"Biasanya mereka melintas dari jalan itu, tuan."Tunjuk seorang pria yang tak lain adalah Suigetsu.
"Betapa bodohnya mereka yang menginginkan semua ini menjadi milik mereka."
"Ditambah lagi hampir separuh dari penduduk desa ini telah menyerahkan apa yang mereka miliki."Timpal Jugo.
"Akses masuk ke desa ini sangat mudah. Dengan ini sepertinya kita memiliki peluang untuk menyerang mereka."
💞
💞
💞
Mafia
💞
💞
💞
Separuh dari para bawahan Mitsuki telah bersiap untuk pergi ke suatu tempat. Jugo dan Suigetsu akan menyiapkan banyak anggotanya tapi sebelum itu mereka menemui Mitsuki terlebih dahulu.
"Prediksi tuan sangat tepat. Ini adalah kesempatan bagus untuk kita."
"Baiklah, pergi temui mereka dan umumkan rencana yang telah ku berikan semalam."
"Baik tuan. Kami doakan semua berjalan dengan lancar."
Mitsuki tersenyum melepas dua orang kepercayaannya namun senyum segera sirna bersamaan dengan perubahan ekspresi wajahnya yang menjadi sangat dingin.
"Permisi tuanku, sudah saatnya anda dan nona Sarada pergi ke kuil."Ucap Karin bersama dua pria di belakangnya.
"Pastikan bahwa gadis itu tidak dapat melarikan diri."
"Baik, tuan."
💞
💞
💞
Mafia
💞
💞
💞
Ada banyak pertanyaan yang diajukan dan Sarada sama sekali tak mendapatkan jawaban dari orang-orang di sekitarnya. Bahkan pemuda yang sebentar lagi menjadi suaminya pun hanya menyuruhnya untuk diam mendengarkan doa-doa yang dipanjatkan oleh pendeta. Mau tak mau Sarada menurut saja mengikuti setiap acara yang ada.
"Kedua pengantin dipersilahkan meminum 3 cawan sake bersama-sama lalu dilanjutkan dengan memberikan secawan sake untuk seluruh anggota keluarga."
Getaran di ujung jari Sarada menggambarkan rasa takut, gelisah dan kesedihan. Terlintas di pikirannya tentang keluarga yang harusnya mendampingi dirinya di acara ini. ia menyesali nasibnya yang hanya memiliki seorang ibu yang kejam dan tidak bisa melihatnya di sini.
"Ada apa?"
"Aku tidak memiliki siapapun disini. Keluargaku.."
Mitsuki segera menyeka air mata di pelupuk mata onyx Sarada sebelum berjatuhan menghapus riasan di wajahnya.
"Mulai saat ini aku dan yang lainnya adalah keluargamu."
Sarada tersenyum tanpa ia sadari. Sayang sekali Mitsuki tak melihat senyum indah nan singkat itu. Sementara itu acara terus berjalan hingga penghujung acara. Suasana yang awalnya sangat khidmat berubah getir saat suara tembakan menggelegar menggemparkan seisi kuil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia
FanfictionNew cover is in progress Temporary cover by ibis paint Hidup sengsara karena tekanan seseorang yang bahkan tak menyayanginya sebagai keluarga. Cobaan datang bertubi-tubi hingga akhirnya kebahagiaan datang dari sosok yang tak terduga. Ini adalah kis...