Bella mendengus sebal setelah Adnan beberapa kali menendang kakinya, dalam posisi terlelap sekalipun pria itu tetap menyebalkan.Sialnya ia benar-benar sudah menjadi istri dari seorang Adnan Arrizasil Bagaskara. Pria yang baru saja ditemuinya di klub, jika saja dulu Bella mengajak Kai bicara alih-alih malah mengajak Adnan mungkin hal seperti ini tidak akan terjadi.
Apalagi menjadi istri di usia 21 tahun seperti ini, Bella belum menikmati masa-masa bebasnya, ia juga belum mencicipi dunia kerja. Kedatangan Adnan benar-benar merubah hidupnya.
Dengan perasaan dongkol Bella turun dari ranjang lalu menyibakkan gorden dengan agak kasar. Hal itu membuat wajah Adnan langsung terpapar sinar matahari, pria itu menggeliat sembari menarik selimut untuk menutupi wajahnya.
“GHEA!!” Teriaknya kesal.
“Ghea nggak ada disini,” sahut Bella kesal.
Bagai rohnya tiba-tiba masuk ke tubuh Adnan langsung melompat kala mendengar suara Bella menggelegar, dengan nafas tidak teratur Adnan menatap horor Bella yang masih berdiri di sisi kusen jendela.
Adnan lupa jika dirinya baru saja menikah, ia mengira yang membuka gorden itu Ghea, karena biasanya Ghea yang selalu membuka gorden kamarnya saat dirinya terlambat bangun.
“Pagi istriku sayang,” ucap Adnan dengan senyum lebarnya khas suara bangun tidur.
Bella memutar bola matanya jengah. Semalam Bella baru bisa tidur setelah memastikan sendiri kalau Adnan benar-benar terlelap, ia hanya takut. Bella bahkan baru menyentuh ranjang setelah pria itu benar-benar terlelap.
“Cuci muka dulu sana,” pintah Bella.
Seraya menunggu Adnan keluar dari kamar mandi Bella membuka pintu, sejak tadi seseorang mengetuk pintu kamar.
“Iya, tunggu.”
“Mama,” ucap Bella kikuk saat wajah mertuanya lah yang terpampang saat dirinya membuka pintu kamar hotel.
“Adnan udah bangun Nak?” Tanya wanita itu seraya melangkah masuk ke dalam.
“Udah Mah dia ada di kamar mandi,” jawab Bella sopan.
“Kamu siap-siap ya, kita pulang ke rumah habis ini,” ucap Aminda.
Bella ingin bertanya pulang ke rumah siapa, namun pertanyaannya itu ditelannya bulat-bulat. Adnan yang baru saja keluar dari kamar mandi terkejut saat melihat mamanya ada disana sedang berbincang dengan Bella.
“Kurang pagi Mah kesininya,” singgung Adnan.
Aminda menoleh, “kamu pikir sekarang jam tujuh? Ini udah jam setengah sebelas Adnan!”
“Yaudah Mama cuman mau bilang ke kalian kalau kita udah mau pulang, kami tunggu di bawah ya sayang,” Aminda sudah beranjak dari tepi ranjang kemudian wanita itu mengusap bahu Bella sebelum keluar dari kamar.
“Ayo siap-siap,” ucap Adnan sembari mengambil ponselnya di nakas lalu mengambil tas kulit yang berisi perlengkapannya yang memang dibawanya dari rumah.
Kedua pasangan suami istri itu melangkah menuju lantai bawah, tempat dimana semua keluarganya berkumpul untuk pulang.
“Ini nih dari tadi ditunggu lama banget,” komentar Ratu sembari bersedekap dada berdiri di samping kopernya. Lihat kan? Ratu memang seperti itu, ribet.
“Kunci mobil Adnan mana?” Tanya Adnan ke Ghea.
“Napa tanya sama Ghea, tanya sama Mama sana,” balas Ghea.
“Ini nih, kamu bawa mobilnya hati-hati ya,” ucap Aminda.
Kedua pihak keluarga berpamitan pulang ke rumah masing-masing, Bella berdiri di samping Adnan bagaikan gembel, awalnya Adnan tadi enggan untuk mandi karena buru-buru namun pria itu tiba-tiba berubah pikiran dan ingin mandi, karena itulah mereka lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage, Not Dating
Romance"Enggak usah basa-basi mending kita langsung cipokan aja." Berawal dari kalimat candaan dan berakhir mala petaka, Bella yang iseng mengucap kalimat haram itu harus berurusan dengan Adnan, bukan berurusan dalam artian ringan tetapi dalam artian begit...