Segel Aneh

129 14 0
                                    

Mereka sampai di desa tujuan setelah memakan waktu dua hari perjalanan. Kondisi di sana sudah tak berbentuk, tidak ada satu bangunan pun yang berdiri utuh--selain tenda-tenda darurat yang para ninja elit pasang--semuanya porak poranda.

"Ini jauh melampaui ekspektasi kita," komentar Kakashi.

Sasuke juga berpikiran sama, jelas mereka memikirkan kemungkinan terburuk, tapi ini lebih dari sekadar yang diduga.

"Aku akan segera ke unit medis," cetus Sakura mengambil keputusan cepat.

Dua laki-laki yang datang bersamanya mengangguk setuju, lalu berinisiatif untuk menemui Jounin yang menjadi penanggung jawab selagi Sakura memenuhi tugasnya.

Tenda medis memiliki ukuran yang lebih besar dan luas, tapi mau bagaimanapun korban terlalu banyak sehingga tempat itu terlihat sumpek oleh orang-orang yang terbaring lemah.

Sakura menggelung rambut, terus menyingsingkan lengan. Dia harus bertindak cepat selagi sempat, apa lagi gejala yang mereka derita tampak asing serta aneh. Mata para korban terbelalak lebar, badannya berubah abu seraya terus menggeram tak jelas. Meski demikian, tidak ada pergerakan lain kecuali sekujur tubuh gemetaran seolah kesulitan untuk bergerak.

Dia mengulurkan tangan guna mengecek denyut nadi. "Detak jantungnya terlalu cepat." Lalu Sakura beralih ke akupuntur. "Semuanya baik-baik saja, tidak ada yang terkunci. Tapi ..." Ada yang aneh mengenai kondisi kaku pasien, yaitu mengapa badan mereka begitu keras ketika Sakura menekan untuk memeriksa titik-titik syaraf.

"Ini jelas bukan keracunan," ujarnya menyimpulkan.

Seseorang datang menghampiri gadis merah jambu, pakaiannya mirip seorang pendeta serta memakai kacamata bulat. Di wajahnya terlukis sedikit guratan hitam serupa sisik ular.

"Sakura, kau akhirnya datang," sambut orang tersebut.

Akrab dengan suaranya, Sakura lekas menoleh. "Kabuto-san."

Perasaan lega menelusup harapan Sakura, pasalnya dengan Kabuto ada di sini dia akan sangat terbantu, terlebih lagi siapa tahu dapat memperoleh petunjuk lain.

Sakura kemudian mensejajarkan diri, kendati masih lebih pendek dari laki-laki berambut abu-abu itu. "Apa anda sudah lama di sini?"

Pria itu menggeleng. "Aku baru dua hari, desa ini tidak jauh dari pantiku, jadi ketika mendengar beritanya aku segera kemari."

Sehubung desa yang sedang dilanda bencana ini sering membantu keuangan panti milik Kabuto--melalui donasi setiap bulan--otomatis dia akan membalas kebaikan tersebut tanpa pikir panjang kala tenaganya dibutuhkan.

"Ada yang aneh dengan para pasien ini, bagaimana menurut anda setelah memeriksanya dua hari ini?"

Kabuto tidak langsung menjelaskan, dia kini berjongkok di dekat pasien laki-laki yang baru saja Sakura cek. Lalu menyingkap pakaian korban di bagian dada. "Aku yakin kurang lebih pemikiran kita sama, tidak ada yang janggal akan fisik dalamnya, tapi ..."

Sakura terbelalak ketika menemukan tanda aneh di dada kiri korban. "Segel apa itu?"

Lagi Kabuto menggeleng lemah. "Bintang di dalam lingkaran," gumamnya.

"Apa segel itu ada kaitannya dengan para korban?"

"Mungkin saja." Kabuto bangkit lalu menyuruh Sakura mengikutinya.

Di tenda medis lain, terdapat sejumlah orang yang bernasib sama. Namun, kali ini lebih memprihatinkan. Sakura mengerutkan kening antara iba juga ngeri menyaksikan kulit para korban terkelupas, ada pula yang menggelembung seperti cacar air di beberapa bagian tubuh.

"Apa yang terjadi?" Si perempuan membekap mulut, wajahnya putih pucat.

Kabuto menghela napas berat. "Ini dampak kelanjutannya, secara umum Jounin memiliki ketahanan tubuh lebih kuat, tapi hal itu justru memperburuk kondisi mereka."

Dengan kata lain, mereka yang memperoleh segel 'bintang di dalam lingkaran' akan mengalami gejala membeku kaku atau sulit bergerak, lalu berangsur kulit mereka akan berubah abu layaknya mayat busuk.

Namun, dari hasil pengamatan Kabuto untuk mencapai tahap itu memerlukan waktu yang relatif lama, seperti para korban di tenda medis sebelumnya. Anehnya para Jounin lebih cepat mengalami perubahan, itu yang membuatnya heran.

"Mungkinkah-"

"Aaarggghh!!!" jeritan melengking menahan ucapan Sakura, lalu disusul pekikan lain dari para Jounin yang terjangkit.

Suasana seketika berubah drastis menjadi gaduh penuh teriakan kesakitan. Baik Sakura maupun Kabuto kelimpungan menangani, unit medis lain juga sigap untuk bantuan apa pun.

Di tempat lain, Kakashi serta Sasuke sudah mendapat penjelasan soal kondisi terkini, walau bukan kabar baik. Keduanya segera bergerak mencari petunjuk ke tempat di mana para Jounin hampir setengahnya menghilang. Mereka juga sempat mendengar keributan di tenda medis, tapi tidak memiliki waktu untuk cemas atau menilik barang sebentar, sepenuhnya dipercayakan pada Sakura.

Meski begitu, Sasuke tetap was-was memikirkan perempuan rekan setimnya.

Menyembunyikan kekhawatirannya, dia bertanya acuh tak acuh pada Kakashi. "Apa tak masalah meninggalkan Sakura di sana?"

"Tidak perlu cemas, dia ninja medis sekaligus petarung yang hebat. Sakura pasti bisa mengatasinya," terangnya meyakinkan sambil mengintip air muka murid kesayangannya itu. "Percayalah padanya Sasuke."

"Hn."

Beberapa dahan pohon dilompati dua pasang kaki pria dewasa, hari sudah beranjak sore tergambar oleh sinar matahari yang berwarna jingga. Padahal mereka tiba siang tadi dan tanpa istirahat kini langsung melaksanakan misi untuk memecahkan keanehan di desa.

Di lembah perbukitan Kakashi memerintahkan rekannya untuk berhenti, berhubung Sasuke juga merasa aura tak nyaman reflek mengikuti.

"Ada yang aneh di tempat ini," ucap Sasuke menerka.

Sama halnya Kakashi yang mengangguki ucapan orang di sampingnya. Tidak ada pilihan, selain petunjuk yang mereka miliki terputus di sini, aura yang mengudara di sekitar juga amat mengganggu.

Kakashi memutuskan memakai jurus pemanggil. "Kuchiyose no jutsu." Ia menempelkan telapak tangan ke tanah selepas membuat segel.

Seekor anjing dengan ikat kepala Konoha muncul di depan Kakashi. "Pakun, cari bau dari kain ini."

Seusai mendapatkan perintah, anjing bergelar ninja itu melesat cepat ke dalam hutan yang lebih rimbun lagi. Sementara seraya menunggu, dua orang itu berjaga-jaga sambil menyusuri pelan-pelan lembah ini.

Lantas saat dikira semua aman-aman saja, tiba-tiba Sasuke melempar dua kunai di detik bersamaan. Namun, ketika guru-murid berbalik tidak ada apa pun, padahal Sasuke yakin sekali dia mendengar sesuatu menggoyangkan semak-semak.

Pria bermata heterokom itu melirik Kakashi yang dibalas anggukan, itu berarti bukan hanya Sasuke yang mendengarnya.

"Chidori Nagasaki!" Jurus petir yang Sasuke keluarkan menyerang secara horizontal ke tempat tadi, menebas paksa badan pohon juga mengoyak tanaman liar.

Dari asap debu sebuah kilat hitam putih melesat ke atas, pergerakan tak terduga itu memberi sinyal waspada terhadap dua orang dengan ikat kepala Konoha.

Selang dua detik Anjing ninja bernama pakun juga kembali, memanggil pemiliknya. "Kakashi gawat!"

.
.
.
.

Tempat tersembunyi, 30 September 2021

Antidote {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang