Angel ingin keluar dari ruangan kepala sekolah, ia sudah tidak tahan berlama-lama diruangan itu.
"Angel tunggu Papa ingin ngomong sesuatu sama kamu." Papa memegang tangan Angel.
"Angel udah tahu maksud kedatangan papa kesini pasti memaksa Angel untuk mendonorkan ginjal agar Mama kembali sehat."
"Tolong ngertiin Angel sekali saja, kalau Angel mendonorkan ginjal ke Mama berarti ginjal Angel tinggal satu dan Papa tahu kan nyawa Angel yang jadi taruhannya."
"Dengarkan penjelasan Papa dulu, Mama memang sakit dan sangat membutuhkan pendonor ginjal tapi Papa ga ada sedikitpun pikiran kalau kamu yang harus jadi pendonornya."
"Mama sangat berharap kamu datang menemuinya dirumah sakit, Mama sangat menyesali semua perbuatan yang telah dia perbuat selama ini ke kamu."
"Angel sering datang ke rumah sakit tanpa sepengetahuan kalian, Angel selalu melihat keadaan kalian walaupun dari jauh."
"Kenapa kamu tidak langsung masuk menemui Mama?" tanya Papa.
"Angel masih trauma dengan apa yang kalian lakukan difisik maupun mental Angel, Angel sudah berusaha menghilangkan trauma itu tapi sampai sekarang bayangan-bayangan itu masih menghantui Angel."
"Maaf kita sangat menyesali perbuatan kita selama ini." Papa tertunduk, ia sangat menyesal telah menyia-nyiakan anak seperti Angel.
"Udah Pa semuanya sudah terlanjur, Angel memang sudah memaafkan kalian tapi Angel tidak bisa melupakan perbuatan yang telah kalian perbuat, fisik masih bisa diobati tapi kalau sudah mental yang kena sangat sulit untuk sembuh."
"Sekarang Papa fokus dengan Keisha dan juga kesehatan Mama, Angel akan membantu mencari pendonor untuk Mama, kalau Papa butuh sesuatu bilang sama Angel siapa tau Angel bisa bantu." Lalu Angel keluar meninggalkan Papa dan juga kepala sekolah yang masih terdiam.
Sebelum ke kelas Angel pergi ketoilet terlebih dahulu untuk mencuci muka.
Sesampainya dikelas, ia melihat para sahabatnya yang masih setia berada didalam kelas.
"Kalian ga kekantin?" Angel ikut bergabung.
"Kita tuh dari tadi nungguin elo, mana bisa kita enak-enakan makan sedangkan Lo masih berada di ruang kepala sekolah."
"Ada apa?" tanya Gilang penasaran.
"Ga ada apa-apa kepala sekolah rindu sama gue karena kan sekarang gue ga pernah lagi bikin masalah."
"Yakin ga ada apa-apa? Aneh aja gitu tiba-tiba kepala sekolah manggil muridnya kalau ga ada sesuatu yang ingin dibicarakan."
"Apa ini bersangkutan dengan Keisha? Apa Lo bikin masalah dengan Keisha? tadi kan Papa Keisha datang ke sekolah."
"Ga kok gue ga ada masalah dengan Keisha, ayo ke kantin gue lapar bentar lagi masuk."
Sesampainya di kantin para cowo pergi untuk memesan makanan dan para cewek pergi ke meja paling pojok karena hanya tinggal itu meja yang kosong.
Beberapa menit kemudian makanan mereka datang.
"Silahkan tuan putri." Gilang memberikan nasi goreng pesanan Angel.
"Emang ya kalau lagi bucin ga tau tempat."
"Akhirnya kutub utara mencair juga."
Angel hanya tersenyum tipis, ia bingung harus sedih atau bahagia. Ia bahagia karena Papa sudah menyesali semuanya, papa sudah menganggap ia sebagai anaknya, penantian yang selama ini ia nantikan akhirnya sudah terwujud tetapi ia juga sedih karena sekarang Mamanya lagi tidak baik-baik saja, disatu sisi ia ingin sekali mendonorkan ginjalnya untuk Mama tetapi disisi lain ia tidak bisa hidup hanya dengan satu ginjal.
"Lo kenapa? dari tadi melamun terus." Marcel yang sedari memperhatikan sikap Angel berubah semenjak keluar dari ruang kepala sekolah.
"Gue ga papa," jawab Angel.
"Kalau Lo ada masalah cerita aja sama kita siapa tau kita bisa bantu," ujar Syifa.
"Kalaupun kita ga bisa bantu setidaknya Lo bisa lega karena udah berbagi masalah nya sama kita," sambung Sekar.
"Gue mau jujur sama kalian semua, sebenarnya gue...." Belum sempat Angel melanjutkan ceritanya ada seseorang yang datang kemeja mereka.
"Angel gue mau ngomong sama Lo." Tiba-tiba Keisha datang dan menarik tangan Angel.
"Ah Lo mah datang diwaktu yang tidak tepat."
"Ganggu aja Lo, kita tuh lagi ngomong serius," kesal mereka.
"Gue pinjam Angel sebentar nanti kalau urusan kita udah selesai gue pulangkan Angel ke kalian."
"Lo mau bawa Angel kemana?" tanya Gilang penasaran.
"Ini urusan gue dengan Angel kalian semua ga perlu tahu," ketus Keisha.
"Kalau gitu Lo ga boleh bawa Angel." Gilang menggenggam tangan Angel.
"Udah Lang biarin gue pergi dengan Keisha, ga usah khawatir gue akan baik-baik aja." Angel melepaskan genggaman Gilang.
Angel berlalu dengan Keisha meninggalkan mereka yang masih terdiam ditempatnya.
"Perasaan gue ga enak, gue takut Angel kenapa-kenapa, pasti ada sesuatu yang mereka sembunyikan dari kita," lirih Gilang.
"Udah kita doakan aja semoga Keisha ga berbuat kasar dengan Angel," ujar Brian.
*******
Jangan lupa follow, vote, komen dan krisarnya
Feedback juga boleh xixixi
Stay tune dan share cerita ANGEL ke teman kalian
See you next part 🤗
Salam manis dari aku ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL (END)
Teen Fictionkata orang ayah adalah cinta pertama anak perempuannya kata orang ibu adalah tempat yang tepat untuk menceritakan keluh kesah kata orang rumah adalah tempat yang tepat untuk kita pulang tapi bagi gue itu semua hanya omong kosong, karena gue tidak p...