Sejak Ayah meninggal dunia, Leo sudah benar-benar mendapatkan apa yang diinginkannya, dirinya memegang seluruh harta benda milik mendiang sang Ayah. Namun meski begitu, bilur di hati masih ada, dan itu sangatlah menyiksa.
Leo tidak sepenuhnya bahagia, kalau puas mungkin iya, tetapi rasa bersalah selalu hadir dan menghantui di setiap jejaknya, selama ini Leo selalu berusaha menutupi. Menurut Leo, dirinya sudah terlanjur menjadi manusia kejam, dan dirinya sudah tersesat jauh di ujung jalan gelap nan kelam.
Dirinya hanya tinggal menanti, bagaimana ujung akan berganti, dirinya sudah lelah untuk mencoba merubah apapun. Kini, dirinya hanya mengikuti alur dari jejak yang dahulu ia buat.
•Illusory World•
"Ratya tahu tidak kata apa yang selalu ingin aku sampaikan pada Ratya jauh sebelum Ratya memasuki dunia ilusi ini?"
Bersama jamanika hujan ringan, Ratya dan Rusel mendudukkan daksa sepenuhnya pada ayunan kayu yang tergantung di antara pepohonan kuat nan rindang, di dalam dunia ilusi hari-harinya memang hanya berjalan seperti itu, menyatu dengan alam dan juga pemandangan.
"Jelas saja aku tidak tahu, bahkan saat itu aku tidak mengetahui akan kehadiranmu yang ternyata kau selalu berada di sisiku"
"Memangnya apa yang ingin kau sampaikan?" Ratya bertanya kemudian, kedua mata nan teduh itu melekat tepat pada netra milik Rusel.
"Bukankah Ratya dahulu sering merasa bahwa Ratya selalu saja terluka?" alih-alih menjelaskan, Rusel justru kembali melemparkan sebuah tanya.
"Benar, keadaannya memang selalu saja seperti itu, aku benci"
"Ratya sudah berjanji untuk tidak lagi membenci Tuhan dan juga semesta, kalau begitu janji lagi ya untuk tidak membenci kisah maupun keadaan?"
Ratya sejenak terdiam, sedikit dirinya menarik senyum tipis, netranya masih nyaman memandang figur indah di sampingnya, tidak hanya indah figurnya tetapi pula suaranya dan juga pemikirannya, Ratya kagum.
"Semenjak aku datang ke dalam dunia ini, aku sudah lupa akan rasa sakit dan juga kebencian yang selalu saja aku pendam. Jadi, apa gunanya lagi aku membenci? Kalau begitu aku berjanji untuk tidak lagi membenci apapun"
"Syukurlah.." Rusel menghembuskan napas lega.
"Hei, jadi apa hal yang ingin kau sampaikan?"
Rusel tertawa kecil, sungguh dirinya hampir saja melupakan ucapannya barusan, "Hampir saja aku lupa"
"Yang ingin aku sampaikan sejak dulu, aku ingin berucap bahwasannya tidak hanya kau saja yang terluka, tidak hanya kau yang menderita, semua orang merasakannya. Jadi, jangan terlalu larut akan kesedihan, satu hal yang pantas untuk mu adalah--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Illusory World | Straykids [✓]
Fanfiction[END] Bagaimana bisa seorang manusia mampu menciptakan semesta sebegitu indahnya? Semesta indah sebagai ruang lingkup dalam hidupnya, tampak nyata dan juga hidup, tetapi itu semua ada di antara ambang tanpa kejelasan. Tidakkah ia rindu akan dunianya...