Mitsuki semakin terdiam dengan ekspresi suram sedangkan Sarada tak memperhatikan suasana yang diciptakan pria ini. Setiap kalimat Sarada benar-benar telah mengganggunya. Orang bernama Orochimaru itu dahulu pernah ada dan Mitsuki sangat membencinya, karena itulah ia sangat muak mendengar nama itu setelah lama tak terdengar gaungnya.
"Habiskan sarapanmu!"Perintah Mitsuki sambil bangkit meninggalkan Sarada dan Mikatsuki.
Ketidakpekaan Sarada membuatnya bingung dengan pria itu. Mitsuki yang hangat dan ramah tiba-tiba berbicara dengan nada yang sangat dingin padanya. Sarada baru menyadari bahwa pria itu tidak sedang baik-baik saja setelah ia membicarakan orang yang bernama Orochimaru.
💞
💞
💞
Mafia
💞
💞
💞
Mitsuki pergi tanpa sepengetahuan orang-orang kepercaannya. Pikirannya terlalu kacau memikirkan ancaman yang mungkin akan datang. Jalan menanjak ia lalui dengan dua kuntum bunga lily di tanganya. Jalanan semakin berbatu namun pria ini terus melangkah hingga ia tiba di sebuah makam yang telah ditumbuhi banyak rumput liar.
"Ibuku sayang, maaf aku baru bisa datang hari ini. Ada banyak hal yang harus kulakukan demi memuaskan hasratku."Ucap Mitsuki lalu menancapkan dua tangkai lily di kendi kecil tepat di hadapan nisan.
Tak banyak yang Mitsuki lakukan di tempat ini selain menatap masygul pada nama yang tertera di makam itu lalu beranjak pergi. Tiap kali pikirannya dirundung sedih, ia pasti ke tempat ini seorang diri dan pulang menimbulkan kekhawatiran banyak orang di rumahnya.
Saat seorang diri pun pria ini tetap bersikap tenang meskipun setiap hari ia terbiasa dikawal dan dilindungi para anak buahnya. Bagi mereka, keselamatannya adalah prioritas utama yang harus selalu dijaga. Mereka adalah orang-orang setia yang hidup karena kebaikannya. Tak peduli banyak penentang yang berusaha mengincarnya, orang-orang itu akan selalu bersamanya meskipun hal itu tak dibutuhkan.
Sepasang mata gold sibuk menatap kakinya yang menuruni jalan setapak yang menurun. Bebatuan yang licin karena embun bukanlah hal yang mengganggu baginya. Selagi keinginan melepaskan segala lara masih melekat dalam diri, Mitsuki tidak akan peduli pada apapun termasuk beberapa orang yang saat ini tengah mengintai dari balik semak.
"Sungguh, tidak ada seorang kesatria pun yang sepengecut ini sebelumnya." Sindiran ini disambut puluhan pedang yang siap menghujam tubuhnya.
Dalam keadaan genting pun Mitsuki masih mampu bersikap tenang seperti biasa. Setiap mata pedang telah menempel tepat di kulitnya.
"Lama tidak bertemu, Tuan Mitsuki."Kata seseorang yang berjalan perlahan menghadap dirinya. Jelas sekali orang ini memiliki niat membunuh sembari menunggu kata-kata terakhir yang mungkin terucap. Ini sudah pernah terjadi, bahkan sangat sering. Musuh selalu datang dari mana saja termasuk dari keluarga terpandang di negeri ini.
"Apa masalahmu kali ini, Pangeran?"
"Masalah lama yang bisa selesai hanya dengan membunuhmu."
"Padahal kemarin anak buahmu telah bergerak tapi tak berhasil melakukannya. Kau ini benar-benar tidak mau menyerah, ya?"
Pangeran bermata biru sapphire tersenyum sinis. Sudah lama ia membenci Mitsuki karena dendam masa lalu.
"Silahkan kau bunuh aku tapi ku harap kau tak menyesal di kemudian hari."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia
FanfictionNew cover is in progress Temporary cover by ibis paint Hidup sengsara karena tekanan seseorang yang bahkan tak menyayanginya sebagai keluarga. Cobaan datang bertubi-tubi hingga akhirnya kebahagiaan datang dari sosok yang tak terduga. Ini adalah kis...