Sesampainya di rumah Angel disambut dengan berbagai pertanyaan terlihat dari raut wajah mereka sangat khawatir dengan Angel.
"Angel dari mana?" tanya Bunda khawatir.
"Maaf udah bikin Bunda khawatir, Angel tadi ada urusan mendadak makanya ga sempat pamit sama Bunda, tapi Angel ga papa kok."
"Terus di dekat bibir sama mata Lo kok memar?, Lo habis berantem?" tanya Gilang curiga.
"Gue jatuh dari motor makanya memar gitu, gue ga berantem kok," elak Angel.
"Kita bukan bocah yang bisa Lo tipu."
"Iya gue minta maaf, gue ga bermaksud bohongi kalian gue cuma ga ingin kalian khawatir, tadi gue emang berantem tapi gue ga papa kok." Angel tertunduk.
"Lo bisa ga sih ga berantem?, coba sekali aja jadi cewek yang lemah lembut, jangan semua masalah Lo selesaikan dengan kekerasan," bentak Gilang.
Angel tidak menyangka ternyata Gilang berani membentaknya, emosinya kembali menggebu-gebu.
"Kita berbeda, Lo yang dibesarkan oleh keluarga yang harmonis sedangkan gue, gue dibesarkan oleh keluarga yang ga pernah menganggap keberadaan gue."
"Lo punya rumah untuk pulang, Lo punya orang tua yang sangat sayang dengan Lo yang mau mendengarkan keluh kesah Lo, sedangkan gue, rumah gue udah seperti neraka, mereka semua menganggap gue sebagai benalu."
"Lo punya sahabat yang selalu ada disamping Lo, membuat hidup Lo lebih berwarna, sedangkan gue dari dulu selalu sendiri, selalu merasa kesepian, hidup gue hanya dipenuhi dengan kegelapan."
"Orang tua gue selalu membandingkan gue dengan kakak gue sendiri, mereka rela mengusir dan mencaci gue karena mereka lebih percaya dengan kakak gue tanpa ingin mencari tau kebenaran yang sebenarnya."
"Lo dan kalian semua pasti ga pernah merasakan bagaimana kerasnya kehidupan, bagaimana rasanya air mata jatuh disaat bibir tersenyum."
"Makanya Lo itu harus berubah menjadi lebih baik lagi, buktikan ke orang tua Lo kalau Lo juga bisa seperti kakak Lo bahkan lebih dari itu." Gilang merasa bersalah telah membentak Angel, ia sangat paham bagaimana kerasnya kehidupan yang dijalani Angel.
"Gue udah coba, gue juga udah membuktikannya tapi tetap aja mereka ga peduli."
"Bahkan gue pernah mencoba untuk mengakhiri hidup tapi tuhan masih mengizinkan gue untuk hidup."
"Gue capek selalu terlihat baik-baik saja padahal hati gue sangat hancur."
"Gue sangat beruntung bisa bertemu kalian semua, bisa ketemu dengan Ayah dan Bunda yang sangat menyayangi gue, karena kalian gue bisa merasakan bagaimana mempunyai keluarga yang harmonis, bagaimana rasanya disayang oleh keluarga, gue dapat merasakan banyak hal yang ga pernah gue dapatkan dari keluarga gue sendiri."
"Jujur semenjak gue kenal kalian gue sangat ingin berubah menjadi lebih baik lagi menjadi seperti yang kalian inginkan, tapi gue juga butuh proses tidak bisa semudah itu untuk gue bisa berubah."
"Tujuh belas tahun gue hidup dan selama itu juga hidup gue hanya dipenuhi dengan kegelapan selama itu juga gue ga pernah merasakan apa itu keluarga yang harmonis, gue ga pernah mendapatkan kasih sayang dari orang tua gue sendiri."
"Gue ga tahu apa kesalahan yang sudah gue perbuat sehingga mereka sangat membenci gue."
"Disaat gue berada dititik yang sangat hancur, disaat gue sudah putus asa, disaat gue merasa Tuhan sangat jahat dengan gue, ia tidak ingin melihat gue bahagia walaupun hanya sebentar, disaat gue benar-benar ingin mengakhiri hidup, tetapi disaat itu juga Gilang datang dan membawa gue masuk ke dalam keluarganya yang sangat bahagia."
Air matanya tidak dapat Angel bendung lagi, ia keluarkan semua unek-unek yang selama ini ia pendam, mereka semua dapat merasakan bagaimana kerasnya kehidupan yang dijalani Angel selama ini.
"Kita akan selalu ada disamping Lo, kita akan bantu Lo untuk bisa menjadi lebih baik lagi, Lo jangan pernah merasa sendirian, kalau Lo butuh sandaran gue akan selalu siap dijadikan sandaran untuk Lo." Gilang membawa Angel kedalam dekapannya, ia dapat merasakan apa yang sedang dirasakan Angel.
"Ya udah sekarang biar Bunda obati dulu lukanya."
"Ga usah Bun, Angel mau istirahat dulu, maaf Angel udah bikin khawatir kalian semua, makasih juga udah ingin mendengarkan kisah Angel dan makasih juga udah sangat peduli dengan Angel, Angel sayang kalian." Ia menghapus air matanya dan tersenyum manis kepada semuanya, lalu ia menaiki tangga menuju kamarnya.
"Ternyata begitu keras kehidupan yang Angel jalani selama ini."
"Kuat banget mental dan fisiknya, gue ga akan bisa sekuat dan setegar Angel."
"Makanya jangan pernah nilai seseorang dari penampilannya karena kita tidak tahu apa yang telah ia lewati selama ini," nasehat Ayah.
*******
Hallo apa kabar? Semoga semuanya sehat
Gimana feel-nya dapat ga?
Jangan lupa follow, vote komen dan krisarnya
Stay tune dan share ke teman kalian
Follow Ig: nurhai_rani
Tiktok: itsmerani
See you next part 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL (END)
Teen Fictionkata orang ayah adalah cinta pertama anak perempuannya kata orang ibu adalah tempat yang tepat untuk menceritakan keluh kesah kata orang rumah adalah tempat yang tepat untuk kita pulang tapi bagi gue itu semua hanya omong kosong, karena gue tidak p...