Tahanan Rumah

253 26 5
                                    

"Tinggallah di sini."

Seluruh pasang mata mengarah pada pria raven, mereka memasang ekspresi yang sama. Keheranan.

"Sa-"

Sakura menghentikan niatnya untuk menegur Sasuke, dia kemudian mengamati tanggapan perempuan di tangan Kakashi. XiaoShen tampak tidak menggubris permintaan pria Uchiha.

Tidak mempedulikan, XiaoShen tetap pada pendirian awal. "Biarkan saya pergi."

"Apa kau bodoh? Kau dengar sendiri bagaimana keadaanmu! Kalau kau tinggal di sini, Sakura akan mencari cara untuk mengobatimu. Konoha memiliki ninja medis terbaik, bahkan seorang medis legendaris pun ada di sini." Sasuke maju selangkah, ekspresinya keras juga dipenuhi banyak emosi janggal.

Dagu XiaoShen terangkat angkuh, jika tidak ada kain di matanya, mungkin dia akan menatap dingin laki-laki yang berjarak selangkah darinya. "Siapa anda?"

Sasuke nyaris tersedak, ia menatap nanar wanita keras kepala di depan.

"Apa hak anda memerintah saya?" Tambah XiaoShen.

Sasuke menelan kepahitan dari suaranya. "Ini bukan perintah, aku-" Ia tercekat, tak bisa melanjutkan kata-kata.

Dia merasa percuma, lagi pula ini sudah terlalu jauh, sama sekali tidak sesuai dengan kepribadiannya. Sasuke membuang muka, membisu dengan rahang mengeras.

Shikamaru mengambil jalan tengah, agaknya Sasuke menyembunyikan sesuatu, apa lagi hari ini terlihat lebih mudah terbawa emosi. Dia jadi sedikit curiga. 

"Baiklah, jika begitu," timbrungnya seraya melipat lengan di perut. "Bagaimana kalau ... kau anggap ini sebagai penangkapan saja? Jadi, kau harus tinggal di sini dan di awasi oleh Jounin konoha-"

"Sekarang saya katakan, apa hak anda menahan saya?" potong XiaoShen, sekali lagi mencoba memberontak dari Kakashi yang justru semakin sulit untuk kabur.

"Karena kau sudah memasuki wilayah Konoha," tandas Shikamaru.

Terdengar decihan dari bibir gadis bertutup mata. "Siapa yang membawa saya kemari?"

"Kalau kau lupa, kau pingsan di perbatasan desa, XiaoShen," bisik Kakashi tepat di telinga.

Untuk kesekian kali Xiaoshen terganggu oleh pria di belakangnya, melengos ke arah lain bermaksud menjauh dari bibir Kakashi yang sesekali mendekat ke telinga, demi berbicara padanya.

Shikamaru menambahi. "Dan berdasarkan peraturan Konoha, kau sudah termasuk penyusup dengan berada di perbatasan."

"Saya tetap harus pergi, ini demi kebaikan kalian juga," pungkasnya.

"Apa maksudmu?" Kakashi bertanya serius.

Si penyusup cantik hanya menoleh sedikit, memberi jawaban yang tidak memuaskan sama sekali, justru semakin meningkatkan rasa penasaran mereka semua. Oleh karena itu, tidak hanya Shikamaru atau Sasuke, sisanya ikut bersikeras membujuknya tinggal.

XiaoShen tampak mencurigakan, tapi statusnya belum bisa dipastikan dia berbahaya atau tidak. Namun, Naruto enggan mengambil resiko, jika harus melepaskan XiaoShen keluar desa. Dia tidak bisa membayangkan apa jadinya, kalau seandainya sesuatu yang buruk menimpa orang-orang yang tidak bersalah nanti. Kendati ini mula-mula tidak ada hubungannya dengan Konoha, tapi sekarang XiaoShen sudah berada di sini, otomatis Naruto memiliki wewenang untuk campur tangan.

Aura Naruto berganti serius, memancarkan jiwa kepemimpinannya. Dalam kepribadian seperti ini lah, Naruto tampak berwibawa.

"Yang menentukan baik-buruknya untuk kami itu merupakan urusanku." Nadanya dingin. "Kalau kau memang memikirkan kebaikan kami, kenapa tidak kau beritahu alasannya?"

Antidote {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang