Sesampainya Alex ke rumah sakit, ia langsung pergi ke ruang rawat Angel, ia bingung tidak menemukan keberadaan Angel.
"Sus pasien yang dirawat disini kok ga ada?" Ia bertanya kepada suster yang sedang merapikan brankar.
"Pasien sudah pulang setengah jam yang lalu," jawab suster.
Alex pergi dari rumah sakit dengan keadaan kesal, ia pergi ke kediaman keluarga Gilang.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, silahkan masuk." Bunda membuka pintu dan mempersilahkan Alex masuk.
"Eh ya ampun gue lupa kasih tahu kalau gue udah pulang dari rumah sakit," ujar Angel.
"Masih muda udah pikun, tahu ga tadi gue udah ke ruangan lo tapi kata dokter lo udah pulang," kesal Alex.
"Ada apa? Tumben lo suruh gue kesini?" tanya Alex penasaran.
"Tolong kalian cari kakak gue," mohon Angel.
"Fotonya ada ga?" tanya Alex.
"Nah itu masalahnya jangankan fotonya, namanya aja gue ga tahu," jawab Angel sedih.
"Angel tadi gue ngerekam semuanya bisa kita jadikan bukti untuk ngelaporin mereka kepolisi." Gilang memberikan handphonenya kepada Angel.
"Biarkan aja dulu mereka bahagia, gue akan menyelesaikan ini dengan cara gue." Angel tersenyum sinis, ia sudah merencanakan sesuatu.
"Ga usah aneh-aneh lo, awas aja kalau sampai lo berbuat nekat." Alex paham dengan apa yang dikatakan oleh Angel.
"Santai aja, oh iya lo kerahkan sebagian anggota untuk mengawasi rumah keluarga Mahendra."
"Maksud lo rumah Keisha?" tanya mereka kaget.
"Iya, keluarga yang selama ini menyiksa gue dan ternyata mereka juga yang telah menabrak orang tua gue." Mereka kaget mendengar pernyataan Angel.
"Gue baru mengetahui kebenarannya, untung tadi gue mengikuti Gilang coba kalau ga pasti sampai sekarang gue ga tahu apa yang sudah terjadi belasan tahun lalu."
"Jadi tadi Gilang ketemu sama keluarga Keisha?" tanya mereka makin penasaran.
"Gue ga nyangka ternyata Keisha sangat terobsesi dengan gue sampai dia melakukan segala cara agar bisa bersama dengan gue," jelas Gilang.
"Tapi gue takut kalau Keisha akan berbuat nekat dengan orang tuanya karena ga bisa menyatukannya dengan Gilang."
"Kenapa sih lo tuh masih memikirkan mereka? Mereka aja sudah sangat jahat sama lo." Mereka bingung dengan cara pikir Angel, jelas-jelas mereka selalu menyakitinya tetapi masih aja peduli dengan mereka.
"Bagaimanapun mereka yang merawat gue dari kecil ya walaupun ga dengan kasih sayang dan perhatian seperti yang Keisha dapatkan setidaknya mereka masih kasih gue tempat tinggal walaupun seperti neraka."
"dan gue ga mau siapapun yang bisa menyentuh mereka selain tangan gue sendiri," batinnya.
"Sekarang Angel istirahat, kamu harus istirahat yang cukup biar keadaan kamu segera membaik, dan kalian juga harus istirahat besok kalian sekolah," ujar Bunda.
"Kita pamit pulang dulu sampai ketemu besok disekolah." Mereka berpamitan kepada Ayah, Bunda, Gilang dan Angel serta Syifa.
"Saya juga pamit, Angel ingat lo jangan berbuat nekat." Alex memperingati Angel, ia tahu Angel tidak akan tinggal diam dengan apa yang sudah terjadi.
Keesokan paginya Angel bangun dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.
"Angel sebaiknya jangan sekolah dulu, istirahat saja dirumah," ujar Bunda.
"Angel sudah sehat kok Bun," ujar Angel meyakinkan mereka.
"Udah lah Bun percuma Angel ga akan merubah keputusannya, Bunda tenang aja Gilang akan selalu menjaga Angel."
"Angel harus janji jangan kecapean, kalau Angel merasakan sakit Angel langsung bilang Syifa atau Gilang."
"Iya Bun, Angel janji." Lalu mereka pamit pergi ke sekolah menggunakan mobil Ayah.
Sesampainya dikelas Angel terharu dengan kejutan yang sudah dipersiapkan oleh teman kelasnya beserta para sahabatnya dan juga wali kelas beserta kepala sekolah juga ikut merayakan kedatangan Angel.
Kelas yang mereka hias sebagus mungkin, beserta balon-balon yang berterbangan.
"Welcome back to school Angelina Kayla Justina."
"Aaaa makasih semuanya, makasih juga ibu dan bapak kepala sekolah."
"Aaaa saya terharu, saya ga menyangka akan mendapatkan kejutan seperti ini."
Kali ini air mata yang keluar bukan lagi karena kesedihan atau kesakitan yang ia rasakan tetapi ini adalah air mata bahagia, ia begitu terharu dengan kejutan yang mereka berikan.
"Lo tahu ga kelas ini sunyi karena ga ada lo."
"Ga ada yang berani membantah perkataan guru."
"Kita juga ga bisa melihat para cogan datang ke kelas."
"Lo juga harus tahu selama lo ga ada kak Gilang kembali lagi ke mode kulkas 1000 pintu."
"Dan asal lo tahu selama lo ga sekolah banyak para cewek mendekati kak Gilang apalagi tuh sih kak Keisha selalu lengket dengan kak Gilang."
"Eh bukan gitu Ngel kita cuma temenan aja kok ga lebih," ujar Gilang.
"Awalnya kita juga teman," ujar Angel sedikit ketus.
"Keknya akan ada perang dunia nih." Mereka tertawa melihat Gilang panik.
"Satuy aja gue ga papa, gue ga ingin merusak kebahagian gue dengan masalah yang ga penting."
"Maaf kita terlambat, tadi ada urusan yang sangat mendesak." Seketika Angel badmood karena ia sangat hapal dengan suara itu.
"Iya ga papa Pak," ujar kepala sekolah.
"Kenapa harus ada mereka? Bikin gue badmood tahu ga." Angel berbisik dengan Gilang, ia sedikit kesal dengan kedatangan mereka.
"Awalnya sih kita juga ga mau ada mereka tetapi mereka memohon agar diizinkan untuk ikut memberikan kejutan ini karena kita kasihan melihat mereka akhirnya kita ngebolehin mereka untuk ikut, lo harus terlihat bahagia kasihan mereka sudah susah payah menyiapkan ini semua untuk lo." Gilang berusaha memberikan pengertian kepada Angel.
Satu jam sudah berlalu, mereka masih merayakan kedatangan Angel.
"Ehem ayo kita mulai pelajaran, Angel udah rindu banget dengan pelajaran matematika." Angel sudah muak melihat wajah orang tua angkatnya.
"Keknya benturan dikepala Angel kuat banget sampai bisa merubah dirinya."
"Bisa jadi sih biasanya ia sangat ga suka pelajaran matematika, biasanya ia selalu cari alasan agar ga belajar."
"Biasanya ia bilang gini 'yang punya masalah x dengan y tapi yang disuruh mencari solusinya selalu kita' sekarang dengan mudahnya ia bilang mau belajar."
"Berarti sekarang Angel udah ada perkembangan." Syifa tahu mood Angel sedang buruk karena kedatangan orang tua angkatnya.
"Apa yang dikatakan Angel ada benarnya juga, sekarang lebih baik kalian pergi kekelas masing-masing, kita akan melanjutkan pelajaran." Akhirnya gilang beserta para sahabatnya pergi meninggalkan kelas XI IPA 2.
*******
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL (END)
Teen Fictionkata orang ayah adalah cinta pertama anak perempuannya kata orang ibu adalah tempat yang tepat untuk menceritakan keluh kesah kata orang rumah adalah tempat yang tepat untuk kita pulang tapi bagi gue itu semua hanya omong kosong, karena gue tidak p...