19. Gema pada petikan nada minor

44 9 3
                                    

Seharian ini, dari fajar menyambut pagi sampai senja menyambut malam, Junan menghabiskan waktu di bangsal rumah sakit ini, seraya membawa gitar pemberian sang Ayah, Junan memainkan nada-nada minor seakan petikan suara sendu itu mengantarkan gema s...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seharian ini, dari fajar menyambut pagi sampai senja menyambut malam, Junan menghabiskan waktu di bangsal rumah sakit ini, seraya membawa gitar pemberian sang Ayah, Junan memainkan nada-nada minor seakan petikan suara sendu itu mengantarkan gema sebagai perantara bagi perasaannya.

Junan terduduk di pinggir jendela ruangan pada sebuah kursi yang merupakan fasilitas dari rumah sakit, gorden ia buka dengan lebar, membiarkan kaca jendela itu menampilkan pemandangan kota saat malam.

Perlahan gemercik hujan di luar hadir, dan perlahan juga gemercik air itu berubah menjadi tirai hujan yang sangat deras, beberapa dentuman guntur riuh terdengar, seakan guntur itu mengiringi petikan nada-nada minor yang sedang Junan mainkan.

Bersama Arin kemarin, Junan sudah mendaftarkan dirinya untuk mengikuti SPN (Sekolah Polisi Negara) dan menjalani pendidikan Bintara Polri pada tahun ini, seminggu lagi Junan akan mengikuti pendidikan tersebut yang berangsur selama 7 bulan.

Sebab itu dirinya khawatir dan juga cemas, bagaimana jika seminggu kedepan Ratya belum jua sadarkan diri? Junan hanya sedikit tidak nyaman jika ia meninggalkan Ratya dalam keadaan yang seperti itu. Ya, meski Junan tahu, Ratya akan aman jika berada terus di rumah sakit ini, Ibu juga pasti akan terus mengurus Ratya, tetapi tetap saja, Junan cemas, ada sesuatu yang mengganjal di dalam benaknya dan itu sangat sulit untuk diungkapkan.

Alasan lain Junan ingin mengikuti pendidikan polisi, ialah setidaknya Junan ingin menciptakan masa depannya sendiri, uang ganti rugi yang diberikan Martha kala itu meskipun jumlahnya amat banyak, tetapi uang itu perlahan akan habis, Junan tidak bisa hidup jika hanya mengandalkan uang dari sana, untuk itu Junan mulai merencanakan masa depan sebaik yang ia bisa, dirinya ingin mengangkat derajat keluarga melalui usahanya, dan kini dirinya mulai berusaha, selalu terselip kata semoga di setiap usahanya, dan semoga Tuhan merestui jalannya.

Petikan nada minor tidak lagi terdengar, ia letakan gitar tersebut untuk ia biarkan bersandar pada dinding, gorden masih Junan biarkan terbuka, pemandangan air mengalir yang begitu deras sangat nyaman dipandang apalagi saat malam.

Junan menarik kursinya menjauh dari arah jendela untuk ia letakkan kembali ke tempat semula, yaitu di samping ranjang Ratya, Junan menundukkan kepala di samping tangan Ratya, seraya terpejam kedua rungunya ia biarkan dengan bebas mendengar suara hujan yang masih mengalir deras.

Katanya, jika berdoa di saat hujan deras maka doa itu akan lebih mudah terkabul, bukan? Dan di sana, dalam hatinya Junan terus berdoa, agar Tuhan mengembalikan jiwa Ratya, biarkan Jiwanya kembali pada raganya, dan biarkan netra Ratya kembali menatap dunia.

Perlahan kesadaran Junan semakin memudar, sehabis melantunkan lagu sendu, di antara hujan deras dan juga dentuman guntur, Junan tertidur pada malam damai dan juga sepi.










































Illusory World | Straykids [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang