Mafia 1

448 30 0
                                    

Seorang wanita paruh baya menatap sayu pada anak gadisnya tengah terlelap. Sebuah kenangan pahit teringat di pikiran kala mendiang suaminya membawa seorang bayi perempuan tak berdosa. Menangis di kakinya memohon ampun dan belas kasihan karena pria itu tidak bisa meninggalkan bayi itu seorang diri di ladang karet. Ia masih ingat bagaimana ia menatap suaminya yang terus memohon dan ia tidak percaya pada perkataannya. Bisa jadi bayi yang ia pungut di kebun adalah hasil dari perselingkuhannya dengan wanita lain tapi ia tidak memiliki pilihan selain menyetujui keinginan gila mendiang suaminya.

Seketika cinta yang besar untuknya bergeming. Janji pernikahan berupa mantra-mantra tua terlafazkan ke langit seolah tidak ada artinya lagi saat ia membiarkan bayi kecil itu tumbuh besar sampai Tuhan mengambil suaminya dari dekapan.

💞

💞

💞

Mafia

💞

💞

💞

Kini bayi itu telah tumbuh dewasa menjelma menjadi sosok gadis cantik berambut hitam dan bermata onyx. Tangannya yang cekatan mencabut rumput-rumput liar di kebun ubi jalarnya. Memang pekerjaan yang tak begitu menguntungkan mengingat rimbun rumput liar tumbuh terus tumbuh begitu subur tapi inilah salah satu kewajibannya sebagai putri dari seorang janda yang selama ini bekerja seorang diri untuk kelangsungan hidup mereka.

"Kenapa aku harus begini? Aku tahu dia bukan ibu kandungku tapi tak layakkah aku mendapatkan sebuah kasih sayang?" Gumam gadis itu sambil terus mencabuti rumput. Sesekali ia melirik bekas luka di beberapa anggota tubuhnya yang bercerita banyak tentang hidup keras yang ia jalani bersama sang ibu. Setiap sedih, ibu akan melampiaskan kemarahannya pada tubuh tak bersalah itu. Awalnya gadis itu akan berteriak sekencang-kencangnya karena menangis atau meminta penjelasan mengapa ia harus menerima hantaman keras dari cambuk rotan yang dilayangkan sang ibu, namun lama-kelamaan ia pandai menyembunyikan tangis. Ia bertekad untuk tidak menangis karena ia tahu apa yang membuat ibunya bersikap demikian.

Cinta untuk ibunya telah berganti benci. Memar dan luka telah menjadi sahabat sejati dan saat Ibunya menyadari, wanita itu akan langsung memeluknya sambil menangis seolah tidak ada haru esok untuk menumpahkan rasa penyesalan. Saat si gadis mengira itu terakhir kalinya sang ibu mencambuknya, ternyata itu salah. Luka dan memar baru tetap tertoreh menambah warna-warna kepedihan sebelumnya yang belum sempat sembuh.

💞

💞

💞

Mafia

💞

💞

💞

Masa berduka cita telah lampau terlewati tapi malam ini sang ibu kembali memukuli anak gadisnya setiap kali ia ceroboh. Semua kemarahannya ingin ia tumpahkan pada tubuh yang mulai ringkih itu. Ia puas mendengarnya berteriak memohon ampun seolah kuasa ada di tangannya. Ia puas melakukan hal yang tak mampu ia lakukan saat suaminya masih hidup lalu meninggalkannya bersama seorang anak perempuan dan ladang ubi jalar yang hampir tak sanggup menghasilkan apapun selain rumput liar.

Ia marah karena putrinya lupa menawarkan beberapa buah ubi ke para pedagang yang kiranya akan kasihan melihatnya. Wanita berambut merah keunguan ini berpikir bila putrinya yang menjajakannya maka dagangannya akan cepat laku dengan memanfaatkan kecantikannya.

MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang