Mafia 17

103 13 0
                                    

Pangeran menghela napas panjang. Menargetkan Mitsuki sebagai sasaran balas dendamnya telah keliru. Ingin sekali ia merencanakan serangan langsung pada orang itu beserta anggotanya namun mereka bukanlah kumpulan orang yang mudah dikalahkan. Sial sekali Mitsuki tidak memberinya jalan untuk mempermudah rencananya.

"Mereka mungkin terlibat dalam pembunuhan Raja dan Ratu, tapi kukatakan lagi bahwa kau juga harus mencurigai orang-orang di kerajaanmu."

"Maksudmu ada pemberontak di kerajaanku?"

"Ini hanya saran, kau bisa mengabaikannya bila dirasa tak perlu."

💞

💞

💞

Mafia

💞

💞

💞

Sarada menatap sebuah kancing baju yang ia dapatkan di salah satu kotak usangnya. Itu adalah kancing baju kedua sebagai tanda bahwa dirinya dianggap sangat dekat dengan hati seseorang. Dia terlalu polos untuk memahami apa yang disebut cinta sehingga ia hanya menganggapnya sebagai kenang-kenangan masa SMA.

"Kau mengenal Pangeran itu?"Tanya Mitsuki yang tiba-tiba sudah bersandar di salah satu sisi pintu. Kali ini ekspresinya begitu kesal.

"Nama Pangeran itu Boruto Uzumaki, kan? Kalau benar maka pemilik kancing baju ini adalah dia! Ya, dia teman sekelasku sejak SD!"

"Dasar konyol!"

"Kau ini seperti tidak pernah mempunyai kenangan indah di sekolah!"

Tanpa berbasa-basi Mitsuki merampas kancing di tangan Sarada lalu melempar ke sembarang arah. Dirinya sangat muak melihat kancing baju yang ternyata milik Pangeran itu.

"Apa yang kau lakukan?! Mengapa kau buang?!"

"Kenangan kalian memang indah tapi suamimu adalah aku! Takkan kubiarkan kau memiliki benda dari pria lain!"

"Ada apa denganmu?! Padahal itu hanya kancing ba-"

Jurus andalan Mitsuki bekerja. Kuasa jari telunjuk di bibir membuat Sarada bungkam. Ia tidak peduli tentang apa yang dipikirkan istrinya karena saat ini ia tengah dikendalikan oleh api cemburu. Benar, benda sepele itu berhasil membuat Mitsuki cemburu.

💞

💞

💞

Mafia

💞

💞

💞

Suasana malam berlangsung normal kembali. Saat ini Mitsuki telah berhasil meredam rasa cemburu dan memperlakukan Sarada seperti biasanya.

"Nona Karin, bolehkah aku membantumu mencuci piring?"

"Tidak perlu Nyonya, ini sudah jadi tugas kami."

"Hn, baiklah."

Sebelumnya ia juga berkata pada pelayan lain dan jawabannya selalu sama. Para pria tampak sibuk bermain shogi sembari merokok dan minum kopi sedangkan satu pria bernama Mitsuki duduk termenung jauh dari mereka. Lalu sebuah ide nakal tiba-tiba muncul di kepala Sarada. Mengendap-endap dari balik sofa lalu mengagetkan Mitsuki tapi sayangnya pria itu tak terkejut sama sekali.

MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang