Mafia 24

86 10 0
                                    

"Jadi, orangtuaku masih hidup?"

"Itu benar, Sarada. Berkat Paman Suigetsu dan Paman Jugo, Mitsuki mengetahui keberadaan orangtuamu."

Tak lama kemudian seorang dokter keluar menemui Mai. Dilihat dari ekspresnya, dokter ini membawakan kabar yang buruk. Sarada bisa mendengarnya dengan jelas hingga membuatnya berlari sejauh mungkin meninggalkan rumah sakit. Sarada tidak peduli pada banyak orang yang menatapnya keheranan. Ia hanya ingin berlari jauh hingga tak ada siapapun yang mengetahui tangisannya.

💞

💞

💞

Mafia

💞

💞

💞

Sarada telah tiba di sebuah bukit berbatu yang tak terlalu jauh dari rumah sakit. Mata onyx itu menatap hampa ke arah langit yang sepenuhnya tertutup awan tebal. Pikirannya terlalu sibuk dipenuhi kilas balik kebersamaannya dengan Mitsuki. Pria asing yang awalnya terlihat aneh dan seram menjadi sosok suami yang penuh kasih di matanya. Sosok suami yang begitu menyayanginya bahkan rela berkorban untuknya dan kini ia tak berdaya karena dirinya.

"Apa yang kau rencanakan, Dewa? Mengapa kau mengujiku begitu berat? Tak puaskah kau membuat kami menderita selama ini dan kau tega mempermainkan hidup kami?!!! Ku mohon, angkatlah penderitaannya, aku tidak sanggup bila harus menjalani hidup tanpanya!!! Ku mohon kabulkanlah permintaanku atau aku takkan lagi memujamu!!!"

Sarada menangis histeris seorang diri. Di tempat ini takkan ada yang melihatnya bahkan mengasihaninya. Sarada telah menjadi seorang istri yang malang dan hanya bisa meminta belas kasih pada sang Dewa, namun kemudian satu suara membuat tangisnya sedikit mereda. Pangeran Uzumaki sekaligus teman masa kecilnya ada disini, menyaksikan kesedihan yang seolah menyelubungi tempat ini.

"Maafkan aku Sarada, andai saat itu aku datang lebih cepat mungkin Mitsuki takkan terbaring di rumah sakit itu."

"Untuk apa maaf itu? Ini bukan salah siapapun, tidak ada yang menginginkan ini terjadi. Ini adalah kehendak Mitsuki yang ingin melindungi semua orang."

"Dan aku merasa bersalah karena telah mencurigai suamimu. Seperti yang dia katakan, insiden pembunuhan orangtuaku juga disebabkan oleh orang-orang di kerajaanku sendiri."

Pangeran dan dua orang kepercayaannya membuat suatu taktik untuk menjebak semua orang yang diam-diam mengkhianatinya karena ucapan Mitsuki cukup mengganggu mereka. Untuk membuktikannya, maka terciptalah cara ini. Pangeran kembali membahas tentang kematian Raja dan Ratu dan mengorek segala keanehan yang terjadi saat itu. Hasilnya, ada banyak prajurit dan orang-orang yang menjabat di posisi yang penting tak sengaja membeberkan kejahatan mereka karena terpancing ucapan Shikadai mengenai insiden pembunuhan Raja dan Ratu. Tanpa berbasa-basi, mereka bertiga langsung menyerang dan mengeksekusi mereka tanpa tertinggal satu orang pun. Kemudian suara dentuman yang cukup keras muncul dari arah barat daya disertai kepulan asap dan bunga api yang membara. Itu membuat mereka mengerahkan banyak pasukan lalu bergegas menuju lokasi ledakan itu. Disitulah mereka menemukan Mitsuki yang tak lagi sanggup berdiri karena melindungi dua wanita yang sangat ia kasihi.

"Mitsuki itu orang yang tangguh. Percayalah, serangan seperti itu takkan mampu merenggut nyawanya."

"Aku ingin sekali meyakininya tapi aku adalah seorang istri yang tetap saja mengkhawatirkan kondisinya. Aku takut kehilangan suamiku, aku takkan sanggup hidup tanpanya."

MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang