28. Epilog

64 8 11
                                    

Menuju titik akhir, di lima tahun setelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menuju titik akhir, di lima tahun setelahnya..
.
.
.

Sudah tidak bisa diganggu gugat jika sang waktu berlalu begitu cepat, seperti saat ini, dalam kurun waktu sudah 5 tahun berlalu.

Pada sebuah kisah yang terus berjalan tentang kehidupan mereka, rumit pastinya, namanya juga kehidupan, mustahil jika tidak terjadi apa-apa. Namun, setelah titik akhir dari aksara sederhana yang mulai terlihat, sudah tidak ada lagi dari mereka yang terus menyalahkan keadaan, sudah tidak ada lagi yang membenci semesta maupun Tuhan. Sebab mereka tahu, semua yang terjadi--atas alur hidup apapun itu adalah berkat campur tangan Tuhan. Dan, mereka juga paham betul akan alasan Tuhan mendatangkan itu semua pasti untuk mengajarkan sesuatu, dan mereka juga bersyukur telah dapat mempelajari banyak hal. Tentang kehidupan.

Seperti Harris Reffaldi, adakah yang masih mengingatnya? Dia sosok teman sekelas Ratya yang selalu berusaha untuk terus berdiri di sisi Ratya, bukan soal rasa, dia melakukan itu sebab sudah seharusnya sesama manusia untuk saling iba. Namun, pernah Ratya tak suka karena itu terus membuatnya terlihat menyedihkan, hingga pada kelulusan sekolah tiba, Harris pamit untuk pergi ke tanah Australia, dia meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi di sana, dan tentu saja Harris telah sukses di sana.

Pesan dari sang penulis aksara untuknya adalah: terus berbahagia dan jangan lupakan tanah Indonesia.

Ada pula Martha Agra, adakah yang mengingatnya? Sebuah konflik antar keluarga dimulai darinya, pada kala itu dimana sebuah tragedi itu terjadi yang membuat keluarga Ratya terpuruk atas ulah keluarganya, yang membuat Ibu Ratya pula rela untuk menjadi pembantu di rumahnya hanya untuk melunasi seluruh dana dari sebuah hutang, Martha pula suka sekali bermain-main dengan keadaan, dia senang melihat orang lain tertindas. Tetapi itu dahulu, pada saat itu.

Setelah hatinya terbuka, tentu rasa bersalah pasti ada, dirinya dan sang Mama pergi meninggalkan Indonesia saat setelah membayar seluruh ganti rugi pada keluarga Ratya, meski nominalnya begitu besar tetapi bagi Martha sungguh mungkin itu tak dapat menggantikan semua.

Martha pergi bersama rasa bersalahnya, dan untuk tetap bertahan di Indonesia baginya sudah tak pantas lagi untuknya, Martha dan sang Mama hanya ingin memulai kehidupan yang baru, untuk menebus seluruh kesalahannya yang telah lalu.

Dan Martha sudah bahagia bersama Mama di negara yang tengah mereka saat ini tinggali, dan percayalah kehidupan mereka sudah jauh lebih baik sampai kini.

Pesan dari sang aksara untuknya adalah yang lalu biarkan lah berlalu, asal jangan ulangi lagi kesalahan seperti dulu. Berbahagialah selalu.

Chandra dikka, mustahil untuk tidak mengingatnya, bukan? Dia si kuat yang sudah hidup merantau sejak lulus kuliah, sungguh definisi dari hidup sederhana jauh mengarah pada dirinya, sebab sesulit apapun keadaannya, dan sedalam apapun lukanya, sama sekali dirinya tidak pernah mengeluarkan keluh kesah.

Illusory World | Straykids [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang