Kemunculan

66 9 0
                                    

Pada akhirnya Naruto tidak jadi meninggalkan kediaman Neji, sedang Sakura memutuskan untuk pergi--bersama Konohamaru-- karena masih ada hal yang harus diurus di rumah sakit. Sebelum itu ia berpesan agar Xiaoshen beristirahat untuk memulihkan diri, walau kondisinya berangsur baik, tetapi efek dari serangan balik obat sedikitnya melukai beberapa meridiannya.

Alhasil empat pria yang tinggal kini duduk di ruang tengah, seperti tuan rumah yang baik Neji menyiapkan beberapa camilan dan minuman. Wajahnya sudah normal lagi setelah tadi terpilin penuh kecemasan. 

"Apa yang terjadi?" Sasuke memecah pembicaraan.

Dia melupakan kecanggungannya terhadap Naruto setelah percekcokan di kantor Hokage, pikirannya terpusat pada kondisi terkahir Xiaoshen yang sempat ia tanyakan pada Sakura sebelum gadis itu beranjak pergi.

Neji kembali pada kebekuan, menjawab seadanya tanpa dilebih-lebihkan. "Dia menghilangkan obatnya."

Mendengar hal itu Sasuke tidak bisa membantu selain mengumpat dengan cibiran. "Si ceroboh itu."

Di sisi lain, diam-diam Kakashi juga menunjukan sedikit reaksi kendati tak tergambar jelas. Pria itu terlalu tenang akhir-akhir ini padahal seringnya bertingkah konyol dan santai, apa lagi kalau sedang berkumpul bersama para juniornya, kadang suka lupa tempat dan posisi kalau dia merupakan mantan jounin pengawas di era Naruto.

"Bagaimana dia bisa menghilangkan benda sepenting itu?" Kakashi bergumam dengan pertanyaan.

"Dia bilang antara lupa atau mungkin jatuh di suatu tempat."

Sebenarnya kalau botol obat itu jatuh atau lupa mungkin masih bisa dicari dan ditemukan, mengingat sejak misi di desa Hega Xiaoshen tidak pergi kemana pun. Saat berlatih juga dia hanya di sekitaran sini saja dan Neji merupakan lawannya, jadi tidak mungkin itu menghilang di tempat jauh. Makin mustahil kalau Xiaoshen lupa, sebab rumah Neji benar-benar kosong serta berukuran sedang, bahkan jarum pun mungkin akan mudah ditemukan kalau jatuh di sana.

"Tapi ngomong-ngomong ada apa ini? Kenapa kalian tiba-tiba datang di waktu yang sama?" Akhirnya Neji mengutarakan pertanyaan yang mengganjal ini.

Naruto berdeham, Sasuke tetap kalem sementara Kakashi acuh tak acuh. Jadi karena hanya si jingga ini yang memiliki reaksi ganjil, tiga pasang mata sontak mengarah pada objek yang sama.

Semakin ditekan, semakin gugup Naruto. Bahkan jika dia menyandang gelar Hokage sekalipun orang-orang ini tetap tidak menurunkan sikap, hanya pada pertemuan resmi saja mereka bisa menghormatinya.

"Kenapa kalian semua menatapku?!" serunya kelepasan dan segera membekap mulut begitu sadar Xiaoshen sedang istirahat. "Gah! Selain aku, bukankah kalian juga punya alasan?"

"Aku berkunjung untuk bertemu Xiaoshen." Sasuke tidak menutupi niat sama sekali, karena dia memang datang kemari untuk membahas soal desa-desa yang ada dilaporan Sai. Namun, agaknya ini bukan waktu yang tepat, mengingat kondisi buruk yang tak terduga ini.

Lalu tatapan jatuh pada Kakashi, sebenarnya hanya satu orang ini saja yang seharusnya tidak memiliki kepentingan khusus. Alasannya, tidak ada kecurigaan Xiaoshen mengenal Kakashi di masa lalu, keterlibatan dengan keluarga Hyuga atau seseorang yang menjadi muasal kedatangan Xiaoshen di Konoha--merujuk pada Sasuke. Selain misi di desa Hega, Kakashi benar-benar tidak ada hubungan apa pun lagi.

"Aku ... cuma lewat." Santai, ringan, tanpa beban, persis kapas yang melayang-layang.

Orang lain menanam dua kata di kepala. "Orang ini!"

"Kau belum menjelaskan kedatanganmu Naruto!" desak Sasuke.

Generasi ke tujuh pemimpin Konoha itu menggaruk pipi dengan semburat merah muda yang bertabur horizontal di tengah wajahnya, bahkan telinganya ikut merah. Sangat tidak cocok untuk laki-laki yang sudah berumur seperempat abad. 

Antidote {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang