"Sudah berapa tahun kau terbaring di sini?"
Kedua kaki Leo berpijak di antara ruang bangsal VVIP yang sudah jelas siapa seseorang yang sedang di kunjunginya.
Seperti biasa, hal pertama yang ia lakukan di kala sampai pada ruangan ini adalah, membuka gorden besar itu dengan lebar dan membiarkan sinar cahaya mentari itu menembus kemudian membunuh gelap.
"Rusel, kau pasti sangat bosan, sebab yang sedari dulu berkunjung hanya ada aku"
"Aku kesini hanya ingin memberi tahu mu sesuatu"
Sebelum mengatakannya, terlihat Leo mengambil napas panjang, kedua tangannya masih nyaman berada di dalam saku celana, dan netranya masih pula nyaman menatap hamparan luas pemandangan kota dari ketinggian bangsal ini.
"Ayah telah tiada"
Dirinya memberi tahukan hal yang sebenarnya Rusel sendiri sudah tahu, dirinya benar-benar tidak tahu bahwa Rusel sebenarnya ada di sana pada hari itu, dan bahkan sebenarnya Rusel selalu ada di sisi Ayah di saat-saat terakhirnya.
"Pada akhirnya kenyataan sedikit berubah dan tidak sesuai rencana ku"
"Awalnya aku ingin Ayah juga berada disini bersama mu, setidaknya kau tidak sendiri"
"Tetapi nyatanya Ayah pergi lebih cepat dari dugaan ku"
"Apa cara ku membunuh itu, terlalu cepat?"
Leo menyeringai tipis, tetapi terdapat juga air mata yang tergenang di dalam kedua matanya, ia tidak menjatuhkan itu, sebab sudah tidak bisa ia melakukannya, ia benci air mata.
"Ternyata keputusan ku menjalani hidup, telah berada di garis yang salah"
"Tak ku sangka aku benar-benar menjadi orang yang jahat"
Kini Leo tidak lagi berdiri menatap hamparan kota, dirinya melangkah mengelilingi ruangan seraya berbicara pada Rusel yang entah sebenarnya ia mendengar itu atau tidak, Leo menganggapnya begitu, tapi Rusel sudah dapat dipastikan ia mendengar semuanya, sebab di kala Leo datang berkunjung, Rusel selalu hadir.
"Kau tahu apa yang terjadi setelah Ayah pergi?"
"Jika kau berpikir aku akan sukses besar, maka jawabannya benar"
"Semua harta keluarga mu telah menjadi milik ku, bahkan Mama sang pembantu di rumah mu itu pun telah berganti menjadi ratu"
"Aku telah mencapai tujuan"
Sehabis merasa puas dirinya berkeliling ruangan, terakhir langkah Leo bergerak maju mendekati tempat Rusel terbaring, kulit pucatnya yang menyala di antara cahaya sinar mentari itu benar-benar membuatnya hampir tidak menyangka jika orang yang terbaring di sini sebenarnya memang masih hidup, sebab penampilannya sudah sangat persis seperti mayat.
"Lalu, bagaimana dengan kau?"
"Aku tidak yakin untuk membangunkan mu, keadaan yang membuat ku sukses ini bahkan membuat ku lebih tidak ingin kembali membangunkan mu"
"Nyawa mu ada di tangan ku"
"Apa aku harus membunuh mu?"
Suara tawa Leo menggema di ruangan itu, bahkan sampai terdengar jelas oleh salah satu dokter yang memang diberi tugas hanya untuk merawat Rusel, dokter itu sedari tadi hanya mengamati, sudah sedari lama dia mengamati, tetapi tetap saja dia tidak bisa bertindak jauh, yang dilakukannya hanya mengamati dan terus mengamati.
Sudah dapat dipastikan orang lain selain sang Mama, yang mengetahui tindak kejahatan Leo adalah dokter tersebut, bahkan Leo tidak pernah sekali pun menyadarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Illusory World | Straykids [✓]
Fanfiction[END] Bagaimana bisa seorang manusia mampu menciptakan semesta sebegitu indahnya? Semesta indah sebagai ruang lingkup dalam hidupnya, tampak nyata dan juga hidup, tetapi itu semua ada di antara ambang tanpa kejelasan. Tidakkah ia rindu akan dunianya...