16. Intinya, perasaan istimewa

38 8 1
                                    

Bolehkah aku bilang bahwa dunia kita istimewa? Sebab hamparan semesta luas seindah ini hanya terisi oleh dua insan yaitu aku dan kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bolehkah aku bilang bahwa dunia kita istimewa? Sebab hamparan semesta luas seindah ini hanya terisi oleh dua insan yaitu aku dan kamu. Tetapi, apakah kau merasakan hal yang sama? Perihal keistimewaan, atau hanya aku yang berperasaan seperti itu?

-Rusel Shandera

~~•••~~











Daksa dan netra sudah terbiasa bersandar pada semesta langit indah, meski tentu saja mereka tahu, bahwa itu hanya sekedar ilusi semata, mimpi panjang yang bercerita, dan itu hanya tercipta di dalam bagian dari kisah mereka.

Ratya sudah tahu akan banyak hal tentang segala hal yang Rusel ketahui, dirinya sudah paham betul. Bahwa benar, selama ini dirinya selalu merasa sendiri, dan padahal nyatanya tidak seperti itu, ada bayang yang selalu menemani, ialah Rusel itu sendiri.

"Tuhan dan juga semesta--"

Tiba-tiba saja, Rusel berucap seperti itu, tetapi Rusel menggantung kalimatnya, dan itu membuat atensi Ratya pun penuh tertuju hanya kepadanya.

"Kenapa?"

Rusel terdiam sejenak, setelahnya ia menoleh seakan sengaja mempertemukan kedua netra agar saling beradu panjang, "Kau jangan pernah membenci dua hal itu lagi"

"Nanti Tuhan bisa murka" sambungnya kembali.

Selama beberapa tahun, Rusel sudah paham betul apa yang dibenci oleh Ratya dan yang disukai oleh Ratya, Rusel juga paham betul bahwa Ratya lebih banyak membenci daripada menyukai, dan itu mengenai apapun.

Ratya hanya tersenyum simpul, tertunduk dengan pandangan yang entah mengartikan sebuah makna apa. Tetapi, ada pantulan sebuah sendu di sana.

"Bahkan hal kecil yang kita dapatkan, itu semua hadiah dari Tuhan, jangan berpikir bahwa semuanya terasa kurang, itu semua sudah cukup"

Rusel berucap lagi, sedangkan Ratya masih nyaman akan diam, terlihat Ratya mengangguk tanda bahwa ia akan menuruti apa yang diucap oleh Rusel barusan, netranya kembali memandang cakrawala lepas dengan mata yang berkaca-kaca.

"Kau harus berjanji, dan tidak boleh ingkar"

"Iya, aku tidak akan pernah membenci dua hal itu lagi. Aku janji"

Tiba-tiba saja sang anila tanpa aba-aba berhembus kian kencang, tetapi kehadirannya tidak sampai menggangu, hanya saja itu menimbulkan udara semakin segar dan juga sejuk.

"Kau yang baru saja menghadirkan hembusan angin ini?" Ratya bertanya disertai tawa kecilnya, padahal ia sudah tahu bahwa jawabannya pasti 'Iya'.

Illusory World | Straykids [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang