Terkadang yang menjatuhkan mental kita bukanlah orang lain, melainkan keluarga kita sendiri
~Angelina Kayla Justina~
Sesampainya dirumah, ia langsung di interogasi oleh orangtuanya.
"Dari mana saja kamu?, Kenapa baru pulang?" tanya Papanya.
"Di mana kamu tidur semalam?, Mau jadi apa kamu, kita malu punya anak seperti kamu bisanya cuma mempermalukan keluarga," ujar Mama menggebu-gebu.
Angel menatap orangtuanya, "dari rumah teman," ujar Angel dingin.
"Teman?, Memang masih ada orang yang ingin temenan sama kamu?" tanya Mama.
"Atau teman kamu itu anak-anak yang selalu bikin rusuh dijalanan itu?, Karena kalau anak baik-baik pasti malu punya teman yang suka keluyuran seperti kamu," tambah Papa.
Dada Angel rasanya sangat sesak, ia memang sudah sering mendengarkan omongan pedas dari mulut orang tuanya, tetapi ia hanya manusia biasa yang mempunyai batas kesabaran, ia juga ingin hidup bahagia bersama keluarganya tetapi itu sepertinya mustahil bagi Angel, ia hanya benalu dalam keluarganya.
"Teman Angel bukan orang yang seperti itu, ia anak yang baik," ujar Angel.
"Emangnya siapa yang mau temenan sama orang seperti kamu, bisanya cuma bikin rusuh," ujar Mama.
"Kalau memang ada pasti mereka gak betah lama-lama temenan dengan kamu," ujar Papa.
"Ma Pa Angel juga ingin seperti Keisha yang selalu Mama dan Papa banggakan," lirih Angel.
"Kamu dengan Keisha berbeda, Keisha anak yang patut kita banggakan karena prestasi yang ia miliki sedangkan kamu apa?, gak ada yang bisa dibanggakan dari kamu," ujar Mama emosi.
"ANGEL SEPERTI INI JUGA KARENA MAMA DAN PAPA YANG TIDAK PERNAH MENGANGGAP KEBERADAAN ANGEL, ANGEL CAPEK, ANGEL JUGA INGIN DISAYANG SEPERTI KEISHA." Hancur sudah pertahanannya, air mata yang selalu ia tahan sekarang turun menggambarkan betapa hancurnya Angel.
PLAK
PLAK
Mama dan Papa menamparnya dengan penuh amarah sampai meninggalkan jejak merah di pipi Angel.
"Berani kamu teriak-teriak ke Mama dan Papa, kita tidak pernah mengajarkan kamu bersikap kurang ajar seperti ini." Emosi mama yang sudah di ubun-ubun.
"Lihat Keisha, ia tidak pernah membangkang, apalagi teriak-teriak kepada orang tuanya, ia tau sopan santun gak seperti kamu," lanjut Mama.
"Kalian fikir selama ini kalian pernah mengajarkan Angel?, jangankan mengajarkan, menganggap keberadaan Angel saja kalian tidak pernah. Kalian terlalu fokus kepada Keisha sampai kalian lupa bahwa kalian juga punya anak yang membutuhkan kasih sayang dari kalian," lirih Angel.
"Terkadang yang menjatuhkan mental kita bukan orang lain melainkan keluarga kita sendiri." Angel berlalu menaiki tangga menuju kamarnya, emosinya sekarang sangat menggebu-gebu.
"ANGEEEEEL MAMA BELUM SELESAI NGOMONG, DASAR ANAK GAK TAU SOPAN SANTUN," teriak Mama yang sangat marah kepada Angel.
BRAK
Angel menutup pintu dengan kasar, ia sekarang sangat hancur sehancur-hancurnya, ia sering berpikir untuk mengakhiri hidupnya tetapi ia masih ingat kalau dosanya masih banyak.
"Teman?, Memang masih ada orang yang ingin temenan sama kamu?"
"Lihat Keisha, ia tidak pernah membangkang, apalagi teriak-teriak kepada orang tuanya, ia tau sopan santun gak seperti kamu,"
Omongan Mamanya selalu terngiang-ngiang di telinga dan pikirannya, ia tak menyangka Mamanya bisa bicara seperti itu dengannya."Apakah Angel gak boleh mempunyai teman?"
"Apakah Angel sebegitu buruknya dimata Mama dan Papa?"
"Angel juga mau seperti Keisha"
"Angel juga mau seperti Syifa"
"Angel juga mau merasakan kasih sayang dari orang tua seperti anak-anak diluaran sana"
"Angel iri dengan mereka yang selalu mendapat kasih sayang dari orangtuanya"
"Angel jadi seperti ini juga karena ingin mendapatkan perhatian dari Mama dan Papa"
"Angel tahu cara Angel salah, tapi Angel ingin sekali saja kalian perhatian dengan Angel"
"Aaarrrggghhhh Angel gak sanggup lagi untuk berpura-pura kuat, Angel hancur, Angel lelah." Angel sangat emosi, ia tahu apapun yang akan ia lakukan orangtuanya gak akan peduli, mereka gak akan bisa mengerti dengan perasaannya.
Kamarnya sangat berantakan, barang-barang berjatuhan kemana-mana, banyak serpihan kaca yang pecah.
Kalau gue lukai tubuh gue dengan kaca ini, mungkin bisa mengurangi sakit hati gue batinnya.
Ia mengambil serpihan kaca itu lalu ia mulai menggoreskan ketangannya dengan air mata yang terus mengalir mengenai pipinya, ia tersenyum melihat hasil gambarannya, darah bercucuran mengenai bajunya tetapi ia tidak merasakan sakit pada tangannya karena sakit dihatinya lebih kuat.
"Bagus juga hasil gambaran gue." Ia tersenyum kecut melihat goresan luka ditangannya.
"Gue emang gak mau bunuh diri, tapi kalau gue membuat karya di tubuh gue seperti ini gak papa kali ya."
Gak papa dari pada nyakitin orang lain, wkwkwk.
Lalu ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan bekas lukanya.
"Ish aauu, ternyata perih juga tetapi tadi waktu menggambar sakitnya gak terasa, kalau mereka tahu apakah mereka akan peduli?, tapi gak mungkin mereka akan peduli mungkin mereka bahagia melihat gue seperti ini," pikirnya.
Lalu ia pergi ketempat tidur, ia membaringkan badannya yang terasa sangat remuk, ia sadar kalau ia telah membentak orang tuanya, tetapi itu ia lakukan hanya ingin mengungkapkan perasaan yang selama ini ia pendam, ia ingin orang tuanya tahu bahwa ia juga butuh kasih sayang.
"Maaf Ma Pa Angel membentak kalian, Angel tidak bisa menjadi seperti Keisha, Angel sadar seberapa besar perjuangan Angel gak akan pernah bernilai dimata kalian, Angel berharap suatu saat nanti kalian bisa menyayangi Angel seperti kalian menyayangi Keisha, walaupun itu sangat mustahil tapi Angel percaya Tuhan telah merencanakan yang terbaik untuk Angel" monolognya, lalu ia memejamkan matanya untuk mengistirahatkan hati dan pikirannya yang sedang hancur.
*******
Setelah sekian lama akhirnya Angel up lagi nih, gimana suka gak dengan ceritanya?, Semoga suka ya.
Jangan lupa vote dan komen ya
Tinggalkan kritik dan sarannya ya
Salam author ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL (END)
Teen Fictionkata orang ayah adalah cinta pertama anak perempuannya kata orang ibu adalah tempat yang tepat untuk menceritakan keluh kesah kata orang rumah adalah tempat yang tepat untuk kita pulang tapi bagi gue itu semua hanya omong kosong, karena gue tidak p...