahal aku kan lagi nungguin pegawai pengadilan tadi," gumam Bella yang terdengar begitu jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage, Not Dating
Romance"Enggak usah basa-basi mending kita langsung cipokan aja." Berawal dari kalimat candaan dan berakhir mala petaka, Bella yang iseng mengucap kalimat haram itu harus berurusan dengan Adnan, bukan berurusan dalam artian ringan tetapi dalam artian begit...