Bisikan

85 10 0
                                    

Perkampungan yang dulu tampak ramai dikunjungi oleh pelancong kini bagai kota mati, sepi tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Akan tetapi, kesunyian itu kian mencekam tatkala suara geraman atau erangan mengerikan bercampur aduk menyusupi telinga.

Kakashi menghentikan langkah bersisian dengan seorang wanita berpakaian serba putih. Dua orang lainnya yang mengekor otomatis ikut berhenti, Neji berfokus pada dinding merah yang mengurung para pemakan daging mentah itu.

"Fuin kekai ganda?" tanggap Sakura.

Formasi yang dibuat Kakashi sedikit diubah oleh anggota anbu, dari penuturan Sai--sebelum orang-orang yang dipilih untuk menemani XiaoShen mengunjungi Hega no Kuni-- Fuin kekai yang mantan Hokage buat melemah dengan cepat, itu bukan karena Kakashi tak mampu membuat segel kuat, melainkan para zombie ini benar-benar tak bisa diremehkan. Entah mereka menyerap jutsu atau meski telah menjadi zombie sekalipun kemampuan ninjutsunya tak hilang. Jadi komandan anbu itu memutuskan melakukan Fuin kekai ganda.

"Seperti yang Sai jelaskan sebelumnya." Neji menimpali.

"Neji, bisa tunjukkan jalannya?" pinta XiaoShen.

Dia jadi lebih pendiam dari biasanya, walau memang seperti itu sifatnya, tetapi kali ini sangat berbeda.

Kakashi menyela. "Aku yang akan tunjukkan, Fuin Kekai tidak bisa ditangani sembarangan."

Anggukan tanpa penolakan XiaoShen beri, dia hanya ingin segera mengetahui situasi selanjutnya. Ke khawatiran yang tergambar di air muka XiaoShen tak lain karena pertanyaan Naruto ketika dia meminta izin untuk kemari.

Ketika dalam ketegangan menunggu persetujuan, Naruto yang sudah menyadari kejanggalannya kontan menatap serius tahanan rumah. "Apa kau tahu sesuatu, XiaoShen?"

Jawaban yang ingin didengar tak kunjung keluar dari mulut XiaoShen, sebaliknya dia diam sambil menyembunyikan wajah.

"Sasuke ..." Naruto menjeda sejenak. "Laki-laki yang sudah menolongmu sedang diincar oleh pelaku peneroran."

Nanadaime maju selangkah lagi. "Apa setelah mendengar itu pun, kau tidak tergerak guna membagi informasi?"

"XiaoShen?" panggil Sakura membuyarkan lamunan XiaoShen. "Kakashi sensei memintamu untuk mengikutinya."

XiaoShen menyusul Kakashi--selepas menggumamkan maaf--meninggalkan dua orang di belakang yang memasang ekspresi berbeda. Terutama Neji yang agaknya memahami sesuatu.

Fuin kekai dengan piringan tipis di atasnya menjadi pusat perhatian keempat orang yang datang dengan tujuan menyelesaikan masalah ini. XiaoShen mengulurkan tangan tidak sampai menyentuh dinding kekai.

"Kekuatan ini ..." gumamnya pelan yang hanya mampu didengar diri sendiri serta Kakashi.

Pria bermasker tak seujung kuku pun mengalihkan pandangan dari apa yang dilakukan XiaoShen, dia mengamati dalam diam segala gerak-geriknya, berharap mampu menangkap hal asing yang bisa dijadikan petunjuk.

"Kakashi bisa anda buka sedikit kekai ini?" pintanya pelan. "Sekiranya satu orang bisa masuk ke dalam."

Kendati belum memahami niatan gadis ini, Kakashi tak banyak bertanya dia melakukannya. "Bisa."

XiaoShen mengurai kain putih yang membungkus benda keras, sebuah guqin berbahan kayu hitam pinjaman dari Neji terkulai di tanah bersama XiaoShen yang duduk bersila. "Buka saat petikan pertama berbunyi."

Kain lengan ia singsingkan, jemari ramping lagi lentik diletakkan pada senar alat musik mirip kecapi. XiaoShen menutup mata, lalu memetik satu senar membawa melodi lembut yang kuat.

Antidote {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang