Ilusi

209 24 2
                                    

Neji hanya laki-laki yang sudah kehilangan semangatnya, menjalani hidup untuk menebus penyesalan dan menghidupkan harapan orang lain.

Dia Jounin biasa yang kadang masih mengambil misi, jika di butuhkan. Kendati mendapat julukan pengguna taijutsu terkuat--setelah gurunya dalam kondisi lumpuh permanen--Neji tidak ikut serta dalam sistem pengajar, seperti menjadi Jounin pengawas para genin atau terlibat dalam kepolisian Konoha.

Laki-laki jenius dari Hyuga ini hanya sempat mendaftar sebagai anbu, di bawah pimpinan Sai--pria mantan anggota anbu ne yang telah bubar--- sebagai ketua anbu Konoha di bawah Hokage langsung. Terkadang menjadi pengawal khusus Hokage ke-enam, ketika berpergian ke negara lain. Setelahnya dia menjadi Shinobi lepas, seperti Sasuke yang mengambil misi darurat saja.

Neji nyaris tak tertarik dengan urusan yang tidak ada sangkut-paut dengan dirinya, apa lagi mengurusi asal usul XiaoShen.

"Aku menerima misi ini, karena kupikir mereka berdua tampak mirip." Neji bergumam seraya melihat keluar jendela.

Salah satu alasan yang menjadi tolak ukur keputusan Neji, sewaktu Hinata membicarakan soal misi mengawasi tahanan rumah. Sepupu sekaligus ketua klan itu mendesak dirinya agar menerima misi ini, kendati awal mulanya dia menolak, tapi Hinata meminta pada kakaknya itu untuk mempertimbangkan lebih dulu, setelah melihat orang yang bersangkutan.

Akhirnya, Neji paham maksud pemimpin Hyuga baru itu. XiaoShen kemungkinan memiliki latar belakang serupa dengan seseorang yang pernah dikenalnya.

"Tidak seharusnya aku menerima misi ini, terlebih rasanya justru malah memberatkanku." Dia melengos dari pemandangan di luar. "Tapi tidak ada salahnya menjalani sebentar." Lantas membuka pintu, dia harus menyiapkan makan siang.

Di dalam kamar, XiaoShen termenung menatap jendela yang terbuka lebar, daun coklat yang mati luruh dari tangkai. Meski tak mampu menyaksikannya, dia bisa mendengar suara daun kering tertiup angin.

Dalam diamnya, XiaoShen memikirkan cara untuk kabur tanpa di ketahui oleh tim sensor. Kemarin dia sudah mencoba, tapi sebelum klan Yamanaka mengintrupsi, Neji sudah lebih dulu menghadang jalannya.

Lalu berujar. "Lain kali lebih cerdiklah kalau mau lari dariku."

XiaoShen kesal sampai mati, dia merutuki kemampuannya saat ini. Kalau saja tubuhnya dalam kondisi normal, kabur dari Hokage ketujuh sekalipun bukan hal yang sulit baginya, apa lagi Jounin biasa seperti Neji. Namun, lupakan sifat jumawa tidak pada tempatnya itu, karena saat ini percuma saja XiaoShen sesumbar soal kehebatan, dia tidak jauh berbeda dengan kupu-kupu yang cacat sayapnya.

"Jiang-san, waktunya makan siang." Neji mengetuk dari luar seraya mengingatkan.

Selama tinggal di kediaman bunke dan bertetangga dengan Neji, perihal makanan XiaoShen memang sudah di tanggung oleh klan Hyuga. Sementara Neji, dia secara sukarela menyiapkan makanan, lagi pula menambah satu porsi masakan bukan sesuatu yang merepotkan. Hitung-hitung Neji memiliki saudara baru.

"Hyuga-san, saya bisa masak sendiri lain kali."

Perempuan dengan pakaian putih tak bernoda itu duduk berseberangan dengan laki-laki yang juga memakai pakaian berwarna serupa.

"Ya," jawaban itu hanya angin lalu, karena di kesempatan berikut Neji tetap melakukan perbuatannya.

"Hyuga-"

"Kau bisa panggil namaku, sejujurnya itu sedikit tidak nyaman untuk di dengar."

XiaoShen menghentikan gerakan menyendok sup. Lalu dengan ragu mencoba memanggil sesuai keinginan pria di depan. "Neji ... San."

"Hn."

"Kalau begitu, anda juga bisa memanggil nama saya," katanya sebelum ke pokok bahasan.

Gumaman singkat seperti sebelumnya, lagi-lagi menjadi jawaban si pria berambut panjang.

Antidote {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang