Mafia 4

166 27 0
                                    

Karin berpikir keras untuk menjawab kemarahan Sarada. Bingung harus menjelaskannya dengan jawaban yang seperti apa karena pria itu melarang siapapun untuk mengatakan alasan mengapa Sarada harus ada di rumah besar ini.

"Begini, tuan melakukan ini untuk kebaikan nona. Perlakuan ibu nona benar-benar tidak bisa dimaafkan karena itulah tuan membawa anda kemari dan hendak menikahi nona."

"Tuanmu itu sudah sinting! Mana sudi aku menikah dengan orang sejahat dia?! Kau tahu, sudah banyak nyawa orang-orang tak berdosa yang hilang karenanya! Ada banyak keluarga diluar sana yang kehilangan harta bendanya! Kau pikir itu ulah siapa?!"

💞

💞

💞

Mafia

💞

💞

💞

Sejujurnya Karin sangat tersinggung bila mendengar pria itu dihina. Ada banyak orang yang mengatakan hal serupa tentang tuannya namun pria itu selalu menahan bawahannya untuk tidak melakukan apa-apa pada setiap penghinaan yang mereka dengar.

"Nona jangan berkata demikian. Sebenarnya tuan itu-"

Perkataan Karin terputus oleh kehadiran pria itu. Wajahnya masih saja tenang bahkan saat bersitatap dengan Sarada. Dia hanya ingin mengambil ponselnya di nakas tapi itu memancing kemarahan Sarada.

"Tetaplah disini, pria jahat!"Dengan setengah membentak Sarada memasang tatapan sengit. Situasi ini membuat Karin pamit undur diri di hadapan tuannya.

"Ada apa?"

Lagi-lagi kondisi aneh itu muncul di benak Sarada. Jantungnya berdebar hebat dan membuatnya sulit bernapas. Ia berusaha menguatkan dirinya agar kondisi tak lazim ini segera menyingkir darinya.

"Mengapa kau membawaku kemari? Tak puaskah kau selama ini membuatku dan ibuku sengsara, hah?! Tidak hanya itu, semua warga di desaku hidup melarat karenamu dan seluruh anak buahmu! Banggakah kau dengan semua dosa-dosamu itu?!"

Itu pertanyaan yang cukup banyak. Pria itu terdiam sejenak sembari bersandar di dinding. Mendengarkan pertanyaan panjang itu membuatnya sedikit senang tapi ada rasa gusar yang menyeruak.

"Jadi kau pikir aku bagian dari para mafia itu?"

"Aku pernah melihatmu menyiksa anak kecil hingga lumpuh! Kau rebut segalanya yang anak itu dan keluarganya miliki!"

"Tapi aku tidak ingat pernah melakukannya."

"Hn, kau benar-benar orang sinting. Baiklah, kalau begitu katakan apa alasanmu membawaku kemari!"

Seberkas senyum indah terukir. Itu adalah senyum yang cukup memikat bagi orang lain namun tidak bagi Sarada. Pria ini tampak menimbang-nimbang apa yang akan ia katakan.

"Entahlah, mungkin karena aku tertarik padamu dan ingin membebaskanmu dari gubuk derita itu."

"Apa katamu?! Pernyataan konyol macam apa itu?!"

"Itu pernyataan konyol yang penting untuk kau ketahui saat ini. Jika kau tertarik bicara denganku, maka ajukan pertanyaan lain yang mungkin bisa membayar rasa penasaranmu."

Sarada terpaku sejenak melihat pria itu pergi dari hadapannya. Ini sama sekali tak mampu membuatnya bernapas lega. Pria itu bukan hanya berwajah tenang dan seram di waktu yang bersamaan, tapi juga sulit ditebak gerak-geriknya.

MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang