"Tak apa jika ada yang bilang aku budak cinta, lagipula itu fakta, dan tak apa jika ada yang bilang seperti itu, jika itu untuk mu, aku tak malu disebut begitu, meski aku tak menunjukkan rasa ini dahulu, tetapi percayalah aku menyimpannya sejak dulu. Untukmu, lagi-lagi aku rindu"
-Peter Han
.
.
.Malam gulita kembali hadir, dan jejak Ratya masih berada di antara bangunan rumah sakit, dirinya belum sepenuhnya pulih, pihak rumah sakit menyarankan untuknya rehat selama 3 hari sebelum pergi, dan hanya dalam waktu 3 hari ke depan saja waktu yang Ratya punya untuk dapat membantu Rusel tersadar.
Tentu saja Ratya bingung, sebab bagaimana caranya?
Elevator khusus menuju ruangan istimewa itu saja dijaga ketat oleh beberapa bodyguard, terdapat pula kamera pengawas yang selalu mengintai. Namun, bagaimana bisa Junan pernah mengunjungi ruangan tersebut? Entahlah, Ratya pun baru saja berniat untuk bertanya.
"Junan, bagaimana bisa kau mengunjungi ruang VVIP yang kau ceritakan tadi pagi?"
Junan pun kembali terduduk pada kursi di kala Ratya memanggilnya, "Aku pergi lewat tangga darurat, sebenarnya aku tak sengaja menemukan ruangan itu, niat ku saat itu hanya ingin pergi menuju rooftop melalui tangga darurat sebab saat itu lift sedang penuh, dan ternyata aku menaiki tangga terlalu tinggi, aku kira tangga menuju paling atas gedung itu adalah rooftop, namun ternyata itu adalah jalan rahasia lain menuju ruangan VVIP"
"Saat aku lihat sebuah nomor pada dinding di antara tangga tersebut ternyata aku berada di lantai 71, padahal lift yang biasa orang-orang naiki di dalam rumah sakit ini hanya mencapai lantai ke 70, dan dari situ aku baru paham, bahwasanya pantas saja ada lift khusus yang dijaga ketat menuju ruang VVIP itu, karena hanya itu jalur menuju ruang istimewa tersebut dan juga tangga darurat yang jarang sekali orang ketahui" sambung Junan kembali.
"Junan tahu bagaimana pemandangan ruangan tersebut di dalamnya?" Ratya bertanya pelan, perbincangan mereka juga terdengar hati-hati, sebab siapapun yang membicarakan masalah rahasia di rumah sakit ini tidak akan berani untuk berbicara keras-keras.
"Hanya tahu sedikit, hari itu saat aku baru saja sampai pada tangga paling ujung, ada salah satu perawat juga yang tengah memasuki ruangan tersebut, sepertinya dia yang bertugas membersihkan, dan ada kata sandi khusus agar pintu rahasia itu dapat terbuka, saat itu aku tidak terlalu memperhatikan apa kata sandinya, saat pintu itu terbuka aku hanya penasaran bagaimana bentuk dari dalam ruang tersebut"
"Bagaimana bentuknya?"
"Mewah, sangat mewah dan juga canggih, seperti ruangan khusus ilmuwan yang terdapat teknologi-teknologi canggih, namun ruangan itu juga tidak tertutup rapat, terdapat dinding kaca besar yang ditutupi oleh gorden besar, menurutku sih jika gorden itu terbuka maka akan langsung terdapat pemandangan langit kota dari ketinggian sana"
KAMU SEDANG MEMBACA
Illusory World | Straykids [✓]
Fiksi Penggemar[END] Bagaimana bisa seorang manusia mampu menciptakan semesta sebegitu indahnya? Semesta indah sebagai ruang lingkup dalam hidupnya, tampak nyata dan juga hidup, tetapi itu semua ada di antara ambang tanpa kejelasan. Tidakkah ia rindu akan dunianya...