Bagian 22

238 25 1
                                    

Setelah satu Minggu lebih akhirnya Gilang diperbolehkan sekolah karena lukanya sudah mengering.

Sesampainya diparkiran Gilang dan Syifa turun dari mobil, disusul oleh Angel dan para sahabatnya.

Para siswi berteriak heboh melihat Gilang kembali sekolah.

"Gilang makin hari makin ganteng aja."

"Akhirnya Gilang masuk sekolah lagi."

"Jadi betah gue disekolah."

"Baru seminggu ga ketemu Gilang tapi rasanya seperti setahun."

"Eh Gilang gimana luka Lo?" Keisha dan dua orang sahabatnya menghampiri Gilang.

"Alhamdulillah udah membaik," jawab Gilang.

"Nih gue bawa bekal untuk Lo." Keisha memberikan kotak makanan untuk Gilang.

"Makasih ya jadi ngerepotin."

"Ga ngerepotin kok."

"Cuma Gilang aja yang dikasih, untuk kita ga ada?" goda Andre.

"Hehe untuk kalian lain kali aja ya," ujar Keisha.

"Oh iya ini gue juga bawa untuk Angel, kalau boleh tau tangan Angel kenapa?, kemaren gue ga sengaja lihat tangannya terluka," lanjut Keisha.

"Bukan urusan Lo," jawab Angel dingin.

"Ini untuk Lo aja gue alergi seafood." Lalu Angel memberikan bekalnya kepada Andre.

"Eh sorry gue ga tau kalau Lo alergi seafood."

"Makanya ga usah pura-pura baik."

"Angel jaga ucapan Lo, Keisha udah baik ingin kasih bekal ke Lo, setidaknya Lo hargai pemberiannya," bentak Gilang.

"Ga papa Lang ini emang salah Gue, gue ga tau kalau Angel alergi seafood," lirih Keisha.

"Jangan menilai seseorang dari luarnya saja, karena belum tentu apa yang terlihat dari luar mencerminkan isi hati yang ada didalam dirinya."

"Seperti mawar yang indah yang memiliki duri, semakin baik orang terlihat dari luar maka semakin perlu kita ragukan hatinya."

Setelah mengatakan itu angel berlalu pergi meninggalkan mereka yang masih mencerna ucapan Angel.

"Angel sekali ngomong langsung bikin kita mikir keras," ujar Kelvin lelah.

"Angeeeelll tungguin kitaa." Syifa tersadar dari lamunannya dan melihat Angel telah menjauh.

Setelah sampai di kelas Angel duduk di kursinya, pagi ini mood nya lagi ga baik.

"Lo main tinggal aja," protes mereka setelah sampai ke dalam kelas.

"Suruh siapa kalian melamun," ujar Angel.

"Kita melamun juga karena mencerna ucapan Lo."

"Hm."

Setelah beberapa menit bel masuk berbunyi.

"Assalamualaikum dan selamat pagi semua." Guru matematika yang terkenal killer masuk dan menjelaskan materi tentang limit.

"Silahkan buka buku paketnya halam 115 dan kerjakan semua soalnya."

"Bu, saya permisi ketoilet." Angel berdiri dan setelah mendapat persetujuan dari gurunya, ia keluar dari kelas.

Kriinnggg

Bel yang mereka tunggu akhirnya berbunyi.

"Baik anak-anak sampai disini dulu perjumpaan kita untuk hari ini."

"Huuaa akhirnya istirahat juga, cacing diperut ku udah demo ingin makan."

"Angel kok ga masuk ya?"

"Eh iya ya pasti bolos lagi tuh anak."

"Mungkin dia butuh waktu untuk sendiri dulu, dilihat dari wajahnya setelah kejadian tadi pagi moodnya kurang baik.

"Ayo kita ke kantin setelah itu baru kita cari keberadaan Angel."

Mereka pergi menuju kantin untuk mengisi perutnya yang lapar, keadaan kantin sangat ramai tidak ada meja yang kosong.

"Heii sini." Kelvin melambaikan tangannya kepada Syifa.

"Angel mana?" tanya Gilang yang tidak melihat keberadaan Angel.

"Tadi katanya izin ke toilet tapi sampai sekarang belum balik juga," jawab Syifa.

Setelah selesai makan mereka berpencar untuk mencari keberadaan Angel.

"Udah cari kemana-mana tapi Angel ga ketemu juga." Mereka sudah mencari setiap sudut sekolah tetapi tidak juga menemukan keberadaan Angel.

Disisi lain Angel berada di gudang yang berada dibelakang sekolah.

BRAKK

"Njir suara apaan tuh?" kaget mereka.

"Keknya suaranya dari gudang deh," ujar Putri.

Mereka bergegas menuju gudang, "pintunya di kunci," ujar Andre.

BRAKK

BRAKKK

"Arrgghh gue benci sama Lo, kenapa Lo pura-pura baik dengan gue, Lo belum puas menghancurkan hidup gue." Ia melemparkan semua barang didekatnya.

"Eh itu keknya suara Angel," ujar Syifa.

"Angel itu Lo kan?, tolong buka pintunya," ujar mereka panik.

Tetapi Angel tidak perduli, ia tetap melampiaskan emosinya dengan barang yang berada di gudang.

"Ya udah kita dobrak aja pintunya," saran Gilang.

Setelah beberapa kali akhirnya pintunya terbuka, mereka kaget melihat kondisi gudang sangat berantakan.

"Angeeelll." Mereka menghampiri Angel.

"Pergi," ujar Angel datar.

"T-tapi...." Belum selesai mereka ngomong Angel melempar barang kepada mereka.

"Lo kenapa?, kalau lagi ada masalah cerita sama kita bukannya malah emosi ga jelas gini." Gilang mencoba mendekat lalu membawa Angel kedalam pelukannya.

Angel membalas pelukan Gilang, ia menenggelamkan kepalanya didada bidang Gilang, ia merasakan kenyamanan ketika berada di dekat Gilang.

"Kalau mau nangis, nangis aja ga usah ditahan." Gilang tahu Angel menahan air matanya agar tidak keluar.

Akhirnya pertahanan Angel runtuh, tangisnya pecah di dalam pelukan Gilang.

Setelah dirasa sudah mendingan Angel berusaha menghentikan tangisnya, "sorry baju Lo jadi basah gini," ujar Angel yang melihat baju Gilang basah karena air matanya.

"Iya ga papa," ujar Gilang.

"Gue permisi ke toilet dulu," pamit Angel.

"Kita ikut, kita takut kalau Lo kek gini lagi." ujar mereka.

"Ga usah gue cuma mau cuci muka aja kalian duluan aja ke kelas nanti gue nyusul." Ia berlalu pergi.

*******

Jangan lupa follow, vote dan komen

Stay tune dan share cerita ini keteman kalian

Follow Ig: nurhai_rani

See you next part 🤗

ANGEL (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang