"kondisi Mama tambah memburuk." Keisha kembali mengabari Angel tentang keadaan Mamanya yang sedang kritis.
"Udah gue sharelok, Lo datang kerumah sakit secepatnya." Angel bergegas pergi kerumah sakit, ia tidak ingin terjadi sesuatu dengan Mamanya.
Sesampainya di rumah sakit, ia langsung pergi ke ruang Mama dan terlihat Papa dengan Keisha yang sedang panik.
"Bagaimana keadaan istri saya Dok?" tanya Papa khawatir.
"Maaf Pak, kami udah berusaha semaksimal mungkin tetapi nyawa istri bapak tidak tertolong karena terlambat mendapatkan pendonor, istri bapak sudah meninggal dunia."
"Ga mungkin dokter pasti salah, istri saya belum meninggal dokter harus periksa sekali lagi."
"Bapak harus tabah, semua ini sudah takdir dari yang maha kuasa."
"INI SEMUA SALAH LO, SEANDAINYA LO MAU MENDONORKAN SATU GINJAL LO UNTUK MAMA, PASTI SEKARANG MAMA MASIH HIDUP."
"KAMU MEMANG ANAK YANG TIDAK BERGUNA, KALAU KAMU GA BISA BAHAGIAKAN MAMA SETIDAKNYA KAMU BISA MEMBERIKAN SATU GINJAL KAMU AGAR MAMA BISA SEHAT KEMBALI."
"KALIAN KENAPA SELALU MENYALAHKAN GUE?, KENAPA GA KALIAN SAJA YANG MENDONORKAN GINJAL UNTUK MAMA, KENAPA HARUS ANGEL?, PAPA LUPA APA YANG PAPA UCAPKAN KETIKA ANGEL KELUAR DARI RUMAH?, PAPA SENDIRI YANG BILANG KALAU ANGEL BUKAN LAGI BAGIAN DARI KELUARGA KALIAN, TAPI KENAPA SEKARANG KALIAN DATANG KE KEHIDUPAN ANGEL DAN KALIAN MEMAKSA ANGEL UNTUK MENOLONG MAMA WALAUPUN KALIAN TAHU RESIKO YANG AKAN ANGEL TERIMA." Habis sudah kesabaran Angel, ia tidak mengerti kenapa selalu dia yang disalahkan atas apa yang telah terjadi.
"Keisha kamu tolong urus jenazah Mama, Papa ingin memberi anak sial ini pelajaran yang tidak akan pernah ia lupakan." Papa menyeret Angel dan membawanya ke suatu tempat yang sangat jauh.
Papa membawa Angel ke gubuk kecil yang sangat jauh dari keramaian, tangan beserta kaki Angel diikat dan datang segerombolan preman mendekati Angel.
"Kalian mau ngapain?, lepasin Angel." Angel memberontak tapi ikatannya sangat kuat.
"Papa akan bawa kamu ketemu sama Mama." Papa menampilkan smirknya, siapa pun yang melihat akan bergidik ngeri.
"GILANG TOLONG." Angel sangat berharap Gilang akan datang.
"Percuma kamu teriak ga akan ada yang akan menolong kamu."
Para preman mulai mendekat dan memegang wajah Angel.
"JANGAN SENTUH GUE," teriak Angel.
"Ga usah sok-sokan nolak Lo kan sudah sering ditiduri lelaki." Lalu Papa menjambak rambut Angel.
"Jaga mulut anda, gue ga sehina itu. Asal anda tau anak kesayangan anda yang murahan sering ditiduri lelaki." Habis sudah kesabaran Angel.
"Jaga mulut Lo ga usah menjelekkan Keisha." Dengan teganya Papa mencekik leher Angel.
"ARRRGGHH BUNUH SAYA KALAU ITU BISA BIKIN ANDA PUAS." frustasi Angel.
"ANGEEEL BANGUN." Ayah, Bunda, Gilang dan juga Syifa berkumpul dikamar Angel, mereka takut terjadi sesuatu kepada Angel karena Angel teriak memanggil nama Gilang.
Mereka kaget melihat Angel keringat dingin seperti orang ketakutan.
"Gimana kalau kita siram aja Angel biar bangun, tidak ada salahnya kita coba manatau bisa membangunkan Angel." Mereka menuruti saran dari Syifa, Gilang mengambil air segayung dan menyiramkan ke Angel.
Benar saja Angel langsung terbangun dengan nafas yang tidak beraturan.
"Bunda Angel takut." Angel langsung memeluk Bunda.
"Kamu mimpi apa sampai ketakutan seperti itu?" Bunda mengusap punggung Angel untuk menenangkan Angel.
"Mimpi yang sangat buruk, eh kalian semua kok bisa disini?" Angel melepaskan pelukan dan merasa heran kenapa mereka ada di kamarnya.
"Tadi Lo teriak Gilang tolong, ya kita panik lah makanya kita langsung masuk ke kamar Lo, mana tadi Lo kejang-kejang sampai keringat dingin." Syifa menirukan teriakan Angel meminta tolong.
Angel kaget sekaligus malu dan ia juga bersyukur kalau itu semua hanya mimpi tetapi mimpi itu terasa sangat nyata.
"Lo mimpi apa?" tanya Gilang.
"Gue keluar sebentar." Angel bangkit dari tempat tidur.
"Lo baru pulang dan lihat wajah Lo masih memar, terus sekarang Lo mau pergi lagi?"
Gilang tak habis pikir."Sebaiknya kamu istirahat jangan pergi kemana-mana dulu," ujar Bunda.
"Kali ini Angel janji ga akan berantem lagi, Angel hanya sebentar kok nanti kalau urusan Angel udah selesai Angel langsung pulang."
"Bunda akan izinin asalkan kamu perginya dengan Gilang."
"Tapi..." Belum sempat Angel selesai ngomong sudah dipotong oleh Bunda.
"Pilihan ada ditangan Angel, kalau kamu tetap ingin pergi harus dengan Gilang, kalau ga mau Bunda ga akan diizinin kamu pergi kemana-mana."
"Angel ga jadi pergi."
"Segitu ga bolehnya gue ikut sampai Lo rela ga pergi padahal gue lihat urusan Lo sangat penting," ujar Gilang kecewa.
"Gue belum siap kalian tahu identitas gue, gue takut nanti kalian pergi ninggalin gue," jujur Angel.
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL (END)
Teen Fictionkata orang ayah adalah cinta pertama anak perempuannya kata orang ibu adalah tempat yang tepat untuk menceritakan keluh kesah kata orang rumah adalah tempat yang tepat untuk kita pulang tapi bagi gue itu semua hanya omong kosong, karena gue tidak p...