Adnan mengajak Bella dinner romantis di salah satu hotel bintang lima di tengah-tengah kota Jakarta. Hotel mewah yang menyajikan padatnya kota Jakarta dan ramainya kendaraan di malam hari ditemani alunan lagu klasik yang menggema di dalam ruangan.Bella tersenyum lebar sembari memeluk buket mawar merah berjumlah seratus tangkai tersebut. "Aku senang banget, makasih ya Mas," ucapnya tulus.
Adnan tatkala melebarkan senyumannya, menatap sang istri begitu dalam dan intens, "aku sayang banget sama kamu Bel."
Bella mengangguk, "aku juga sayang banget sama Mas Adnan, sayang banget," ucapnya menekankan dua kalimat terakhir.
Sepulang Adnan dari restoran sore tadi tiba-tiba pria itu mengajak Bella dinner romantis, Bella sempat menolak dan mengatakan cukup makan malam di restoran Kai saja tetapi Adnan tetap kekeh ingin dinner romantis di hotel bintang lima.
"Bel, aku nggak sabar lho kamu hamil," ucap Adnan begitu tiba-tiba, untuk pertama kalinya selama menikah Adnan mengatakan hal tersebut dan wajahnya begitu serius, tatapan matanya seolah benar-benar tak sabar hal itu terjadi.
Adnan tak pernah membahas soal anak dengan serius, pria itu menjalani kehidupan pernikahannya dengan simpel dan tak ingin terburu-buru, selain itu ia tak ingin membuat Bella menjadi tertekan akan permintaannya.
Bella menarik sudut bibirnya, tersenyum canggung. "Doain aja ya," balasnya.
Adnan mengangguk pelan kemudian bergerak mengusap lembut pipi Bella. Mengajak Bella dinner bukan serta merta hanya sebuah ajakan saja, Adnan sengaja mengajak sang istri agak pikirannya tak terus menuju hal-hal buruk setelah Kai memberinya peringatan keras tadi siang.
"Aku sayang banget sama kamu Bel," ucap Adnan lagi.
Bella mengangguk pelan, "kamu udah bilang dua kali lho Mas, aku udah tahu."
Adnan tertawa geli, "biar kamu ingat sayang."
"Aku ingat banget kok, ingatanku tajam."
Adnan mangut-mangut kemudian menyuapi Bella steak yang baru saja dipotongnya. "Masa sih tajam? Coba kamu ingat aku pakai baju apa pas pertama kita ketemu?"
Bella mengetuk-ngetuk dagunya seraya menerawang kejadian berbulan-bulan lalu, "nggak tahu ih, aku nggak terlalu perhatiin kamu."
"Memangnya kamu perhatiin siapa? Padahal aku antar kamu pulang loh sehabis kamu mau cipok aku di dalam klub," ucap Adnan bersemangat sembari menaik turunkan alisnya pada Bella.
Bella menarik ujung bibirnya malu-malu jika mengingat kejadian itu, mengingat bagaimana polosnya ia dulu hingga bisa dibodoh-bodohi Ratu, "aku fokusnya ke Kai dan soal cipokan itu nggak usah dibahas," ujarnya galak.
"Jadi kamu lebih perhatiin Kai daripada aku?" Tanya Adnan.
Bella menggaruk tengkuknya yang sama sekali tak gatal sembari tersenyum lebar memperlihatkan deretan giginya, "soalnya Kai lebih ganteng," jawabnya jujur.
Adnan menahan nafasnya hingga beberapa detik kemudian bersedekap dada, memasang raut masamnya dengan mata yang memicing tajam, "terus kenapa malah minta cipokan sama aku coba, kenapa nggak sama Kai?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage, Not Dating
Romance"Enggak usah basa-basi mending kita langsung cipokan aja." Berawal dari kalimat candaan dan berakhir mala petaka, Bella yang iseng mengucap kalimat haram itu harus berurusan dengan Adnan, bukan berurusan dalam artian ringan tetapi dalam artian begit...