Tidur Bersama

117 11 4
                                    

Sejak di perbolehkan pulang, Neji tidak absen sama sekali untuk datang menjenguk Xiaoshen. Setiap berkunjung dia akan membawa buah-buahan yang baru, terkadang mengelap wajah pucat gadis tersebut agar tetap bersih dan tak kuyu.

Ini sudah lebih dari seminggu, bahkan Neji sudah mendengar kabar Sasuke dan Naruto siuman yang kini sedang dalam pemulihan. Namun, gadis di ruangan ini masih tetap menutup mata, seolah enggan kembali ke dunia.

Selama ini Neji hanya duduk diam, menunggu tanpa berbicara. Walau ada banyak sekali kalimat di ujung lidah, itu semua terasa kelu untuk diungkapkan.

"Kau di sini lagi Neji?"

Pria itu agak terkejut, tidak menyadari suara pintu terbuka atau langkah kaki mendekat. "Sakura."

"Kau masih harus istirahat Neji, jangan terlalu kelelahan."

"Aku baik-baik saja." Sangkalnya acuh tak acuh.

Sakura tersenyum kecil, tangan terampilnya masih mengecek kesehatan Xiaoshen. Mata hijau bak permata menatap lekat paras elok yang tak sadarkan diri.

Hatinya berbisik ringan. "Xiaoshen kau harus segera sadar, tidakkah kau tahu ada banyak yang menunggumu?"

Neji lamat-lamat mengamati, dia sangat mempercayai Sakura dalam hal medis. Sebagai murid langsung Hokage kelima, kemampuan Sakura sudah diakui. Apa lagi selepas perang Shinobi beberapa tahun silam, di mana Sakura berperan banyak dalam mengobati trauma orang-orang. Kali ini pun tanpa pengecualian, Neji selalu menaruh harapan besar sama seperti yang lain.

"Apa ada cara agar dia segera bangun?" tanya Neji penuh harap.

Bola mata Sakura bergulir menghadap satu-satunya laki-laki di ruangan. Dia bisa melihat raut lelah juga harapan dari keputusasaan. Tatapan sama yang terpancar dari mata pria lain sebelum ia kemari.

"Entahlah, secara keseluruhan dia baik-baik saja. Mungkin kita harus bergantung pada keinginannya." Kata-katanya pelan, rapuh hampir-hampir pecah.

Jawaban itu cukup membuat Neji tak berkutik. Namun, tetap bertanya beberapa hal.

"Bagaimana dengan racunnya? Xu JinRen bilang reaksi racun itu akan lebih ganas."

Orang yang menyerang waktu itu memang mengatakan demikian, tetapi Sakura sendiri agak heran. Lantaran kondisi Xiaoshen terbilang sangat baik dari pada sebelumnya, saat masih mengonsumsi obat penawar. Tidak ada serangan balik atau semacamnya. Dia bahkan sempat menduga kalau perkataan JinRen hanya gertakan, tetapi racun yang bersemayam dalam tubuh Xiaoshen masih ada. Selain itu semenjak Xiaoshen tidak lagi meminum penawar dari ketika Sakura mendapat penyerangan atau saat Xiaoshen mengalamai serangan balik yang paling parah dan bertemu dokter palsu, berangsur-angsur tubuh gadis ini mulai stabil.

"Neji, menurutmu pada penyerangan malam itu, apa JinRen memang baru datang menyusup atau sebetulnya dia sudah lama menetap di Konoha tanpa di ketahui siapa pun?"

"Apa maksudmu?"

Sakura menatap Neji intens dan serius. "Apa kau tidak aneh, kalau dia tahu semua tentang Xiaoshen? Mulai dari Xiaoshen meminum obat penawar, kondisinya, dia yang akrab denganmu."

Neji baru menyadarinya, belum lagi dokter palsu yang menyusup tanpa diketahui oleh intel Konoha, JinRen yang terang-terangan menjadi penjual ikan panggang juga tidak teridentifikasi oleh sensor keamanan.

"Bukankah aneh? Kalau memang penawar yang kuberikan akan memperburuk kondisi Xiaoshen secara ekstrim seperti yang dikatakan, harusnya Xiaoshen mengalami masa kritis lebih cepat. Tetapi selain pada saat kecerobohannya mengeluarkan kekuatan yang bercampur emosi dia tidak pernah memburuk. Bukan hanya itu ..."

Antidote {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang